14 | Data

15 4 0
                                    

Kini mereka berempat tengah berada di dalam mobil menuju pulang. Terlihat Malvin tengah memakan camilannya dengan Shevera yang tengah membaca buku duduk di sampingnya.

"Vin, kenapa tiba-tiba nyuruh aku untuk ikut nyari informasi bareng Theo?" Ucap Kak Aleta berusaha untuk memecah keheningan.

"Hm? Kwalau Kwak Thweo dwoang kwasian nwantinya." Ucap Malvin dengan mulut yang dipenuhi makanan.

Kak Aleta terkekeh, "Ngomong apa kamu tuh, Vin."

Malvin menelan makanannya, "Maksud aku tuh, kalau Kak Theo doang kasian nantinya."

"Kenapa harus kasian? Lagian kan dia udah biasa gitu." Ucap Kak Aleta.

"Ya gak apa-apa, Kak. Kakak juga bisa dapet waktu berduaan sama Theo 'kan?" Ucap Malvin sembari menaik turunkan alisnya.

Kak Theo tersenyum, "Boleh juga ide kamu, Vin."

Kak Aleta menoleh ke arah Kak Theo, "Kok kamu dukung dia?"

"Ya gak apa-apa, Yang." Ucap Kak Theo.

Wajah Kak Aleta memanas mendengar perkataan Kak Theo dan memalingkan wajahnya.

Malvin mengangkat alisnya sebelah, "Ada yang kesenengan nih."

"S-siapa yang kesenengan?"

"Itu mukanya merah gitu. Iya kan, Ver?" Ucap Malvin seraya menoleh ke arah Shevera.

Malvin melihat mata Shevera yang sudah terpejam.

Lah? Tidur. Pikir Malvin.

Malvin pun mengambil inisiatif menaruh kepalanya Shevera di bahunya.

"Kalau mau tidur bilang makanya." Gumam Malvin.

"Vin, aku boleh nanya serius gak ke kamu?" Ucap Kak Theo yang masih memperhatikan jalanan.

Malvin mengangkat sebelah alisnya, "Nanya apa?"

"Kamu kok nempel terus bareng Vera?"

Kak Aleta mengangguk, "Nah iya, aku juga penasaran."

Malvin tersenyum tipis, "Sebenernya, gak ada alasan khusus kenapa aku nempel terus sama dia."

"Maksud kamu?" Ucap Kak Theo yang semakin penasaran.

"Dulu, aku deket sama dia gara-gara dia sering banget ngasih aku biskuit. Eh, malah keterusan sampe sekarang." Ucap Malvin.

"Jadi, kamu ngedeketin dia cuma gara-gara biskuit?" Kak Aleta masih bingung dengan apa yang Malvin ucapkan.

"Gak gitu juga kali, Kak. Tapi yang pasti, aku bakal terus ngejaga Vera, sekuat yang aku bisa." Ucap Malvin sembari mengelus-elus pangkal kepala Shevera.

"Kalau dia pergi gimana?" Ucap Kak Theo.

Malvin nampak sedikit terkejut dengan pertanyaan Kak Theo.

"K-kalau dia pergi? Emangnya dia ada rencana kaya gitu? Dia gak pernah bilang ke aku." Ucap Malvin yang terlihat sedikit panik.

"Ini kan cuma perumpamaan aja." Ucap Kak Theo berusaha untuk menenangkan Malvin.

Malvin menoleh ke arah Shevera, "Kalau dia pergi, aku bakal kasih dia es krim. Dan."

Kak Theo mengangkat sebelah alisnya, "Dan?"

Malvin tersenyum tipis, "Dan aku bakal peluk dia terus bilang 'Ver, jangan pergi. Jangan tinggalin aku layaknya Ayah meninggalkan aku dan Ibu. Aku sayang kamu.'" Tak sadar, air mata Malvin sudah berkumpul di sekitar matanya.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang