Highlight 21

229 33 93
                                    

"Benar, mereka harus bisa membantu kita."

Mereka meletakkan dua pedang tersebut di kotak kayu. Masih ada ragu tentang rencana untuk memburu para siluman namun keinginan mereka semakin besar mengingat mengerikannya gangguan yang mereka rasakan sejak beberapa bulan yang lalu.

"Ini juga untuk orang tua serta seluruh klan kita, Sarada"


Highlight



Dua pria itu belum juga kembali. Karena penasaran, Sarada segera menghubungi Mitsuki untuk kesekian kalinya mengingat kondisi mereka babak belur karena serangan gashadokuro.

"Bagaimana?"

"Masih tidak aktif."

"Oh, astaga. Saat kita butuh, mereka ada dimana? Ponsel Boruto juga tidak aktif!"

"Entahlah. Ayo jalan-jalan! Aku bosan di rumah terus."

Sumire mengangguk cepat mengiyakan ajakan Sarada. Mustahil Boruto dan Mitsuki pergi jauh tanpa membawa mobil mereka yang terparkir apik di depan rumah. Pastinya dua pria yang agak aneh itu berada tak terlalu jauh dari desa ini.

🍌🍌🍌



Prefektur Osaka, Jepang

Osaka Park

03.35 PM


Sampailah mereka di taman dekat dermaga. Sebuah tempat yang tak pernah sepi dari kunjungan kapal-kapal feri dan pesiar. Aroma laut yang menenangkan membuat mereka melupakan masalah yang ada sejenak.

"Sayang sekali mereka tidak ada disini. Padahal suasana dermaga di sore hari begitu menyenangkan!"

"Hn, iya. Tapi kurasa Mitsuki tidak terlalu tertarik dengan tempat ini."

"Tentu saja, karena dia lebih tertarik denganmu, Sarada!"

Sumire terkekeh berkat wajah Sarada yang merona. Namun tak lama kemudian gadis bermata ungu itu terhenti setelah menyadari satu hal.

"Sssssst... Kau mendengar sesuatu, Sarada?"

"Iya."

Sejenak mereka saling pandang lalu mencari sebuah suara yang mereka yakini tak terlalu jauh dari tempat itu.

Dengan langkah pelan, dua gadis ini berjalan menyusuri area dermaga. Saat mengedarkan pandangan, Sarada menyadari bahwa semua aktivitas terhenti seakan waktu tidak berjalan semestinya.

"Sumire, bukankah tadi kita melihat pesawat itu ada disana?"

Mata sugilite Sumire mengarah pada sebuah pesawat yang seakan berhenti di udara. Sarada benar, waktu berhenti dan hanya mereka yang bergerak sekarang.

"Jangan takut, Sumire. Kalau pun ini perbuatan para siluman, kita juga harus tahu agar kita mudah mengenali musuh kita."

"Baik, Sarada."

Sumire tahu kalau Sarada juga takut namun tekad nya untuk membalaskan dendam klan yang tertunda juga sama besarnya dengan rasa takut itu.

"Suaranya disana, Sarada!"

Sumire berbisik sambil mengarahkan telunjuknya ke sebuah gudang kecil.

🍍🍍🍍

HighlightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang