chapter 10

1.1K 58 0
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Namjoon membanting stir mobil nya frustasi, Namjoon sangat mengkhawatirkan Taehyung, bocah itu sebenarnya kemana.
Padahal tadi Namjoon meminta Taehyung menunggu nya di pinggir jalan depan toko bunga atau di halte bus, tapi saat Namjoon sampai bocah itu tidak ada.

"Aish! Kemana sebenarnya anak itu,buat pusing saja!"

Kekhawatiran Namjoon semakin menjadi saat hujan turun semakin deras, Namjoon memutuskan untuk berhenti di sebuah cafe.
Sesekali Namjoon melirik arloji ditangan nya, tepat menunjukkan jam 9 malam.
Namjoon menghela nafas panjang, istri nya pasti sangat khawatir menunggu nya dan Taehyung pulang.

Namjoon memesan latte, pandangan Namjoon terus tertuju ke arah luar kafe berharap hujan segera reda.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya hujan berhenti meski masih ada rintik-rintik hujan yang turun.
Namjoon kembali mencoba menghubungi ponsel Taehyung.

Akhirnya berdering, Namjoon langsung bicara saat Taehyung menjawab telepon nya dari sebrang sana.

' yeoboseyo Daddy'

" Taehyung kau dimana? Daddy kan tadi meminta mu menunggu!"

'Mianheyo membuat Daddy khawatir'

"Sekarang kau ada dimana? Daddy akan menjemput mu"

Namjoon berdiri dari duduknya, setelah ia membayar latte nya Namjoon bergegas pergi menuju mobil yang ia parkirkan.

'Aku berada di rumah paman seokjin'

Langkah Namjoon melambat, jantung nya tiba-tiba saja berdetak kencang.
Perasaan Namjoon tidak enak.

"Kau tunggu saja disana Daddy akan menjemput mu"

'tapi paman akan mengantar..'

"Kubilang tunggu disana kim Taehyung!"

Namjoon mematikan sambungan telepon nya sepihak, tanpa berpikir dua kali Namjoon langsung bergegas kerumah seokjin,meski sudah sangat lama Namjoon tidak mengunjungi rumah Seokjin tapi Namjoon masih hapal betul jalan menuju rumah Seokjin.

'cittt'

Suara ban dan aspal bergesekan membuat suara nyaring.
Taehyung menatap kosong ke arah Namjoon yang mendekati nya dengan langkah cepat.

"Tae masuk kedalam mobil Daddy sekarang!"

Tanpa bantahan Taehyung langsung bergegas masuk kedalam mobil Namjoon.
Namjoon menatap tajam mata seokjin yang saat ini sedang menampilkan senyum hangat.

"Berani sekali kau membawa putraku tanpa ijin!" Geram Namjoon dengan suara rendah.

Seokjin melirik Taehyung dari balik bahu Namjoon.
Terlihat wajah Taehyung ketakutan didalam mobil itu, mungkin Taehyung takut kalau Namjoon dan dia membuat keributan.

"Sebaiknya kita bicara di ruangan ku"

Namjoon mengikuti arah pandang seokjin, Namjoon memutar tubuhnya,ia melihat dengan jelas wajah Taehyung yang mulai pucat karena takut.

Namjoon mengikuti langkah seokjin yang sudah mendahului nya.
Mereka sekarang berada di ruang pribadi Seokjin, banyak sekali berkas-berkas di atas meja dan ruangan itu sedikit gelap.
Seokjin pasti mengerjakan tugas nya didalam sini.

"Maaf membawa Taehyung tanpa memberitahu mu,aku khawatir pada nya karena tadi kau belum menjemput nya, apalagi tadi hujan turun dengan deras"

Namjoon masih diam mendengarkan penjelasan seokjin,mata Namjoon melihat beberapa foto yang tergantung di dinding.
Namjoon terfokus pada sebuah foto dengan bingkai kayu berwarna coklat.
Foto yang menarik perhatian nya.

"Oh foto itu! Kau ingat? Dulu kita masih menjadi sahabat saat sekolah menengah atas.aku,kau dan.."

Senyum seokjin semakin lebar melihat Namjoon yang memalingkan wajahnya kearah lain.

"Jimin" lanjutnya.

Namjoon mengepalkan tangannya erat,ia yakin Seokjin pasti akan melanjutkan ucapannya.

