16 | Rumah sakit

13 4 0
                                    

Malvin mengerjapkan matanya, berusaha untuk beradaptasi dengan cahaya yang masuk. Malvin berusaha menyadari apa yang telah terjadi. Entah berapa lama Malvin telah terbaring lemah tak berdaya dengan infusan di tangannya.

"Vin?" Sebuah kata pertama yang dirinya dengar setelah terbangun dari tidurnya. Dirinya bisa melihat bayangan seorang perempuan muncul di hadapannya.

"Malvin?" Perempuan itu memanggilnya lagi. Tolong beritahu Malvin bahwa kini dirinya tidak sedang bermimpi ataupun mengalami kematian.

Kini kelopak mata Malvin terbuka dengan sempurna. Bayangan seorang perempuan yang tadinya ia pikir adalah Malaikat, ternyata hanyalah seorang Shevera dengan wajah cemasnya.

"D-dimana?" Ucap Malvin terbata-bata.

Diraihnya tangan kiri Malvin yang membuat tangannya menjadi hangat.

"Di rumah sakit." Ucap Shevera.

Mata Malvin terbelalak mendengar perkataan Shevera. Malvin berusaha untuk duduk. Tapi apa daya, luka yang ada di tubuhnya berkata bahwa dirinya harus beristirahat.

"Jangan dipaksain, udah tidur aja." Ucap Shevera sembari membantu Malvin kembali berbaring.

"Udah berapa lama aku tidur?" Ucap Malvin.

"Dari pertama kali pingsan?" Tanya Shevera.

"Ya iya, Ver." Ucap Malvin.

Shevera terkekeh, "Belum lama kok, baru kemaren kamu pingsan."

"Syukurlah." Ucap Malvin.

Malvin pun tersenyum kepada Shevera yang membuat dirinya salah tingkah.

"N-ngapain senyum-senyum?" Ucap Shevera dengan semburat warna merah di pipinya.

"Emangnya gak boleh? Yaudah, aku gak senyum nih." Ucap Malvin sembari memajukan bibirnya.

Shevera tertawa, "Dasar, baperan."

Tiba-tiba, Ibunya Malvin masuk kedalam bangsal Malvin.

"Vino udah siuman ternyata." Ucap Ibunya Malvin sembari berjalan mendekati Malvin dan Shevera dengan 2 buah botol minuman di tangannya.

"Ibu darimana? Kok Vino bangun Ibu gak ada?" Ucap Malvin.

Ibunya terkekeh, "Iya, maaf. Tadi abis dari depan, beli minuman buat Vera."

Malvin mengangkat sebelah alisnya, "Emangnya dia udah ngapain sampe-sampe dibeliin minuman segala?"

"Disaat kamu belum siuman, dia yang selalu ada di samping kamu tau. Ibu suruh pulang aja dia gak mau." Ucap Ibunya Malvin.

Malvin menoleh ke arah Shevera yang tengah mengangkat tangannya dengan jari berbentuk 'V' dan tersenyum.

"Beneran?" Ucap Malvin.

Shevera mengangguk, "Masa aku tinggalin orang yang udah nyelametin aku?"

Kini Malvin teringat dengan kejadian sebelum dirinya pingsan, "Kak Theo sama Kak Aleta mana?"

"Baru aja pulang." Ucap Shevera.

Ibunya Malvin mengecek jam tangannya, "Ver, bunda nitip Vino ya? Bentar lagi masuk kerja soalnya."

"Anak sendiri lagi sakit malah dititipin ke orang lain." Ucap Malvin.

Ibunya Malvin hanya terkekeh lalu keluar ruangan.

"Oh iya, Vin. Kamu bakal ngeduga gak sih kalau pelakunya Kak Rival?" Ucap Shevera.

"Enggak juga. Tapi, kamu inget kan waktu aku nanya tentang catur? Aku udah mulai curiga kalau penyelidikan kita ada yang salah." Ucap Malvin.

NiskalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang