Highlight 2

467 57 39
                                    

Rasanya Sarada baru saja menggerutu, tak terasa langkah kaki telah mengantarkan mereka di halaman depan Osaka City University. Dalam lamunan, tiba-tiba Sarada tersentak karena tubuhnya yang digiring oleh sahabat ungunya.

"Ayo Sarada, ini pasti menyenangkan!"

"Tu..Tunggu, Sumire!!"

Highlight




Prefektur Kyoto, Jepang

Kogune Jiin

02. 30 PM


Ada sebuah kuil kuno yang letaknya jauh dari keramaian. Lebih tepatnya, kuil ini terdapat di tengah hutan yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki mengikuti jalan setapak yang agak licin karena guyuran hujan.

"Seram sekali."

"Ssst.. Jangan bilang apa-apa Sumire. Aku juga takut."

Diantara rombongan yang tertawa dan bercanda ria, Sarada dan Sumire hanya bisa berbisik merasakan tengkuk mereka yang terasa kaku dengan suasana lembab menyapa kulit mereka.

Tak lama kemudian, wajah kuil yang terbuat dari emas di bagian puncaknya terlihat. Bangunan itu terbilang sangat kokoh dan megah ketimbang disebut bangunan kuno dengan nilai sejarah. Namun keindahan yang disuguhkan bangunan itu malah membuat Sarada dan Sumire bergidik ngeri. Mereka merasakan ada aura yang berbeda dari bangunan itu.

"Nah, inilah yang disebut sebagai kuil emas. Dari sini, kalian bisa bertanya banyak hal tentang sejarah kuil ini pada Tuan Oonoki. Beliau adalah penjaga kuil ini."

Ucap salah satu dosen. Semua serempak menatap kakek bertubuh pendek yang sepertinya tidak terlalu ramah di hadapan mereka. Usianya mungkin sudah 100 tahun lebih dilihat dari perawakannya.

"Ok, jadi kita harus masuk kesana juga? Ini lebih bagus disebut uji nyali!"

"Sarada, kecilkan suaramu!"

"Iya."

Baru saja hendak melangkah, Sumire dikejutkan oleh sekelebat binatang kecil berwarna kecoklatan melompat di hadapannya.

"A-apa itu tadi?"

"Nggak tau. Kayanya tupai deh!"

Sumire mengangguk pelan berusaha mengabaikan rasa cemas dalam hatinya. Disini memang banyak orang tapi aura menakutkan tak kunjung redam oleh riuhnya para mahasiswa yang sibuk keliling sambil bertanya beberapa hal pada tuan Oonoki. Pelan namun pasti, Sarada dan Sumire menginjakkan kaki ke lantai kuil yang sepertinya dilapisi emas juga. Bayangkan berapa harga jualnya jika ada yang berniat menjual belikan bangunan kuno ini! Menyadari pikiran jahil mampir, dua gadis itu hanya terkekeh pelan.

"Kalian tidak ingin bertanya padaku?"

Andai Sarada dan Sumire sedang keadaan lemah, mungkin pertanyaan tuan Oonoki bisa membuat mereka terkena serangan jantung mendadak.Mereka hanya menjawab dengan anggukan lalu mulai bertanya tentang apa saja di kuil itu.

Bagus, ada banyak info yang mereka dapatkan. Setelah banyak mencatat, Sarada teralihkan sebuah ruangan yang tertutup. Di dalam ada lukisan kuno yang terpampang tak jauh di hadapannya. Lukisan itu menempel di dinding ruangan sempit yang dipenuhi aroma wangi yang dihasilkan oleh asap dupa. Tanpa sadar, Sarada telah memisahkan diri dengan Sumire dan yang lainnya.

"Rubah ekor sembilan dan ular naga putih berkepala delapan dengan ekor berjumlah delapan. Lukisan macam apa ini?"

"Sarada, apa yang kamu lakukan disini?"

HighlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang