chapter 18

863 62 1
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Saat itu tengah malam, wanita dengan tubuh molek berkulit putih dan berambut sebahu itu masuk kedalam apartemen Jung dengan mengendap-endap, berharap suami yang dulu pernah ia cintai itu sudah pergi keluar kota.

"Ayo masuk" ajak nya pada seorang remaja yang tengah resah di ambang pintu.

"Ayo cepat masuk ." Titah nya lagi,namun remaja itu tampak bimbang melangkah kan kakinya masuk kedalam mansion bak istana ini.

"Ta-tapi bagaimana kalau suami mu bangun dan membunuhku?"

"Tidak akan sayang, sekarang cepat masuk ini sudah malam, lagipula suami ku sedang ada bisnis di luar kota."

Merasa yakin dengan perkataan wanita yang saat ini berstatus kekasih nya, remaja yang masih berumur delapan belas tahun itu masuk.
Istana ini sangat besar,ok tidak ada ruginya juga ia menjadi kekasih seorang nyonya muda di kediaman Jung.

'criieeett'

Suara decitan pintu kamar Hoseok bergema nyaring, Irene terlihat waspada melindungi tubuh remaja dibelakang nya yang sudah bergetar ketakutan, selanjutnya yang terdengar adalah suara tepukan tangan Hoseok yang lagi-lagi menggema menyeramkan.

"Aku sangat menghargai keberanian mu membawa seorang bocah kedalam rumah ku." Ucap Hoseok dengan suara datar.

"Bu-bukan kah kau sedang ada di.."

"Luar kota?" Ucapan Irene disela Hoseok begitu saja.

Hoseok menatap lekat bocah yang sedang berdiri di belakang punggung Irene,cih ternyata cuman bocah, bahkan Hoseok tau umur anak itu berbeda sangat jauh dari Irene.

"Hei bocah"

Remaja itu perlahan mengangkat kepalanya takut-takut, keringat dingin sudah membanjiri permukaan wajahnya.

'siapa saja tolong selamatkan aku dari monster ini' ucap remaja itu berdoa dalam hati.

"Siapa nama kekasih mu? Kau tidak ada niat memperkenalkan aku padanya?" Hoseok terkekeh mengejek

Irene mengepalkan tangannya erat,antara takut dan marah menjadi satu.

"Oh?" Hoseok mengambil beberapa botol wine yang terletak di atas meja ruang tamu, seakan-akan beberapa botol wine itu sengaja sudah dipersiapkan untuk menjamu tamu malam ini.

"Ingin minum dengan ku?" Tawar Hoseok lebih tepat kearah remaja yang semakin menunduk kan kepalanya.

"Cih, ayolah Irene istriku tidak suka pria yang lemah" bisik Hoseok menekan kata 'istriku'.

"Dia sedang tidak ingin minum, jangan memaksa nya!"

Hoseok tertawa nyaring mendengar pembelaan yang berasal dari Irene, istri nya sudah berani melawannya.

"Seberapa spesial nya dia untuk mu sayang,hem?" Tanya Hoseok mengelus lembut pipi istrinya, Irene menepis tangan Hoseok risih.

"Kau menolak ku?" Geram Hoseok menatap tangan nya yang baru saja mendapat penolakan dari Irene.

"Lupakan,malam ini aku hanya ingin bersama kekasih mu itu" Hoseok merangkul erat bahu remaja disampingnya, membawa dengan paksa bocah itu keruang tengah.
Meski remaja itu sedikit berontak namun kembali menurut karena tatapan mengintimidasi milik Hoseok terlihat menyeramkan.

"Duduk!" Perintah Hoseok mutlak.

Remaja itu menurut, dengan gelisah ia duduk di sofa ruang tengah menunggu apa yang ingin Hoseok lakukan pada nya selanjutnya.

"Yaa! Jangan melakukan apapun pada nya!" Gertak Irene menghampiri remaja yang saat ini sedang tersiksa dipaksa Hoseok meminum wine langsung dari botolnya.

"Uhuk uhuk" remaja itu tersedak namun Hoseok tidak perduli,ia tersenyum puas.

"Jangan melakukan apapun padanya! Akh!" Irene memekik keras saat Hoseok mendorong nya kuat.

'prang!'

"Ani! Oppa!" Irene shok dengan apa yang baru saja ia lihat,Hoseok dengan kejam nya menghantam kepala kekasih nya menggunakan botol wine ditangan Hoseok.

'bruk'

Remaja itu tergeletak tidak berdaya dengan darah mengucur deras di kepalanya.

"Apa yang kau lakukan!" Teriak Irene frustasi,ia mencoba membangun kan kekasih nya dengan mengguncang kan tubuh remaja itu.

"Cih!lihat dia sangat lemah."seringai Hoseok melihat lantai putih nya sudah dipenuhi darah korban kekerasan nya.

"Akh!" Irene memekik kesakitan saat Hoseok menjambak rambut nya,terasa perih dikulit kepalanya.

"Kau wanita tidak berguna, wanita tidak tahu malu,jalang sialan! Sudah tidak memberikan ku keturunan berani sekali berselingkuh!"

Ucapan Hoseok menohok hati Irene,jadi alasan Hoseok menikah dengan nya hanya ingin keturunan, bukan karena cinta?

"lepaskan ... Sakit" Hoseok menghempaskan tubuh Irene kelantai.

"Oppa duluan yang selingkuh dari ku!"

Hoseok mengerutkan keningnya mendengar tuduhan Irene.

"Bukan kah kau mencintai Wendy? Hiks..kau brengsek oppa!"

'plakk'

Pipi Irene terasa sangat perih tapi hati nya lebih perih.
Darah mengalir dari hidung dan sudut bibirnya,pipi nya biru membengkak.

"A-aku ingin cerai" lirih Irene menahan gejolak amarah dan rasa yang teramat sakit dihatinya.

Hoseok menggeram marah,ia mengepalkan tangannya erat sampai kuku bukunya memutih.

"Cerai? Kau ingin cerai?" Bisik Hoseok menggema ditelinga Irene membuat bulu kuduk Irene meremang.

"Baiklah,secepatnya akan kuurus surat cerai nya"lanjut Hoseok bangkit dari duduknya, merapikan jas hitam nya yang sempat kusut.

"Tidak perlu, sudah ku buat surat nya" Irene meremas ujung bajunya saat Hoseok merogoh isi tas nya,benar saja disana sudah ada surat cerai atas nama nya dan hyurin, bahkan Irene sudah menandatangani surat cerai nya.

"Sebegitu ingin kah kau berpisah dari ku?" Lirih Hoseok menatap datar surat cerai ditangan nya.

Irene diam melihat dari ujung matanya saat Hoseok mulai menandatangani surat cerai mereka.
Kenangan manis saat mereka masih bersama terus terngiang dibenak Irene,ada sedikit penyesalan sudah melepaskan Hoseok,namun cinta nya hancur saat Hoseok ternyata mencintai wanita lain.

"Sekarang keluar dari rumah ku, tinggal kan barang-barang mu disini yang sudah aku belikan untuk mu" 

Dengan tertatih Irene menyeret tubuhnya keluar dari kediaman Jung.

"Kalian urus tikus itu" lanjut Hoseok  menatap datar remaja yang masih tergeletak dilantai, mungkin remaja yang tidak Hoseok ketahui namanya itu sudah tidak bernyawa.
Dengan patuh pria-pria berjas hitam membawa remaja itu entah kemana.

"Hoseok kau dan Irene bertengkar? Kenapa Irene pergi dari sini? Wajah nya lebam dan hei! Apa itu dilantai? Apa itu darah? Siapa yang baru saja kau habisi?" Namjoon datang dengan beribu pertanyaan membuat Hoseok semakin pusing.

"Diamlah, intinya aku dan Irene sudah bercerai!"

Namjoon menganga mendengar ucapan Hoseok.
Semudah itu kah?

"Kau gila?"

"Ya! Aku gila karena mencintai dua wanita disaat bersamaan!"

Hoseok menetralkan emosi nya saat merasakan handphone didalam saku nya bergetar.

'bos kami mendapatkan nya'

Suara dari sebrang sana terdengar sangat jelas.

"Akhirnya" gumam Hoseok dengan seringai iblis dibibir nya.

Namjoon menatap waspada kearah Hoseok, apa yang didapat Hoseok sampai-sampai Hoseok senang?

"Apa? Apa itu? kenapa dengan wajah mu? Yaa beritahu aku!"








CEO Kejam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang