Highlight 20

213 30 31
                                    

Mata merah saga yang bersinar adalah yang pertama dilihat olehnya. Ingin rasanya berteriak meminta pertolongan namun suaranya terasa tersangkut. Sumire hanya membelalak takut dengan tubuh yang gemetar. Suasana berubah mencekam saat makhluk rubah berekor sembilan itu mulai mengangkat tangannya.

Ku mohon jangan sakiti aku. Ku mohon, Kyuubi no Kistune.."


Highlight



Sumire melirih dengan linangan air mata. Sang Kyuubi merasa tersentak saat air mata penuh itu mengalir di wajah gadis berambut ungu. Tak ada yang bisa dilakukan saat ini selain memohon pada siluman Kyuubi.

Lain halnya dengan Yamagata no Orochi yang menghadapi Sarada yang berdiri gemetar dengan tongkat baseball di tangannya. Tidak seperti Sumire, Sarada memberanikan diri untuk menghadapi naga berkepala delapan yang sering disebut orangtuanya di mimpi.

"Tak kusangka keberadaanmu nyata."

Suara Sarada tercekat menahan rasa takut yang disambut geraman oleh makhluk aneh itu.

"Jawab aku, apa yang kau inginkan?! Kenapa kau merampas semua kebahagiaanku?!"

Sarada tidak mendapatkan jawaban apapun selain belitan kuat di pinggangnya. Sungguh menyesakkan hingga membuatnya menangis ketakutan.

"Aku tidak mengerti kenapa kau dan Kyuubi melenyapkan anggota keluarga kami. Bahkan sampai detik ini aku tidak paham apa yang terjadi."

".."

"Ku mohon katakan sesuatu, jika kami berbuat salah kami memohon pengampunan padamu. Maafkan kesalahan kami dan pergilah!!"

Belitan itu merenggang bersamaan dengan perginya Yamata no Orochi dari pintu yang terbuka.

Sarada berusaha berdiri tegak sambil mengatur napasnya yang sesak. Mata merah darah milik Yamata benar-benar menakutkan.

Bagaimana bisa?

Terdengar suara langkah kaki di luar kamarnya. Mungkin saja ada yang bangun karena kegaduhan yang ia buat.

Sarada melangkah keluar namun bukan Sumire yang ia jumpai, melainkan seorang pria berambut kebiruan yang sedang membungkuk mencengkram sisi sofa.

"Mitsuki!!"

Seru Sarada seraya mendekap tubuh pria itu dari belakang. Getaran di tubuhnya masih sangat terasa.

"Tolong lindungi aku Mitsuki.. Dia disini! Ma-Maksudku, Ya-Yamata no Orochi!"

Tidak ada jawaban selain desah nafas Mitsuki yang terdengar berat.

"Tidak mungkin, jangan-jangan kau bertemu dengannya juga. Mitsuki, jawab aku!!"

Greb!

Mitsuki berbalik memeluk tubuh mungil di belakangnya. Tetap tidak ada jawaban, hanya ada dekapan erat yang sulit diartikan.

"Maafkan aku."

"U-untuk apa? Karena tidak segera menolongku? Tidak apa-apa, jangan merasa bersalah."

Maaf, akulah Yamata no Orochi yang kau maksud.

Di balik dinding, Boruto menunduk dengan perasaan suram. Ia sadar, harusnya tidak mendengarkan ucapan Mitsuki karena rekannya itu pun goyah pula disaat yang sama. Sesekali ia melirik Sumire yang terlelap berkat sebuah sihir yang ia berikan sebelum menjelma menjadi sosok manusia.

HighlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang