VOTE DULU!
-----------------------------------------------------------Entah kenapa rasanya Yeji tak ingin jauh dari sosok Jeno. Saat ini Yeji mendudukan dirinya pada kursi beton pinggir lapangan. Setia memandangi Jeno yang bermain basket sendirinya di lapangan dekat sungai Han.
Setiap bola yang masuk dalam ring membuat Yeji tersenyum bangga begitu juga Jeno yang akan terus tersenyum ke arah Yeji.
Jeno mendekat dan mensejajarkan pandangannya pada Yeji yang kini duduk di kursi beton. Jeno jongkok di depan Yeji memandangi gadis yang sejak tadi tersenyum senang.
"Gak capek apa main sendiri dari tadi?" Yeji mengusap dahi Jeno yang berkeringat dengan handuk kecil yang sudah di siapkannya dari rumah.
"Gak, gue gak capek sama sekali. Malah makin semangat karna ada lo disini." Jeno menyelipkan anak rambut Yeji ke belakang telinga.
"Dih, ngerdus." Yeji mendorong bahu Jeno pelan, membuat Jeno terkekeh gemas.
"Pulang yuk, udah gelap." Yeji mengangguk. Kemudian Jeno memberikan lengannya agar Yeji dapat berpegangan disana, Yeji tidak menggunakan alat perangga lagi. Ia memilih agar Jeno menjadi alat perangganya.
Kurang dari 15 menit mereka sampai di rumah Jeno. Sebelumnya, Jeno sudah meminta izin pada Yoona dan juga Minhyun untuk mengajak Yeji pergi bermain. Orang tua nya gak tau aja, kalo mereka sekarang lagi pacaran.
"Yeji, kaki kamu udah baikan?" Tanya Ilhwa saat melihat siapa yang kini berada di sebelah anaknya.
"Iya, lumayanlah Tan." sahut Yeji menyipitkan matanya senyum.
"itu Yuna di ruang tv sama Jisung lagi main PlayStation." Yeji membelalakan matanya.
"Sejak kapan mereka jadi deket?" Yeji menatap Jeno. Namun, Jeno hanya tersenyum karna Jeno sudah tau apa yang terjadi antara Jisung dan Yuna.
"Jeno. Yeji. Mama tinggal dulu ya. Mama mau jenguk tante Taeyon, kemarin habis lahiran."
Jeno dan Yeji mengangguk kemudian Ilhwa meninggalkan mereka. Syukurlah, Mama Jeno sekarang sudah sehat kembali.
Jeno dan Yeji berjalan mendekati ruang tv, tampak Yuna dan Jisung yang sekarang sedang duduk berdua di depan tv besar dengan jarak yang bisa di bilang sangat berdekatan.
"Woy lo bocah bedua! Ngapain mepet-mepet gitu?!" sarkas Yeji, Jisung terlonjak kaget dan menjauhkan tubuhnya dari Yuna. Namun, Yuna memandang kesal ke arah Yeji.
"Ganggu aja tau gak!" cibir Yuna.
"Dih! Ngaku kalian mau ngapain barusan?! Masih kecil udah mau begituan?!" keras Yeji.
"Woy woy woy! Jangan asal nyerocos mulutnya. Orang Jisung kelilipan. Gue mau tiupin. Heran deh! Nethink mulu perasaan." keras Yuna tak mau kalah.
Jeno menggerakkan kepalanya mengkode Jisung untuk membawa Yuna menjauh dari Yeji.
Jeno kemudian menarik tangan Yeji agar berpengangan di tangnnya dan membawanya ke kamarnya di lantai dua.
"Udah, mending ke kamar gue aja." Yeji kemudian mengangguk.
-------------------------------
Jisung membawa Yuna ke taman belakang rumah Jeno.
"Untung aja gak ketauan. Maaf ya tadi gue kelolosan." Ucap Jisung meremat pergelangan tangan Yuna.
"Harusnya lo cium gue langsung. Tapi, lo gak becanda kan nembak gue Tadi?" tanya Yuna memanyunkan bibirnya.
Jisung memainkan poni Yuna. "Iya gak lah, gue serius. Gue suka sama lo dari pertama kita ketemu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reason • JENO [✔️]
Fiksi Penggemar[17+] Sejak di tinggal Mamanya, Yeji tak begitu mengharapkan Cinta pada hidupnya. Hingga dimana kehadiran Jeno merubah segalanya. Note: Banyak adegan yang -tit- #sensor# Coba aja baca dulu siapa tau suka. Aku berharapnya kalian suka. Selamat memba...