"Kau lupa? kalau kau lupa biar aku ingatkan. Dulu ada tiga remaja yang sangat akrab seperti saudara, mereka berjanji apapun yang terjadi mereka akan selalu bersama,janji itu hancur setelah hadir seorang gadis. Gadis yang dicintai mereka bertiga."

Namjoon mengepalkan tangannya erat mendengar kelanjutan ucapan seokjin, ucapan yang menyayat hati nya.

"Bufff semua nya menjadi hancur Joon" lanjut seokjin melambaikan kedua tangan nya keudara di depan wajah nya.

"Gadis itu berhasil menjadi kekasih ku tapi sayang nya aku harus putus dengan nya karena aku harus fokus kuliah kedokteran,lalu dia jatuh cinta pada mu dan sialnya orang tua Jimin menjodohkan mereka dan kau juga harus menikah dengan wanita lain, wanita polos yang kau hamili saat kita masih sekolah menengah atas."

"Cukup. Aku harus segera pergi"

"Tapi aku belum menceritakan semua kisah nya Joon"

Namjoon menghentikan langkahnya,ia memejamkan mata nya setiap kali hati nya merasa teriris.

"Kau sangat bejat,kau tahu Jimin sangat mencintai rose tapi kenapa kau merebut nya dari jimin?kau bahkan tega menceraikan istrimu setelah dia melahirkan Taehyung!"

"Itu karena wanita itu hanya ingin harta ku! Apakah salah jika kita ingin hidup dengan orang yang kita cintai? Jawab aku Hyung!"

Namjoon menggertak marah, setetes air mata turun begitu saja.
Kenapa mencintai harus sesakit ini?

Seokjin membalikkan tubuh Namjoon dengan perlahan,ia melihat iba sahabat nya yang terlihat sangat rapuh.

"Kau egois!"

"Ya! Kau benar Hyung aku egois! Aku sudah merebut kebahagiaan sahabat ku sendiri! Tapi pernahkah kau berfikir tentang ku Hyung betapa menderitanya aku hidup dalam penyesalan?"

"Bukan hanya Jimin yang terluka karena keegoisan mu, tapi Jungkook dan Taehyung juga terluka. Jungkook sekarang juga membenci Taehyung yang tidak tahu apa-apa"

Namjoon menatap lekat mata seokjin,ia tidak yakin kalau Taehyung masih tidak tahu kebenaran nya setelah berkunjung ke rumah Seokjin.

"A-apa Hyung sudah memberitahu Taehyung?"

"Menurut mu?"

Namjoon mengadu giginya satu sama lain, berani sekali seokjin mengatakan hal yang tidak perlu Taehyung tahu.

"Akh!"
Pekik seokjin saat Namjoon mencekik leher nya erat, seokjin sulit bernafas.

"Lepas!nam-namjoon!"

"Berani sekali Hyung memberitahu Taehyung! Dengar kan aku baik-baik hyung,aku pastikan Jungkook tidak akan membenci Taehyung lagi. Akan kutebus dosa ku dengan cara membahagiakan Jungkook!"

"Uhuk uhuk"
Seokjin jatuh terduduk saat Namjoon melepaskan cekikan di leher nya, seokjin menghirup udara dengan rakus.

"Apa k-kau akan membawa Jungkook?"

"Iya. Aku akan membawanya, akan kubuat Jungkook tidak lagi membenci ku atau pun Taehyung!"

Seokjin terkekeh mendengar ucapan Namjoon, sahabat nya yang satu ini sejak dulu egois dan serakah, setelah mendapat kan rose, Namjoon juga ingin membawa Jungkook.

"Tidak akan kubiarkan kau merebut apa yang bukan milikmu. Jungkook masih punya ayah. Aku dan Jimin masih hidup, jadi kau tidak perlu repot-repot membawa Jungkook"

Namjoon menatap wajah seokjin penuh benci,dulu ia sangat menghormati seokjin tapi sekarang rasanya bicara lembut pun terasa berat.

"Sadar lah seokjin kau bukan siapa-siapa Jungkook! Ibu nya adalah istri ku itu berarti dia juga putra ku. Aku berhak atas Jungkook!"

"Kau melupakan satu hal.jungkook membenci mu. Sebaiknya kau pergi, Taehyung sudah menunggu mu lama."

Dengan amarah yang masih meluap Namjoon akhirnya memilih pergi meninggalkan seokjin.

"Cih, tenaga Namjoon memang tidak bisa diremehkan"
Gerutu seokjin melihat leher nya yang memerah dari kaca.

Vote nya jangan lupa 😊

CEO Kejam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang