Senja tengah duduk di halaman kelas bersama dengan yang lainnya.
Hanya sekedar berbincang ringan sembari memakan snack bersama.
Salah satu lelaki anak IPA 5 lewat diantara perkumpulan itu membuat mereka mengangguk.
"Eh Ji, bukannya lo pernah suka ya sama anak IPA 5? Siapa tuh namanya yang pake kacamata?" Tanya Senja kepada Puji.
Puji menoleh dengan ekspresi tak acuh, "siapa?" Tanya nya balik.
Senja melengos pelan, "Na, cowok anak IPA 5 yang pake kacamata itu siapa namanya?" Tanya Senja membuat Anna berpikir sebentar dan kemudian menjawab.
"Hm? Guntur?" Tanya Anna, memastikan.
Senja mengangguk pelan, "namanya Guntur, Ji." Ucap Senja.
"Emangnya kenapa? Jamet suka sama Guntur?" Tanya Anna membuat Senja melotot kaget dan langsung menggelengkan kepalanya.
"Enggaklah! Apasih, orang yang suka nya juga si Puji." Ucap Senja namun segera di bantah oleh Puji.
"Iya, si Jamet suka sama Guntur." Ucap Puji membuat Nino dan Andre yang juga ada disana jadi tersenyum miring.
"Anak kelas kita sukanya ke anak rohis ya, si Didip juga suka sama anak IPA 3, si Ilios." Ucap Anna dengan senyum menggoda Senja.
"Astaga, fitnah euy fitnah! Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan!" Ucap Senja yang tidak mempan untuk membuat mereka terdiam.
Nadhiva tertawa ngakak, "kita senasib, gue di fitnah suka sama Pak Wira, sedangkan elo sama anak IPA 5. Mantap!" Ucap Nadhiva.
Ada salah satu perempuan anak IPA 5 yang melewati mereka, namun terhenti karena ditahan oleh Puji.
"Eh, anak IPA 5 kan ya?" Tanya Puji membuat perempuan itu mengangguk pelan. "Bilang ya ke Guntur, Senja IPA 4 suka gitu." Ucap Puji membuat perempuan itu tersenyum geli dan mengangguk seraya melenggang pergi.
Senja mengernyit, "EH SIALAN BUKAN GUE YANG SUKA!" Ucap Senja membuat yang lain tertawa keras.
Dan tak lama dari itu, terdengar sorakan seperti 'cie', 'pj dong', 'witwit', dan celetukan lainnya dari IPA 5 membuat wajah Senja memerah karena marah dan ia langsung saja memasuki kelasnya.
"JAMET KOK SALTING SIH?" Tanya Nino dengan keras membuat Senja berusaha menulikan telinganya.
"Ya Allah, Senja suka nya sama Zidan bukan Petir." Gumam Senja.
"Udah udah, shalat dulu sana udah sepi mushola nya." Ucap Puji yang masih saja tertawa.
Senja mendengus pelan dan ikut bersama yang lain menuju ke mushola untuk shalat dzuhur.
"Met! Jamet! Guntur nih!" Ucap April dengan lantang membuat Senja mendengus kesal.
Senja tidak memperdulikan banyak, seperti biasa saja layaknya tidak ada apa-apa. Dan lagi, ia dengan Guntur tidak kenal satu sama lain, jadi yaa let it flow saja.
Setelah shalat, mereka kembali ke kelas.
"Dip, kanjur yok! Pen ngemil," ajak Senja.
Senja dan Nadhiva menuju ke kantin kejujuran dan terlihat bahwa Sinan juga baru saja memasuki kantin kejujuran.
"Dip! Ada Sinan!" Ucap Senja berusaha untuk tidak teriak dan jadi gemas sendiri.
Nadhiva yang tengah membeli es teh jadi menoleh, dan bertepatan dengan Guntur yang juga membeli es.
Nadhiva menyenggol bahu Senja yang sama sekali tidak sadar akan kehadiran Guntur, Senja menoleh dengan tatapan tajam karena aktivitas memandang punggung Sinan jadi terganggu.
Nadhiva tersenyum geli dan menunjuk Guntur dengan dagu nya, membuat Senja melirik lelaki itu yang juga memperhatikannya jadi mendengus keras dan membuang wajahnya ke arah lain.
"Cepetan! Gue dah gak sabar ketemu doi!" Ucap Senja dengan penekanan pada kata terakhirnya.
Nadhiva tertawa pelan dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
Senja dan Nadhiva memasuki kantin kejujuran dan segera melihat Sinan yang tengah duduk di salah satu kursi disana dengan teman-temannya sembari memakan pisang cokelat.
"Astaga manis banget," gumam Senja yang tengah mengambil beberapa snack cokelat.
Setelah selesai, mereka berdua keluar dari kantin kejujuran dan menuju ke kelas mereka.
"Dari tadi lo diliatin sama Sinan," ucapan Nadhiva tersebut membuat beberapa prasangka datang ke dalam otak Senja.
+×÷
"Met, anter gue ke toilet dulu." Ucap Puji.
Senja akhirnya ikut mengekori Puji yang sudah tak tahan itu.
Saat melewati kelas IPS 4, terlihat Sinan dan beberapa teman kelasnya tengah berada di depan pintu kelas.
"Mau gue salamin nggak?" Tanya Puji membuat Senja menggeleng keras.
"Gue juga gak pernah nyalamin langsung ke Bams nama lo ya," ucap Senja dengan menggeram kecil dan tidak ingin menolehkan kepalanya ke arah Sinan.
"Sinan!" Ucap Puji membuat Senja menyebut sumpah serapahnya untuk Puji.
"Ada salam dari temen kelas Puji," ucap Puji membuat Senja berjalan terlebih dahulu dan berusaha menuli.
"Siapa Ji?" Tanya Sinan dengan suara biasa saja.
"Siapa orangnya?" Tanya salah satu teman lelaki nya.
"Ada lah orang," ucap Puji sembari terkekeh pelan ketika melihat Senja yang meninggalkannya.
Sinan mengangguk pelan, namun yang menjawab adalah temannya yang memiliki kulit putih itu. "Dapet salam balik dari Sehan," ucap lelaki bernama Sehan itu.
Puji berjalan menuju toilet dan bergegas memasuki salah satu pintu toilet akibat terlalu lama di tahan.
Senja menggelengkan kepalanya tak habis pikir atas kelakuan Puji yang sangatlah sulit di tebak itu.
Puji keluar toilet dengan napas lega, "dapet salam balik noh dari Sinan sama Sehan," ucap Puji membuat Senja menggidikkan bahunya.
"Gitu aja kalo mau nyalamin, jangan sebut nama. Biar dianya gak tau gue," ucap Senja membuat Puji mengangguk membenarkan.
Puji menyenggol bahu Senja, "eh Guntur noh!" Ucapnya dengan semangat membuat Senja mendengus kesal mendengarnya.
"Apaan Guntur? Mending Sinan kemana-mana lah!" Ucap Senja membuat Puji tertawa keras sembari memegang perutnya yang sakit.
"Eh Ji, Sinan potong rambut ya? Rambutnya lebih rapi, makin manis aja. Kadar gantengnya juga nambah, tapi gak ada perubahan dalam proses pendekatan nih!" Ucap Senja melirik sebentar ke arah kelas IPS 4 yang masih ramai di luar itu.
Puji menggidikkan bahunya, "gue kan gak merhatiin dia Met," ucap Puji. "Oh iya Met, tadi Sinan sempet ngelirik ke elo loh, mungkin karena lo ninggalin gue kali ya?" Lanjut Puji.
Pernyataan tentang Sinan terhadap dirinya lagi-lagi membuat ia tersentak sendiri dan jadi terdiam.
Bingung dengan respon apa yang harus ia lontarkan. Karena beberapa prasangka mengenai pernyataan itu cukup ia senang juga sedih.
+×÷
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria; | END ✓
Short Story[adj]; A Feeling Or State Of Excitement And Happiness. #1 on trueshortstory 04/07/2021