7 | Rampung

13 4 0
                                    

Malvin mulai memperhatikan kertas petunjuknya dan mulai mengetik di ponselnya Shevera. Shevera terlihat kebingungan dengan sikap Malvin yang sangat serius. Malvin mengambil daftar nama kelas MIPA lalu melihat daftar itu dengan teliti.

"Vin, kamu ngapain sih?" Tanya Shevera.

Malvin tak menghiraukan pertanyaan Shevera dan terus melihat satu persatu nama dari daftar nama yang ia pegang.

"Ver, menurutmu berapa persen kemungkinan kita bisa nyelesain kasus ini?"

"Mungkin 70 persen? Gak tau juga sih."

"Kenapa cuma 70 persen?"

"Soalnya petunjuknya nyusahin." Ucap Shevera sembari tertawa.

"Kalau gitu, kamu percaya sama aku gak?"

"Percaya gimana?"

"Udah jawab aja, kamu percaya sama aku gak?"

"Percaya aja deh."

"Yaudah, kalau gitu kita cari Kak Theo sama Kak Aleta sekarang, kemungkinan aku tau siapa pelakunya." Ucap Malvin seraya melangkahkan kakinya menuju kelas 11 IPS 1.

Shevera hanya mengangguk dan mengikuti Malvin dari belakang.

-

-

"Huft... Rasanya percuma kita nanya ke dia Vi, dia juga udah ngaku kalau dia bukan pelakunya." Ucap Kak Theo.

"Tapi Ti, kan dipetunjuknya ada nama dia."  Ucap Kak Aleta.

"Siapa tau cuman umpan kan?"
"Kalau gitu, kita pergi dulu ya, Kan." Ucap Kak Theo sembari meninggalkan Arkana.

Kak Aleta menggenggam tangan Kak Theo, "Tunggu dulu, Ti."

Langkah kaki Kak Theo pun terhenti.

"Aku masih punya satu pertanyaan lagi." Lanjut Kak Aleta.

Kak Aleta pun langsung menatap wajah Arkana.

"Kan, kamu punya sahabat gak di sekolah?" Tanya Kak Aleta.

"Hmm... Mungkin kalau sahabat aku gak terlalu yakin, tapi kalau temen deket aku ada. Namanya Savalian dan Satria dari kelas 11 MIPA 4." Jelas Arkana.

Kak Aleta mengerutkan dahinya, "Nama lengkapnya?"

"Savalian Tubagus Nurawigraha dan Satria Julian Andreno."

Kak Aleta menggenggam tangan Kak Theo, "Yaudah, kita pergi dulu."

Kak Aleta dan Kak Theo pun pergi dari kelasnya Arkana.

"Vi, mau sampe kapan kamu genggam tangan aku?"

Kak Aleta pun melihat ke arah tangannya yang sedang menggenggam tangan Kak Theo lalu melepaskannya.

"Huft... Jadi, petunjuk apa yang kamu dapet dari dia?" Tanya Kak Theo.

"Aku dapet nama temen deketnya Arkana, kenapa?"

"Tanpa tau untuk apa?"

"Untuk dikasih ke Muffin, dia minta itu soalnya. Sebenernya, aku juga bingung dia minta itu untuk apa."

"Dasar."

"Kak!" Teriak seseorang dari kejauhan.

Kak Theo dan Kak Aleta pun menoleh ke arah datangnya suara dan mendapati Malvin dan Shevera yang sedang berjalan mendekati mereka.

"Gimana? Udah tau siapa pelakunya?" Ucap Kak Theo.

"Aku tinggal butuh kepingan terakhirnya. Kak Aleta, udah tau siapa?" Ucap Malvin.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang