27 | Penculikan

8 1 1
                                    

"M-maksud kamu gimana?" Ucap Shevera dengan wajah yang sedikit memerah.

"Masa harus diperjelas? Maksud aku tuh, kamu coba tenangin aku kalau nanti aku hilang kendali." Ucap Malvin dengan entengnya.

"O-oh, gitu ternyata. Caranya gimana?" Ucap Shevera.

"Entahlah, aku sendiri gak tau. Mungkin, elus kepala? Peluk? Tampar? Atau apa gitu?" Ucap Malvin.

"Iya deh, aku bakal lakuin sebisa aku." Ucap Shevera.

Tak lama, Malvin berjalan menuju supermarket terdekat lalu memasukinya diikuti oleh Shevera dibelakang.

"Vin, kamu mau beli apa?" Ucap Shevera.

"Kan udah aku bilang, mau beli cemilan." Ucap Malvin sembari menarik lengan Shevera ke stan makanan.

Malvin terlihat sangat serius memilih cemilan yang ada di stan makanan, "Kalau biskuit, enak cokelat apa strawberry?"

Shevera menoleh ke arah Malvin, "Kamu nanya aku?"

"Kamu kira aku nanya biskuitnya?" Ucap Malvin sembari menoleh ke arah Shevera.

"Ya kan bisa jadi aja kamu nanya ke diri sendiri." Ucap Shevera.

"Kamu kira aku punya kepribadian ganda yang ngebuat aku bisa ngobrol sama diri sendiri?" Ucap Malvin.

"Udah - udah, tadi pertanyaannya apa? Cokelat atau strawberry? Aku gak milih dua - duanya." Ucap Shevera.

"Lah? Kenapa?" Ucap Malvin yang bingung dengan jawaban Shevera.

"Karena aku suka rasa mocca daripada itu." Ucap Shevera.

"Bisa aja." Ucap Malvin sembari mengambil biskuit rasa cokelat.

"Aku kira kamu mau beli yang mocca." Ucap Shevera setelah melihat Malvin mengambil biskuit rasa cokelat.

"Aku gak suka mocca." Ucap Malvin sembari melihat - lihat cemilan lainnya.

Shever ahanya bisa menggelengkan kepalanya lalu melihat ke arah stan kembali. Malvin yang sudah bingung untuk membeli apa, pada akhirnya asal mengambil cemilan yang ada.

Shevera menoleh ke arah Malvin, "Banyak banget."

"Aku bingung mau beli apa aja, jadi aku ambil asal aja. Apa yang aku liat, itu yang aku ambil." Ucap Malvin sembari berjalan menuju kasir.

"Dasar rakus." Ucap Shevera sembari mengambil sebuah es krim.

Malvin dan Shevera sudah berada di kasir untuk membayar semua belanjaan mereka.

"Kamu yang bayar kan, Ver?" Ucap Malvin.

"Kok aku?" Ucap Shevera.

"Yaudah iya, aku yang bayar." Ucap Malvin sembari mengeluarkan dompetnya.

"Pacarnya manis juga mas." Ucap Mba kasir.

"Makasih mba." Ucap Malvin.

"Siapa juga yang mau jadi pacar kamu? Geer banget." Ucap Shevera.

"Kita berdua kan emang keliatan kaya orang pacaran." Ucap Malvin.

"Nyebelin banget sih jadi cowok" Ucap Shevera sembari keluar dari supermarket.

"Kok dia yang marah?" Ucap Malvin.

"Mas nya jangan diem aja dong, kejar harusnya." Ucap Mba kasir.

"Kalau saya kejar, yang bayar belanjaan kita siapa, Mba?" Ucap Malvin dengan sewotnya.

"Semuanya jadi lima puluh ribu mas." Ucap Mab kasir.

Malvin langsung mengeluarkan satu lembar uang kertas berwarna biru lalu mengejar Shevera yang sudah terlihat jauh meninggalkan Malvin. Disaat Malvin tengah mengejar Shevera, tiba - tiba saja dirinya melihat sesuatu tak mengasyikan.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang