6. Cuek (?)

70 4 0
                                    

Senja memegang sedotannya dengan melamun, dan tidak bersemangat.

Entahlah, ini karena tiba-tiba saja mood nya turun drastis tanpa sebab yang jelas.

Nadhiva menghampiri Senja dengan membawa mie Indomie geprek favoritnya, "tuh si Sinan." Ucap Nadhiva membuat Senja mengangguk tanpa berniat melirik ataupun menoleh ke lelaki yang belakangan ini menjadi 'euforia' nya.

Nadhiva menghela napas pelan, "makan dulu gih, udah gini pelajaran prakarya." Saran Nadhiva.

Senja bangkit dari duduknya, kemudian menuju ke penjual mie untuk memesan seblak mie aceh.

Ia kembali ke tempat duduknya bersama Nadhiva, namun ia tidak sengaja menabrak seseorang membuatnya menoleh dan tersentak.

"Sorry," ucapnya pelan, kemudian menundukkan kepalanya dan berjalan mendahului lelaki itu yang masih menatapnya.

Wajahnya memerah, jantungnya berdegup kencang. Siapa lagi kalau bukan Sinan yang ia tabrak.

Ia menghela napas pelan dan kembali duduk di kursinya.

Nadhiva mendongak sebentar, dan kembali melahap mie nya. "Si Sinan jomblo, tapi katanya sehari chat sama cewek ini, terus sehari lagi chat sama yang lain." Ucap Nadhiva membuat Senja menggelengkan kepalanya.

"Pantes gue gak di respon, ceweknya banyak." Ucap Senja membuat Nadhiva tertawa keras.

"Elah temen gue ini ngapa galau mulu sih? Udah udah, dia masih belum ketemu yang serius." Ucap Nadhiva membuat Senja mengangguk membenarkan.

"Sumpah si, gue tuh lagi gak ada mood tapi kenapa malah papasan sama tu orang sialan sih?!" Tanya Senja yang mengomel sendiri sembari mengaduk seblaknya yang baru saja datang dan masih mengepulkan asap.

Nadhiva mengernyit, "apasih siapa?" Tanya nya yang baru saja menghabiskan makanannya.

"Siapa lagi kalo bukan temen lo itu, sumpah ya liat muka manis nya itu malah minta di bungkus terus gue bawa balik." Ucap Senja membuat Nadhiva semakin tidak mengerti apa yang perempuan itu katakan.

"Apaansih gue gak paham, coba kalo ngomong tu pelan-pelan, terus jangan pake bahasa planet." Ucap Nadhiva membuat Senja mendengus sebal.

Senja memasukan makanannya ke dalam mulut dan mengunyahnya dengan cepat, "Sinan Dip, si Sinan. Tadi gue papasan, sialan kan?" Tanya Senja kembali memasukkan makanan nya ke dalam mulut.

Nadhiva melengos keras, "si anjir gue kira siapa. Lo kayaknya mau pms deh," tebak Nadhiva.

Senja menggidikkan bahunya, "gak tau dan gak peduli. Tapi emang bulan ini gue belom dapet sih," ucap Senja.

Nadhiva mendelik tajam, "bodoamat!" Ucapnya yang kemudian beranjak untuk membeli minuman yang kedua kalinya.

Senja terdiam dan mendongakkan kepalanya, pandangannya langsung terpaku pada Sinan yang tengah berbincang dengan teman-temannya sembari meminum capuccino nya.

Senja diam dan kembali melanjutkan aktivitas makan nya sebelum bel masuk berbunyi.

Setelah beberapa menit menghabiskan makanannya, akhirnya Senja selesai dan meminum es capuccino nya.

Bel masuk berbunyi membuat Nadhiva dan Senja beranjak ke kelas.

Andre sebagai ketua kelas, berdiri di depan kelas, tengah membuat pengumuman kecil. "Wey! Bu Widya gak bisa masuk lagi, jadi kita di suruh ngerangkum bab 4, gak di kumpulin sekarang. Jangan ke mana-mana, kalo di halaman kelas boleh." Ucap Andre membuat Senja dan Nadhiva menuju halaman kelas mereka karena didalam kelas terasa panas.

"Met," panggil Nadhiva membuat Senja mendongakkan kepalanya dengan tatapan bertanya, namun Nadhiva memberi kode lewat matanya.

Senja ikut melirik sebentar ke arah lelaki IPS 4 yang tengah melewati mereka berdua.

Tak sengaja, tatapannya langsung terkunci oleh Sinan yang berada di paling belakang dengan memakai baju olahraga.

Entah mengapa setiap kali mereka bertemu, kenapa harus langsung terkunci dan melakukan eye-contact yang lama? Bahkan Nadhiva yang sudah kenal dengan Sinan sama sekali tidak melirik kesana. Kenapa harus langsung ke arah Senja?

Senja tersentak sendiri dan kemudian menghela napas pelan, lalu memutus kontak mata tersebut.

"Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?" Celetuk Nadhiva membuat Senja mendengus keras.

"EHEM SENJA!" Ucap Nadhiva dengan keras membuat Puji dan Azzahra keluar bersamaan dengan April.

"Geli banget denger lo manggil Senja," ucap Azzahra yang duduk di samping Nadhiva.

"Jamet sama siapa?" Tanya April dengan penasaran.

"Eh, sama Sinan?" Tanya Puji yang memang sudah tahu semuanya.

"Hah? Ini yang kudet siapa sih?" Tanya Azzahra dengan bingung sendiri.

Nadhiva tersenyum miring, "itu tuh yang paling belakang." Ucap Nadhiva menunjuk Sinan dengan dagu nya.

"Siapa namanya?" Tanya April membuat Senja menatap Nadhiva dengan tajam, seolah hendak mengoyak perempuan itu.

"Namanya Sinan," ucap Nadhiva.

April dan Azzahra mengangguk bersamaan, dan kemudian berteriak dengan keras. "SINAN! ADA SALAM DARI SENJA!" Teriak April dan Azzahra secara bersamaan.

Senja menepuk dahinya pelan dan kemudian memasuki kelas IPA 4 yang sudah beberapa mendengar teriakan dari April dan Azzahra.

"Lo suka sama Sinan IPS 4?" Tanya Nino dengan tersenyum geli.

"Hah? Yang mana sih? Gue tau nya yang anak IPS 2," ucap Egra.

"Ih? Siapa anjir ituma bukan Sinan." Ujar Adhitya.

Senja menggelengkan kepalanya, "fitnah fitnah!" Ucapnya membuat Nino gencar menggodanya.

"Gue ada nomor nya nih, mau gak?" Tanya Nino membuat Senja tersentak kecil.

Ketika hendak menjawab pertanyaan Nino, Puji tiba-tiba saja datang ke dalam kelas dengan berkata, "udah sekontak dia sama Sinan. " Ucap Puji membuat Nino tertawa keras.

"Gercep juga ya lo," ucap Nino.

Senja hanya menghela napas lelah dan melayangkan tatapan tidak bersahabat kepada Puji dan 3 orang lainnya yang tadi melancarkan aksi 'menghebohkan' dirinya dengan Sinan.

Ia menghela napas pelan dan duduk di kursinya sendiri.

"Si Puji suka sama Bams IPA 7!" Ucap Senja sembari tertawa keras membuat seisi kelas heboh.

"Oh, sama yang itu Ji." Ucap Jingga.

"Sukanya sama yang bloon gitu," ucap Nino dengan tertawa keras.

"Receh banget orangnya anjir," ucap Egra.

"Se-smp sama kita kan?" Tanya Zaky kepada Egra.

"Sekelas sama gue 3 tahun," ucap Senja.

"Anak paskibra kan?" Tanya Fahmi.

"Ngakak banget gue!" Ucap Jingga.

Sedangkan Puji? Ia sudah membela diri layaknya amuba.

Namun semua alibi yang di lontarkan, tidak ada yang membuat anak lelaki percaya.

"Gue nih sekontak, mau gak?" Tanya Senja.

Puji menggelengkan kepalanya pelan, "percuma sekontak, tapi gak punya hatinya." Ucap Puji yang jelas menyindir Senja membuat Senja memandangnya malas.

+×÷

Euphoria; | END ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang