27

1.4K 97 8
                                    

Jangan lupa vote and comment 🧐

Happy reading 🤗

Rasa canggung menyelimuti keduanya . Kanya sudah pasrah , terserah apa yang dipikir Arga terhadap dirinya . Untuk saat ini kepalanya sangat pusing .

10 menit kemudian...

"Nya...?".

Arga menginjak rem mobil , otomatis berhenti secara perlahan .

"Lo mau nggak jadi pacar gue??".

Sungguh! Arga sama sekali tidak ada niatan untuk mengungkapkan kalimat yang amat memalukan menurutnya. Bibirnya bergerak sendiri. Entah apa yang ada dipikirannya , tetapi hatinya ingin Kanya selalu bersamanya , memeluknya dan mendengarkan keluh kesahnya .

Jujur saja berada didekat Kanya membuat hidupnya lebih menyenangkan dan terasa hangat . Arga menyukai tingkah laku Kanya yang menurutnya seperti anak-anak .
Arga benar-benar menginginkan Kanya . Walaupun Arga belum pernah mempunyai seorang pacar begitu pula dengan Kanya tetapi Arga tahu tentang cinta , ia pernah merasakan sebelumnya . Lalu , apakah kehadiran Kanya bisa menggantikan sosok yang ada didalam hati seorang Arga?.

Arga menatap kosong kearah depan dengan kedua tangan mencengkram setir mobil . Rasa-rasanya ingin menarik kembali kata-katanya . Tetapi ia juga ingin mendengar jawabannya .

Lain halnya dengan Arga , Kanya yang menjadi target malah tertidur pulas . Kepalanya yang bersandar disela-sela kursi dan kaca mobil , mulutnya yang sedikit terbuka .

Arga menjatuhkan rahangnya . Dari tadi ia berusaha sebisa mungkin untuk menguatkan jantungnya demi mendapatkan jawaban dari Kanya , gadis itu malah tertidur pulas dengan tampang tampang tak berdosa . Berarti Kanya tidak mendengarkan ucapannya . Ada sedikit rasa lega tapi juga sesal .

Arga menatapnya lekat , tangannya bergerak menyentuh rambut Kanya yang menutupi alis dan matanya lalu ia selipkan pada belakang telinganya . Wajahnya yang begitu polos dan damai saat tidur , masih tetap cantik.

Arga menggelengkan kepalanya , tidak tidak , alisnya mengerut tak suka . Enak sekali , sudah diberi tumpangan dia malah tertidur , berasa jadi supir pribadi yang siap mengantarnya kemanapun . Ia geram , Kanya tidak mendengarkannya .

Rasa marahnya ternyata lebih besar . Arga membangunkan Kanya secara tidak manusiawi , bahkan sampai menggoyang-goyangkan badan Kanya kencang .

Kanya memekik kesakitan , kepalanya terbentur kaca mobil . Setengah sadar . dengan polosnya Kanya mengatakan apakah mereka sudah sampai dirumah . Ia bertanya seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa .

"Turun!" Titah Arga . Arga kembali mengalihkan pandangannya dari Kanya , wajah polosnya terkadang memuakkan . Kanya menelusuri pandangannya , ini bukan area rumahnya melainkan yang berada dipinggir jalan dan cukup sepi . Lantas mengapa ia disuruh turun . Atau jangan-jangan_

"Kita kan belum sampai".

"Turun!"

"Kak Arga suruh Kanya turun disini?" Tanya Kanya menunjuk dirinya sendiri.

"Nggak mau!!!" Tambahnya , bibirnya mengerucut tak suka . Ia lelah dan ia ingin memejamkan matanya sebentar , itu saja . Dimana letak kesalahannya?.

ARGA [END] [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang