16. Yes, I love you

2.3K 269 27
                                    

Sudut mata Hera lagi-lagi melirik ponsel hitam yang tergeletak di atas meja, benda pipih itu sudah terhitung lebih dari sepuluh kali bergetar. Tapi sang pemilik hanya diam saja, tidak ada niatan untuk mengambil bahkan melihat saja enggan.

Gadis ber hodie merah tua itu justru berbaring di atas ranjang setiap hari, bersama beberapa bekas tisu putih yang berceceran di sekitarnya.

Hera menghembuskan nafas kasar, telinganya sudah tidak tahan lagi, karena ponsel Keyla yang terus saja berbunyi. Mengganggu dirinya yang sedang menonton televisi. Dengan gerakan cepat gadis ini bangkit dari duduknya meletakan snack yang ia pegang lalu meraih benda itu.

“Kau tidak ingin menjawabnya?” Hera melirik Keyla sebentar lalu kembali melihat layar ponsel yang masih berbunyi. Tapi beberapa detik setelahnya kembali diam.

Keyla tidak menyahut, kepalanya menggeleng lirih. masih setia pada posisinya tidak ada niatan untuk bergerak. Ia sudah tahu siapa yang menelfon, saat pertama kali ponselnya berbunyi nama ‘Pria Dingin' yang terpampang di layar.

Jadi Keyla sama sekali tidak berniat menjawab.

“Kau yakin?” Tanya Hera saat benda di tangannya kembali berbunyi.

Hal itu berhasil mengalihkan atensi Keyla, ia menoleh pada Hera yang berdiri di belakangnya. Mendekatkan layar ponsel yang menunjukkan nama pemanggil 'Bibi Min’.

Melihat itu Keyla langsung bangkit, merebut cepat ponselnya lalu mendongak menatap Hera dengan raut wajah kaget bercampur bingung. “Astaga, apa yang harus aku lakukan?”

Hera mengambil duduk di depan Keyla, “ Kau harus menjawabnya."

“Hah? Aku tidak mau, nanti kalau dia bertanya macam-macam aku harus bicara apa?” Keyla jadi panik sendiri.

Karena geram, Hera kembali merebut ponsel Keyla lalu dengan cepat menggeser dial hijau dan kembali menyerahkannya pada Keyla.

“Jawab yang jujur saja, kau kan anak baik.” Bisiknya sambil tersenyum jail lalu beringsut pergi begitu saja, membuat Keyla kesal pada Hera.

Hallo Keyla.” Itu kata pertama saat Keyla mendekatkan ponsel pada telinganya.

“I-iya bi"

Apa kau sedang di luar, Kenapa di apartemen tidak ada orang?”

Butuh waktu beberapa detik untuk melontarkan jawaban yang pas. “Oh i-iya bi, aku sedang menginap di rumah temanku jadi di apartemen memang tidak ada orang.”

Kalau Yoongi?”

Kali ini Keyla diam lumayan lama, ia meringis sendiri sambil menggaruk belakang kepalanya. Lalu menoleh pada Hera meminta bantuan gadis itu. Tapi Hera justru mengedikan bahu, Tidak peduli.

“Tidak tahu,” jawab Keyla akhirnya.

Ah anak itu pasti di studio musiknya, baiklah bibi akan menghubungi Yoongi dulu. kau bisa kembali ke apartemen sekarang, bibi membawa banyak makanan jadi sayang kalau tidak ada yang makan.”

Keyla menggigit bibir bawahnya pelan, sebenarnya ia belum mau kembali ke apartemen apalagi untuk bertemu Yoongi. Tapi di sisi lain ia juga tidak sopan jika menolak permintaan Bini Min.

“Baikkah bi, aku akan pulang.”

●~●

“Paman mu baru saja melakukan perjalanan bisnis ke Belanda beberapa hari yang lalu, Bibi ikut menemaninya jadi sekalian saja aku belikan Oleh-oleh untukmu dan Yoongi.”

Nyonya Min sibuk mengeluarkan beberapa makanan dan juga pakaian dari kantong belanjaan bermerek terkenal.

“Seharusnya Bibi tidak usah repot-repot,” Keyla berujar sambil memberikan senyum tipis, sedikit terpaksa.

My first love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang