25

2.2K 224 57
                                    

VOTE DULU
-----------------------------------------------------------

Berakhirlah Yeji dan Jeno duduk kembali di ruang konseling. lagi-lagi mendapat tatapan tajam dari pak Suho.

Pak Suho mengetuk-ngetukan jarinya pada meja kaca. Berpikir apa yang harus di katakan pada anak muridnya kali ini.

"Jeno? Silahkan tunggu di luar." pak Suho akhirnya bersuara.

Jeno meremat tangan Yeji.
"Bapak usir saya keluar, Yeji juga harus keluar."

Pak Suho mendengus. "Oke. Kamu boleh diem disini." pasrah pak Suho. "Jadi sebenarnya apa yang terjadi? Yeji?" Pak suho kembali menatap tajam pada Yeji yang sejak tadi hanya nunduk tak berkutik.

"Yeji?"

"Hwang Yeji?!"

"Yeji? Saya tahu telinga kamu tidak bermasalah!" keras Pak Suho.

"Pak! Apa teriak bakal bisa buat Yeji ngomong?" kesal Jeno ke pak suho.

Pak suho lagi-lagi melingus. "terus saya harus bagaimana?!" kesal pak suho balik.

"hukum aja saya, Pak. Saya yang hajar dia duluan." suara Yeji setelah cukup lama bungkam.

"Yeji?!" Jeno kaget sendiri.

Pak suho menghembuskan nafasnya bingung.

"kalian silahkan keluar. Nanti saya pikirkan hukuman apa yang pantas buat kamu, Yeji. Dan saya mohon, jenguk Jessy di rumah sakit. Minta maaf dengan tulus pada keluarganya." final pak Suho.

Bukannya menyahuti, Yeji hanya nyelingus keluar tanpa permisi, yang di ikuti langsung oleh Jeno. Pak suho menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

-------------------------------

Jessy masih terbaring lemas di atas brankar rumah sakit harapan. Sejak tadi, Jessy masih belum sadarkan diri. Wajahnya penuh lebam biru yang hampir menghitam, kepalanya kini terlilit oleh kain kasa, lehernya perlu gips untuk menopang leher Jessy agr tetap tegap.

Hanya suara mesin penghangat yang berbunyi di keheningan ruangan ini.

Seseorang sejak tadi duduk di sebelah brankar memandangi wajah Jessy penuh iba.

"Maafin gue. Karna gue sebar foto itu, lo yang kena imbasnya. Padahal lo udah larang gue buat gak nyebar foto itu." suara laki-laki itu. Tak mendapat sahutan dari Jessy. Laki-laki itu terus berbicara sendiri.

"Maaf juga karna gue maksa lo buat rebut Jeno dari Yeji. Sampai lo harus ngelakuin hal keji sekalipun." ujarnya lagi.

"Meski lo gak suka Jeno, lo tetap ngelakuin itu demi gue." tangannya mengusap kepala Jessy yang terbalut kain kasa.

"Lo cewek terbodoh yang pernah gue kenal." laki-laki itu kini ngesmirk.

"ngelakuin apapun buat orang yang sama sekali gak bales perasaan lo." laki-laki itu menepuk pelan pipi kanan Jessy.

lalu pergi keluar dari ruangan dimana Jessy di rawat.

--------------------------

The Reason • JENO [✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang