18. Don't Go

2.2K 249 15
                                    

Dada Yoongi naik turun mengais udara, langkah kakinya terhenti tepat setelah ia berdiri di depan pintu apartemen.

Setelah mematung hampir tiga menit untuk menetralkan deru nafas, Yoongi segera menggerakkan jari memasukkan kode password untuk segera masuk setelah pintu terbuka.

Pandangan Yoongi mengedar ke seluruh penjuru ruangan, jantungnya tiba-tiba bergemuruh hebat. Dengan tergesa-gesa ia berjalan menuju kamar yang berada tepat di sebelah kananya. Tangan Yoongi bergerak cepat memutar knop pintu berwarna silver itu.

Tubuh Yoongi langsung membeku saat tidak menemukan siapa pun di dalam sana. Tepat setelah ia melangkah masuk, bahkan matanya tidak sengaja menemukan pintu lemari yang sedikit terbuka tepat saat Yoongi membuka lebar tempat pakaian itu. Ia langsung mengumpat pelan sambil mengacak rambut gusar.

Yoongi terlambat.

Keyla sudah pergi.


●~●


“Keyla tidak memberitahu ibu ia akan pindah ke mana?”

“Hem baiklah.”

Nafas Yoongi berhembus berat, setelah mengakhiri panggilan dengan ibunya. Yoongi tidak boleh diam saja, ia langsung bergegas meninggalkan apartemen untuk mencari keberadaan gadis itu.

Hyung"

Yoongi menolehkan kepala saat seseorang memanggil namanya, “Namjoon.”

Pria yang sedang bersandar di mobil itu tersenyum lebar saat Yoongi berjalan menghampirinya.

“Sedang apa kau disini?”  Tanya Yoongi dengan raut wajah bingung.

Yang ditanya justru mengangkat bahu acuh setelah itu berjalan memutar menuju kursi kemudi.

“Ayo, aku akan membawamu menemui Keyla.” Ujar Namjoon setelah itu masuk ke dalam mobil.

Hampir lima belas menit mereka menempuh perjalanan, hingga akhirnya mobil putih milik Namjoon berhenti tepat di depan sebuah flat.

“Ini rumah Hera, Keyla ada di sana.” Kata Namjoon setelah melihat raut kebingungan di wajah sahabatnya.

Yoongi menoleh sekilas pada Namjoon sebelum kembali memusatkan pandangan ke samping, Tepatnya di rumah Hera.

“Temui dia Hyung.”

Kepala Yoongi mengangguk mantap lalu segera turun dari mobil, tanpa disuruh pun ia akan menemui gadisnya.

“Yoongi”

Suara Hera berhasil mengalihkan atensi  Keyla, ia yang tadinya duduk di sofa langsung beranjak saat menemukan pria yang ia pikirkan beberapa hari ini, sedang berdiri di ambang pintu tepat setelah Hera membuka papan persegi berwarna coklat itu.

Suasana mendadak hening, sudut mata Hera tidak sengaja menemukan mobil milik Namjoon yang terparkir di depan rumahnya.

Hera melirik Keyla dan Yoongi bergantian sebelum membuka suara. “Kalian harus berbicara berdua, tidak ada gunanya menghindar. Kalian sudah sama-sama dewasa, jadi selesaikan masalah ini secepatnya.”

Setelah berkata seperti itu, Hera langsung melangkah keluar rumah untuk menemui kekasihnya.

Ia tidak boleh terlalu ikut campur urusan kedua sejoli yang sebenarnya sama-sama saling mencintai ini.

Sejak tadi Yoongi tidak memutus pandangannya dari Keyla, berbeda dengan gadis itu yang justru memalingkan wajahnya.

“Key" panggil Yoongi pelan setelah ia berdiri tepat di hadapan gadis ini.

Perkataan Yoongi sama sekali tidak di gubris, pria berkulit putih pucat ini menggigit bibir bawah pelan. Dadanya tiba-tiba terasa sesak seakan ada sesuatu yang mendorongnya saat melihat tangan Keyla mengepal di samping tubuh. Bahkan mata gadis itu sudah berair saat akhirnya Keyla mendongakkan pandangan, Menatapnya.

“Jangan per---"

“Jelaskan padaku,” potong Keyla sedetik kemudian.

“Beritahu aku semuanya, aku ingin mendengar alasan langsung darimu.”

●~●

Keputusan ini memang sudah Keyla pikirkan sebelumnya, mau sekuat apa pun ia pergi tapi tetap saja. Masalah tidak akan selesai jika dihindari dan jalan satu-satunya ialah menghadapi apa pun yang terjadi di depan nanti.

Karena dirasa cukup dewasa, jadi Keyla tidak ingin seperti anak kecil yang berpikir dan bertindak pendek tanpa memikirkan akibatnya nanti.

Keyla menahan egonya dan berusaha menyelesaikan semua bersama Yoongi, tidak mau termakan rasa penasaran terlalu lama. Jadi ia ingin mendengar penjelasan langsung dari Yoongi. Apa pun yang akan dikatakan pria ini maka Keyla akan mempertimbangkan, walaupun pada kenyataannya.

Keyla tidak bisa membantah kalau dia masih mencintai pria dingin ini.

Sudut mata Keyla tidak sengaja menangkap sesuatu yang melingkari pergelangan tangan kanan Yoongi.

“Sejak kapan kau memakai gelang itu?” mata Keyla masih melirik gelang hitam itu. Membuat sang pemilik juga ikut mengalihkan pandangan ke tangannya.

“Ini--"

“Ah, pertanyaanku salah seharusnya aku bertanya. Kapan kau menemukan gelang itu?” Keyla melayangkan pertanyaan itu sambil menatap Yoongi dengan pandangan yang  sulit di artikan.

“Key,” panggil Yoongi dengan suara pelan, ia memuat tubuh ke samping, menghadap Keyla.

Yoongi tidak tahu memulai pembicaraan dari mana, ia sangat bingung karena kata maaf pun tidak bisa membayar apa yang sudah ia lakukan pada gadis ini.

“Jadi kenapa selama ini tidak bilang padaku, kalau sebenarnya kau itu Suga?” Keyla menjeda kalimatnya beberapa detik, pandangan matanya masih menatap Yoongi tajam. “Seharusnya kau mengatakan itu dari awal, supaya ingatanku cepat kembali. Jadi aku tidak perlu tinggal bersamamu.”

“Maafkan aku,” ujar pria ini pelan. “Dulu saat ibu mengatakan Kalau kau akan tinggal di Seoul, aku sempat tidak percaya. Aku merasa sangat bersalah dan takut bertemu denganmu, aku takut kau akan marah dan membenciku. Karena--" Yoongi menghentikan kalimatnya.

“Karena aku tahu itu yang akan kau lakukan jika bertemu denganku lagi.” Lidah Yoongi menyapu bibir bawahnya. Lalu tangannya bergerak mengambil sebelah tangan Keyla.

“Key, Itu hal yang paling aku takutkan sejak dulu tepat setelah meninggalkanmu di Daegu. Apalagi saat tahu kejadian kau mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatan karena diriku, Aku menjadi sangat takut kau tidak mau menemuiku lagi.” Suara Yoongi semakin memelan.

“Itu sebabnya kau berpura-pura tidak mengenaliku saat kita bertemu lagi?”

Kepala Yoongi mengangguk pelan, “Saat ibu mengatakan tentang kejadian itu. Aku benar-benar merasa bersalah tapi di sisi lain aku juga ingin melihatmu lagi. Jadi aku terpaksa melakukannya.”

Keyla tersenyum miring, menyadari bagaimana bodoh dirinya.

Jari Yoongi mengelus punggung tangan Keyla yang sejak tadi ia genggam. Kepalanya menunduk dalam, ia tidak kuat menatap mata Keyla. “Maafkan aku.” Lirih Yoongi.

“Aku membencimu,” tepat setelah Keyla mengatakan itu. Genggaman Yoongi pada tangannya semakin mengerat.

“Tapi bodohnya aku tetap saja mencintaimu.”

Yoongi sontak mendongakkan kepalanya, matanya berbinar menatap gadis itu. Ia beringsut mendekat pada Keyla lalu tangannya terangkat memegang kedua sisi wajah gadis ini.

“Percayalah, aku lebih mencintaimu Keyla”

Sorot mata Keyla memicing tajam, ia lalu mendorong dada Yoongi cukup kuat. “Pembohong.”

“Aku serius Keyla.” Kata Yoongi yakin.

“Kalau serius, kenapa kau selalu menghindar setiap kali aku bertanya tentang--" suara Keyla yang tadinya meninggi tiba-tiba terhenti, nafasnya sedikit memburu. Tatapanya masih tajam menusuk Yoongi.

“Tentang apa?” bingung Yoongi, ia tidak tahu apa yang Keyla maksud.

“Kau yang mengajakku pacaran saat kita pertama kali bertemu.”

Dua detik Yoongi terdiam, lalu bibirnya tersenyum miring.

Ah, sepertinya ia harus menjelaskan masalah yang ini pada Keyla.



Bucin bngt udah Keyla kalau sama Yoongi mah.

Lemah ih mudah bngt luluh, payah. 🤪
.

.

Semakin gaje, gpp mau ending juga haha

.

Makasih sudah baca💜


My first love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang