chapter 16

847 66 2
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Akhirnya bisa ngelanjutin cerita yang tidak berujung ini, ngerjain tugas online buat author menelantarkan cerita Hoseok 😪
Dan seperti biasa author ingetin vote say sebelum baca 😘
Happy reading 🙂

🐿️

Wendy, wanita mungil itu sedang berkutat dengan pisau dapur dan bawang-bawang di talenan.
Sudah lebih tiga bulan lamanya Wendy tinggal di mansion besar milik min Yoongi dengan status sebagai tunangan sah min Yoongi, terlalu cepat memang mengambil keputusan itu setelah semua tragedi yang sempat mengguncang perasaan Wendy.
Namun Yoongi berhasil mengambil hati seorang Wendy sedikit demi sedikit, kata cinta yang selalu diucapkan pria dingin bagaikan kutub itu telah berhasil ia buktikan.
Bahkan sesekali Wendy tertawa atau tersenyum karena Yoongi, entah lah, pria itu akan bersikap manis jika berhadapan dengan wanita yang dicintainya.

Wendy tersentak kaget dan tersadar dari lamunannya saat dua tangan kekar memeluk pinggang ramping nya dari belakang.

"Jangan melamun kalau sedang memegang pisau, apa yang sedang kau pikirkan?"

Suara bariton khas milik Yoongi terdengar jelas ditelinga Wendy,nafas hangat nya menggelitik gendang telinga Wendy membuat semburat merah muncul dikedua pipi Wendy secara alami.

"Oppa tunggu saja di meja makan, makanan sebentar lagi selesai"
Ucap Wendy menundukkan kepalanya menyembunyikan semburat merah di kedua pipi nya.

Bukan nya menurut, Yoongi malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kau belum menjawab pertanyaan ku" bisik Yoongi sembari mengecup beberapa kali leher putih gading milik Wendy.

"E-em a-aku sedang memikirkan tentang kita"

Yoongi terkekeh mendengar ucapan Wendy, apa yang harus dipikirkan tentang mereka kalau sekarang mereka sudah bersama.

"Oppa sudah jangan menggangguku" rengek Wendy mencoba melepaskan pelukan Yoongi.

"Hem baiklah"
Dengan penuh keterpaksaan akhirnya Yoongi melepaskan pelukannya,ia mengecup pipi chubby Wendy sebelum duduk di meja makan.

"Kau semakin cantik kalau dilihat dari belakang"
Yoongi tertawa terbahak melihat telinga Wendy memerah, wanita itu sangat anti jika ada seseorang yang memuji nya dengan maksud menggoda nya,ukh benar-benar lucu.

"Yaa oppa jangan menggodaku!"
Tawa Yoongi semakin terbahak saat mendengar Wendy berteriak dengan kesal sembari memegang daun telinga nya.

Suasana kembali hening saat mereka sedang melakukan ritual makan.
Memang kalau sedang makan kan tidak boleh bicara.

"Aku selesai,dear aku akan pulang agak terlambat, jadi jangan menunggu ku"

'dear' panggilan sayang Yoongi untuk Wendy, panggilan yang selalu membuat jantung Wendy berdetak kencang,oh ayolah Wendy belum pernah diperlakukan semanis ini oleh seorang kekasih.

"Nee" Wendy ikut bangkit dari duduknya, mengikuti calon suami nya dari belakang.

"Oppa aku pikir sebaik nya kau jangan berangkat kerja hari ini"

Yoongi mengerut kan keningnya bingung, Wendy hari ini tampak sedikit berbeda,lebih banyak melamun dan sepertinya gelisah.

"Ada apa? Kau ingin menghabiskan waktu dengan ku hari ini?"

Yoongi menangkup kedua pipi chubby Wendy, wanita nya seperti sedang gelisah terlihat dari sorot matanya.

"N-nee" jawab Wendy mengangguk ragu.

Yoongi mengalihkan perhatian kearah ponsel pintar digenggaman nya, seseorang sejak tadi dengan tidak sabar nya menelpon nya,siapa lagi kalau bukan sekertaris nya.

"Wendy aku harus segera kekantor, seperti nya pengusaha dari Jepang sudah menunggu ku"

Dengan perasaan campur aduk antara takut dan gelisah Wendy dengan berat hati membiarkan calon suami nya pergi, perasaan tidak enak sejak kemarin membuat Wendy tidak tenang.

"Aku berharap oppa sampai dengan selamat" batin Wendy gelisah.

🐿️

Yoongi menggerutu sepanjang perjalanan, sekretaris nya sangat tidak sabar,oh ayolah jarak antara rumah nya dan kantor sangat jauh, tidak bisakah pengusaha dari Jepang menunggu sampai ia datang.

"Aku sebentar lagi sampai,ck sialan aku sedang mengemudi!" Gertak Yoongi saat ia menerima panggilan dari sekretaris nya.

"Sudah lebih baik jangan datang, pengusaha itu sudah pulang kejepang dua menit yang lalu!" Gerutu seseorang disebrang sana.

Amarah Yoongi memuncak, sekertaris bodoh nya tidak bisa menghentikan pengusaha tua itu.

"Yaa! bagaimana bisa kau tidak menghentikan nya!"teriak Yoongi geram.

"Tuan, pengusaha itu sudah menunggu mu dua jam disini mana bisa aku menahan nya, tidak ada seorang pun yang tidak jengah jika menunggu orang selama dua jam."

"Diam kau! dasar tidak berguna!"
Nafas Yoongi sudah memburu karena marah,oh ayolah janji nya jam sembilan pagi dan Yoongi hanya terlambat dua puluh menit saja, lagipula suruh siapa pengusaha tua itu sudah berada di kantor nya jam tujuh pagi.

"Maaf kan aku tuan aku aka-"

Yoongi mematikan sambungan telepon nya secara sepihak,ia membuang ponsel nya sembarang.

"Dasar tidak berguna!" Geram Yoongi sembari memijit pelipisnya yang berdenyut sakit.

Yoongi memejamkan mata nya untuk menetral kan amarah nya yang memuncak,tanpa sadar didepan sana ada sebuah mobil bus dengan kecepatan tinggi salah arah.

'citttttttttttttttttt'

Yoongi menginjak rem mendadak membuat ban mobil nya bergesekan dengan aspal,namun belum sempat Yoongi menghindar mobil bus tanpa penumpang itu menghantam kuat mobil nya.

Bayangan wajah Wendy terlintas dibenak Yoongi,ia tersenyum miris membayangkan jika Wendy kembali menangis, menangis karena dirinya.

Perlahan kesadaran Yoongi hilang, mobilnya sudah tidak lagi berbentuk,darah nya berceceran dimana-mana.
Tragedi mendadak menjadi ribut karena tragedi tak terduga dijalan raya yang lumayan ramai.

Sedangkan di mansion min, Wendy sedang mencuci piring kotor bekas mereka sarapan tadi.
Tidak sadar Wendy menjatuhkan piring yang baru saja ia cuci.
Ok, perasaan Wendy semakin tidak enak.

"Oppa"lirih Wendy menggigit bibir bawahnya gelisah.

Tidak sadar ada seseorang yang sejak tadi memperhatikan kegiatan Wendy dari arah luar.

CEO Kejam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang