Highlight 9

280 34 38
                                    

Sarada menoleh lalu berlari menjauhi dua pemuda itu. Berdebar, itulah yang mereka rasakan sekarang. Sarada dan Sumire merasakan pipi mereka yang merona hebat saat kembali ke kamar masing-masing.

"Astaga, dia ternyata orang yang sangat lembut."

Gumam Sarada sambil memeluk boneka beruang besarnya. Hal yang sama juga terjadi kamar sebelah.

"Ku harap Boruto tidak main-main dengan kata-katanya."

Highlight




Prefektur Kyoto, Jepang

Kogune Jiin

11.30 PM


Sebuah lilin rapuh tergoyahkan angin. Untuk pertama kalinya, salah satu lilin di salah satu ruang sempit kuil hendak padam padahal selama ini tidak ada yang mampu memadamkannya. Mata tua Tuan Oonoki menatap sendu pada lilin itu sambil menjaga agar api yang membara tetap hidup. Disisi lain, Boruto datang tergopoh-gopoh bersama Mitsuki yang ia bopong susah payah. Pemuda bermata gold itu masih dalam keadaan lemah dengan nafas tersenggal.

"Tuan Oonoki, tolong kami! Mitsuki, dia.."

Tuan Oonoki segera berlari mengangkat tubuh Mitsuki yang tersungkur di lantai. Raut wajahnya memang datar tapi rasa khawatir akan keselamatan Mitsuki cukup membuatnya kesulitan.

"Apa yang terjadi?"

"Entahlah Tuan. Tadi kami pergi dan bertemu para pembawa permata suci, tapi setelah itu ada seorang pria yang mendekati Sarada lalu Mitsuki pingsan."

Tuan Oonoki menggeleng pelan. Ia meminta Boruto untuk sekali lagi membawa Mitsuki ke salah satu ruangan lain di kuil itu.

"Tuan, apa ini ada hubungannya dengan batu permata."

"Tentu saja. Sudah kubilang tadi, kalian telah terikat dengan kedua gadis itu berkat batu permata yang ada pada mereka. Sarada adalah pembawa permata biru milik kaum Yamata, jadi wajar saja kalau hal seperti ini terjadi."

"Jadi saat batu permata kami bersama orang yang tidak dikehendaki, maka kami akan tersakiti."

Boruto menunduk dalam. Kini ia sudah paham maksud Tuan Oonoki, jadi seandainya Shinki tadi mendekati Sumire maka hal ini akan terjadi padanya.

"Tidak ada yang perlu disesali Boruto. Meski kalian berusaha menjauh dari mereka, hal ini akan tetap terjadi."

"Tapi mengapa jadi begini Tuan?"

"Ini masalah hati Boruto. Batu permata memancarkan energi kebajikan dan kekuatan yang luar biasa. Aku tahu kalian jatuh cinta pada mereka entah karena pengaruh batu permata atau karena hal lainnya."

Boruto terdiam sambil memperhatikan Tuan Oonoki yang sedang meminumkan suatu ramuan pada Mitsuki. Rekan berkulit pucatnya semakin membaik tapi kondisinya yang begitu lemah begitu memperihatinkan.

"Biarkan dia istirahat. Dia akan pulih 3 hari lagi."

"Baik Tuan."

Boruto kembali menatap Mitsuki yang kini telah berubah ke bentuk asalnya. Satu titik terlemah bagi Yamata no Orochi dan Boruto baru pertama kali ini melihat makhluk tangguh sepertinya jadi begini.

"Kuharap Sarada tidak menyakitimu lagi."

🦊🦊🦊


HighlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang