14 - Rain

1.7K 152 5
                                    

"Kenalilah bagaimana tujuannya, maka kau akan mengerti bagaimana indahnya jatuh cinta dengan objek tujuan yang tepat."
-Leece

~•~

Makan malam baru saja selesai beberapa menit yang lalu karena semua piring sudah diangkat oleh para asisten rumah tangga dan meja makan itu sudah di bersihkan.

Kini Jisoo sudah berada di balkon kamar milik Chenle kecil. Jisoo sedang menikmati dinginnya lemon tea yang ia bawa dari dapur untuk menemaninya menikmati indahnya musim semi pada malam hari di langit Gangnam yang ramai penduduk.

"Chenle tidur di kamarku," kata Junmyeon begitu dirinya berjalan mendekati Jisoo yang sedikit terkejut dengan kehadiran ayah satu anak itu.

"Kau tidak memindahkannya kemari?" tanya Jisoo ketika Junmyeon duduk di kursi kayu yang tersisa satu di dekatnya.

"Dia bilang dia ingin tidur dengan orangtuanya yang lengkap. Chenle ingin tidur dengan mu dan aku di kasur yang sama," perkataan Junmyeon membuat Jisoo langsung menatap ke lain arah. Jisoo di landa bingung yang datang tiba-tiba tanpa permisi.

"Tapi jika kau keberatan kau bisa tidur dengannya dan aku akan tidur disini. Katakan saja padanya kala—."

"Mari kita tidur bersama dengannya," perkataan Jisoo yang memotong ucapan Junmyeon membuat laki-laki itu menatap intens dirinya. Jisoo tersenyum penuh makna.

"Kita harus mengikuti kemauannya," ujar Jisoo sembari bangkit berdiri setelah meneguk habis lemon tea nya.

Junmyeon menarik Jisoo begitu gadis itu melewati langkahnya. Jisoo berhenti di hadapan Junmyeon dengan keadaan duda anak satu itu menggenggam tangan Jisoo.

Junmyeon berdiri sembari menarik Jisoo kedalam pelukannya. Jisoo membeku seketika, dirinya nyaris limbung jika saja Junmyeon tak memeluknya dengan erat.

"Terimakasih karena sudah berkorban besar untuk ini semua," lirih Junmyeon sembari mengelus-elus surai panjang Jisoo.

Jisoo membalas pelukan Junmyeon dengan pelukan juga. "Aku tidak berkorban apapun, Junmyeon-ah. Aku melakukan ini dengan senang hati tanpa niatan apapun," kata Jisoo sembari mengelus-elus punggung Junmyeon.

"Jisoo-ah, sudahkah kau jatuh cinta dengan ku?" pertanyaan Junmyeon itu membuat Jisoo sontak memberhentikan elusannya pada punggung Junmyeon.

"Karena aku tidak ingin gagal untuk yang kali kedua," ucapan Junmyeon bersamaan dengan lepasnya pelukan dirinya yang tadi memeluk Jisoo dengan erat.

"Aku tidak ingin merasakan pengkhianatan untuk kali kedua, aku tidak ingin membuat Chenle bingung dengan semua ini. Aku tidak ingin kekayaan ku lah yang menjadi alasan hancurnya aku," perkataan Junmyeon membuat Jisoo secara tiba-tiba menyeka air mata yang siap meluncur dari mata Junmyeon

"Kita berdua saling berusaha untuk mencintai satu sama lain. Junmyeon-ah, aku pun tidak ingin gagal untuk pernikahan pertama ku. Karena pernikahan adalah sesuatu yang akan aku lakukan sekali seumur hidup ku," Jisoo sukses meluncurkan air matanya bebas tanpa hambatan begitu kalimat itu terucap bebas.

"Aku tau tidak mudah bagi mu untuk melupakan cinta pertama mu beserta pengkhianatan yang di lakukan oleh ibunya Chenle, tapi aku mohon bukalah hati mu agar aku bisa masuk tanpa usaha yang melelahkan," Kata Jisoo lagi sembari menyentuh dada Junmyeon yang langsung di tangkap oleh Junmyeon dengan kedua tangannya.

"Bagaimana jika aku sudah mencintai mu sejak pertama kali kau ada di pemberitaan Korea?" Jisoo langsung menggeleng.

"Karena aku mirip dengan ibunya Chenle?" ucapan Jisoo membuat Junmyeon menatapnya dengan raut wajah yang serius. Junmyeon sedikit mengeraskan rahangnya dan kemudian menggeleng lemah.

Jisoo membelai wajah Junmyeon yang mengeraskan rahangnya bersamaan dengan rintikan hujan yang membasahi tanah hitam Gangnam.

"Jika kau mirip dengan ibunya Chenle, aku bersumpah akan membunuhmu di depan keluarga mu begitu Appa mengundang mu kerumah ini. Tapi Jisoo-ah, aku tidak melakukannya," Jisoo mengangguk dengan air mata yang mengalir deras membasahi pipi mulusnya.

"Jadi bisakah kau mencintai ku kembali, Jichu?" Jisoo tersenyum lebar dengan nada tawa yang tertahan juga airmata yang masih mengalir di pipi gadis itu. Jisoo mengangguk seolah mengiyakan perkataan Junmyeon.

"Tuntun aku, agar aku tahu bagaimana cara mencintai mu."

~•~

Chaeyoung langsung lari ketakutan sembari mengetuk pintu kamar Chanyeol begitu hujan deras terlihat dari jendela kamarnya. Dengan perasaan yang berpacu hebat, Chaeyoung membawa Renjun kecil di gendongannya ketika berlari meninggalkan kamar bocah kecil itu.

Chanyeol membuka pintu kamar dan Chaeyoung langsung memasukinya dan meletakkan Renjun kecil di kasur besar ayahnya itu. Chanyeol menutup pintu kala melihat Chaeyoung yang duduk memeluk kakinya di lantai bawah begitu gadis itu selesai meletakkan Renjun kecil dengan hati-hati.

Dengan wajah yang memucat hebat juga air mata yang mengalir deras, Chaeyoung memeluk kakinya dan menyembunyikan wajahnya di antara kedua kakinya.

Chanyeol mendatangi Chaeyoung lalu mengguncangnya karena gadis itu tak menghiraukan panggilannya.

"Kenapa?" tanya Chanyeol ketika dirinya duduk di depan Chaeyoung.

Chaeyoung mendongakkan kepalanya, menatap Chanyeol yang melemahkan pandangannya. Chaeyoung menggeleng sembari menunjuk jendela Chanyeol yang masih belum tertutup oleh gorden dan menyebabkan Chaeyoung masih bisa melihat bagaimana hujan itu turun begitu derasnya.

"Aku.... Aku takut... Hujan.... Chanyeol-ie," lirih Chaeyoung dan Chanyeol langsung bergerak cepat untuk menutup gorden itu dan menarik Chaeyoung ke dalam pelukannya.

Chaeyoung langsung menangis hebat bersamaan dengan suara guntur yang menyebabkan gadis itu meremas baju Chanyeol yang memberikan tubuhnya untuk di peluk oleh Chaeyoung.

"Tenanglah, ada aku disini," ujar Chanyeol menenangkan Chaeyoung yang menggeleng lemah di dalam pelukannya.

"Ini sangat dingin, Chanyeol-ie," lalu Chanyeol mengambil remot kontrol untuk mematikan air conditioner nya. Namun, Chaeyoung langsung mencegah perlakuan Chanyeol.

"Ada Renjun. Dia tidak tahan dengan cuaca yang panas," kata Chaeyoung yang membuat Chanyeol tanpa berpikir panjang langsung menariknya untuk mengikutinya berjalan ke walk in closet. Satu-satunya ruangan yang kedap suara dan tidak memiliki jendela.

Chanyeol mengambil mantel hangatnya, memakainya setelah dirinya membuka kaus hitam yang tadi membungkus dirinya. Kemudian Chanyeol menarik Chaeyoung dalam pelukannya yang sedang bertelanjang dada

"Tenanglah, sekarang kau sudah hangat, Chaeyoung-ah."

~•~

"Hujan tak selamanya membuat mu menangis karena membawa kenangan pahit. Ada kalanya, dimana hujan akan membuatmu tersenyum karena membawa kenangan yang indah."
-Leece

Arranged Marriage [Blackxo vers.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang