Highlight 15

228 35 29
                                    

"Sarada, seberapa percayakah kau dengan teman-temanmu?"

"Pertanyaan macam apa itu? Hm.. Aku tidak terlalu banyak punya teman, tapi dalam pertemanan pasti harus ada rasa percaya jadi aku akan mempercayai temanku segenap hati!"

Jangan-jangan aku kau anggap teman saja ya, Mitsuki?


Highlight



Sarada menghela nafas frustasi. Sudah ia duga, Mitsuki tidak menganggapnya sebagai seseorang yang spesial seperti yang dilakukan Boruto dengan Sumire.

"Bagaimana jika temanmu itu jadi musuh suatu saat nanti, apa kau akan terus mempercayainya?"

Tak terjawab, hanya ada suara kembang api yang meledak di angkasa. Sejenak Sarada berpikir kalau Mitsuki cukup aneh dengan segala pertanyaannya.

"Aku tidak mengerti kenapa kamu bertanya seperti itu."

"Aku hanya bertanya karena kadang teman bisa menjadi musuh yang nyata."

"Hmm.. Kamu benar. Pernah punya teman yang seperti itu ya? Jangan-jangan Boruto..."

Mitsuki menggeleng pelan dengan senyuman manis, sangat manis sampai membuat Sarada terpana karenanya.

"Dulu kami memang bermusuhan, tapi sekarang aku berteman baik dengannya."

"Wah, itu bagus! Kalau boleh tahu, kenapa dulu kalian bermusuhan?"

Mitsuki tak menjawab selain menatap Sarada mengisyaratkan kata 'cukup' untuknya.

"Oh, ok. Kalau tidak mau bilang tidak apa-apa."

Ngomong-ngomong wajahmu itu ganteng banget, Mitsu..

"Aku tahu."

"Hah, tahu apa?"

"Aku ganteng."

"Eh?!"

Sarada menjauhkan diri dari Mitsuki. Ia tidak peduli pada pria berkulit pucat yang sedang memandangnya dari kursi taman. Semburat merah menyebar di wajahnya bersama dengan rasa gugup yang melanda.

Kenapa dia seperti tahu suara hatiku?

Sementara itu, Boruto dan Sumire masih menikmati kebersamaan mereka. Diantara indahnya cinta di depan mata, ada ketakutan yang luar biasa jauh dalam lubuk hati Boruto. Akankah cinta ini akan berbuah manis atau malah sebaliknya. Sebagai seorang Kyuubi no Kistune, Boruto tahu tidak akan bisa menyembunyikan identitasnya selama mungkin. Mata sapphire nya sempat melirik Mitsuki yang tak luput dalam kekhawatiran yang sama karena sejauh apapun mereka melangkah, segala perbedaan dan takdir pasti akan menghalangi.

"Boruto, setelah kupikir-pikir sepertinya kita ini punya kemiripan."

"Oh ya, kira-kira apa itu?"

"Ketidakhadiran orangtua."

Boruto berpaling menatap sinar mercusuar yang berputar menyinari sebagian pantai. Ucapan Sumire sudah membuat ingatannya melayang ke masa lalu.

"Kehadiran orangtua memang sangat penting kan? Orangtua adalah tempat kita mencurahkan suka duka. Tidak adanya mereka sudah membuat hidup kita menjadi tidak lengkap."

"Kau benar, Boruto."

Boruto berusaha menepis luka lama lalu menggantinya dengan senyuman cerah. Boruto masih merasakan tubuhnya yang sedikit lemah tapi ia berusaha berdiri tegak dihadapan Sumire.

HighlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang