MCP 18

167 9 2
                                    

Setelah berjalan agak jauh dan sudah masuk waktu maghrib, Fia dan teman-temannya berhasil menemukan rumah besar dengan nomor 52 dan sudah tertempel jelas nama mereka di depan pintu. Mereka pun mengucap salam dan mengetuk pintu, seorang pria paruh baya keluar dan mereka menjabat tangan pria paruh baya tersebut.

"Assalamualaikum, apa benar ini rumah Bapak Cahyo?"

Bagaimana Fia bisa tahu nama bapak itu? Ya karena dikertas nomor terdapat nama pemilik rumah.

Bapak itu pun memgangguk dan mempersilahkan mereka masuk.

Sebagai ketua regu, Fia menyampaikan beberapa kalimat basa basi dan menyerahkan sembako sebagai hadiah untuk tuan rumah yang telah bersedia mengizinkan mereka menginap beberapa hari di sana.

"Terimakasih atas izin bapak. Ini sembako dari kami untuk bapak dan sekeluarga". Ucap Fia sopan.

"Iya dek sama-sama. Anggap saja seperti di rumah sendiri ya".

"Iyaa pak terimakasih". Ucap mereka serempak.

Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya keluar membawa minum dan makanan.

Sepertinya itu istrinya bapak Cahyo. Batin Fia

"Dek silahkan diminum dan dicicip kuenya ya".

"Iya buk".

"Perkenalkan saya istri pak Cahyo, Bu Sari".

Mereka pun menjabat tangan Ibu Sari. Dan memperkenalkan nama mereka masing-masing.

"Setelah minum dan makan. Kalian boleh mandi terus shalat maghrib, anggap aja di rumah sendiri ya dek". Ucap Bu Sari

"Iya buk terimakasih".

***
Setelah mandi dan shalat mereka pun menata barang-barang mereka di kamar yang telah disediakan, karena kamarnya tidak terlalu besar, Pak Cahyo menyiapkan dua kamar untuk mereka. Fia, Bita dan Lina di kamar sebelah kanan yang agak sedikit besar sedangakan Ria dan Tini di kamar sebelah mereka.

"Nanti habis isya' kita kumpulkan?" Tanya Lina

"Iyaaaaaaaaa". Ucap Fia dengan malas, karena dia masih sangat capek dan mengantuk.

"Tenang aja sih Fii nanti kumpulnya sih katanya hanya permainan aja kok, katanya ada pertunjukan dari warga sini untuk menyambut kita". Jelas Tini

Mereka sekarang lagi kumpul di ruang keluarga menonton tv bersama Bu Sari sedangkan Pak Cahyo izin keluar tadi.

Tak lama kemudian terdengar suara sepeda motor sport yang parkir di depan rumah Bu Sari.

"Itu sepertinya anak ibuk udah pulang, sebentar ya ibu ke depan dulu". Izin Bu Sari.

"Iya bu". Jawab mereka serempak.

Suara derap langkah kaki berjalan menuju mereka.

"Kenalkan ini anak Ibuk, namanya Bara. Bara salam dong ke mereka". Ucap Bu Sari.

Fia dkk serentak menoleh kearah dua orang yang berdiri di pinggir tempat duduk mereka.

Seorang pemuda bernama Bara pun menjabat tangan masing-masing gadis itu.

"Bita".

"Tini".

"Ria".

"Lina".

"Fia". Bara sedikit terkejut dengan Fia. Pemuda itu sampai lupa melepas tautan tangannya dari Fia, sampai....

"Ekhemm!" Deheman Bu Sari membuyarkan pandangan Bara ke Fia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cool PradanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang