26. Jogja!

26 2 0
                                    

Sehari sebelum berangkat study tour menuju Jogjakarta, Senja dan temannya sudah berniat untuk membeli makanan ringan bersama.

Kelas 11 di pulangkan lebih awal untuk mempersiapkan kembali dan kembali mengecek apakah ada yang tertinggal atau tidak.

Hari itu, hujan turun dengan derasnya membuat Senja dan April terjebak di Indomart setelah selesai membeli snack.

Senja menghela napas pelan, rumahnya masih jauh dari sana dan sekarang ia harus terjebak hujan.

Senja tersentak kecil kala ada suara notifikasi ponsel nya yang menunjukkan notifikasi dari Instagram, Senja segera merogoh ponselnya dan melihat dm kepada akun siapa.

Senja kembali tersentak melihat ada balasan dari Sinan dan meneguk saliva nya dengan susah payah.

Ya, Sinan memang jarang sekali aktif. Dan ketika kembali membalas pesan Senja, itu malah membuat Senja kembali berkali-kali merasakan euforia yang muncul dalam dirinya.

April keluar dari Indomart setelah tadi ada yang tertinggal, yaitu keperluan wanita.

"Lo kenapa anjir mukanya kek begitu," celetuk April sembari duduk di samping Senja dan kemudian meneguk yoghurt strawberry nya dan menaruhnya di meja.

"Tar anjir gue masih ambyar sama Sinan, balesnya biasa aja padahal tapi kok bikin ambyar gini anjir." Ucap Senja masih terpaku dan memikirkan pesan yang bagaimana untuk balasan kepada Sinan.

April mendecih pelan dan kemudian membuka ponselnya, ia kembali bermain Home Scapes miliknya membuat Senja berdecak pelan karena April tidak memberi saran.

Ya mungkin karena sudah sering sekali mendengar seorang Senja ambyar karena seorang Sinan Kapidagli.

Senja membuka ponselnya setelah 7 menit ia biarkan pesan dari Sinan itu, kemudian kembali membalas pesan lelaki itu.

Senjaky: Wkwk

Senjaky: ikut ke jogja?

Tak selama yang Senja pikirkan, tetapi Zidan membalasnya setelah dua menit ia kirim pesan tersebut.

[roomchat – Sinankapidagli]

Sinankapidagli: nggak

Ssnjaky: ohh okeyy sheep

Sinankapidagli: hehe canda

Sinankapidagli: ikut kok ikuttt

Senjaky: yang benerrrrrrr

Sinankapidagli: bener kokkk

Sinankapidagli: senja ikutt

Sinankapidagli: ?

Senja kembali dibuat ambyar hanya dengan melihat notifikasi dari Instagram, hanya karena Sinan menyebut namanya untuk pertama kalinya.

Dan itu benar benar hal yang sangat spesial untuk Senja.

Hey, bayangkan saja doi menyebut nama kalian untuk pertama kali.

Getaran itu pasti muncul dan euforia itu selalu muncul bersamanya.

Senja tersenyum lebar kembali berbalas pesan dengan Sinan yang sedang aktif.

Terkadang, Senja sampai membuat Sinan kembali tidak aktif karena terlalu lama membalas pesannya.

Bukan karena ia membiarkan pesan Sinan begitu saja, atau karena Senja seolah tidak menginginkan Sinan.

Pada nyatanya, ia membalas pesan lama karena bingung harus menjawab apa agar tetap berbalas pesan dengan lelaki itu.

Menjadi overthinking agar tidak salah ketik, atau salah bicara dan menjadi semuanya kacau. Ia hanya ingin semuanya baik-baik saja dan pesan tetap mengalir tanpa memaksa.

Senja menghela napas pelan, lalu ia tersenyum sembari memandang jalanan yang masih banyak lalu-lalang di gerimis yang lebat ini.

Senja tersenyum, ia berharap kebahagiaan nya saat ini akan berlangsung lama untuk akhir dari tahun 2019.

+×÷

Perjalanan menuju ke Jogja pun sudah tiba.

Senja menarik koper nya bersama dengan Azzahra dan Nadhiva.

Senja berada di paling depan dengan keadaan bingung mencari bis nya yang bernomor 4.

"Dip, depan Dip. Pimpin," ucap Senja kepada Nadhiva yang tepat berada di belakangnya, sedangkan Azzahra tengah sibuk sendiri di belakang Nadhiva dengan koper dan tote bag nya.

Senja tetap berjalan di paling depan karena Nadhiva tak kunjung menyelip nya.

Senja berdecak pelan dan kemudian kembali menoleh ke belakang untuk memrotes Nadhiva, namun matanya menangkap sosok jangkung yang berada sekitar 3 meter di belakang Azzahra.

Hal itu membuat Senja melotot dan segera berbalik sembari berucap, "gak jadi Dip." Dan langsung se-segera mungkin pergi ke kerumunan anak kelasnya yang tengah berbincang disana.

Senja sampai terlebih dahulu dan segera memberikan kopernya kepada petugas dan ikut bergabung dengan anak kelasnya.

Senja yakin, Sinan juga melihatnya tadi.

Baru beberapa saat ia bergabung dengan teman kelasnya, Sinan lewat sendirian dengan celana jeans hitam dan hoodie hitam nya dengan santai menuju ke bis nya, bis 6.

Sinan duduk di pinggir bis nya dengan tujuan lainnya untuk ngadem dari sinar matahari yang pagi itu begitu terik.

Ia disana tidak sendiri, namun bersama 4 orang lelaki teman kelasnya.

Senja dan yang lainnya berbincang dengan renyah sesekali menanggapi lelucon yang dilontarkan dan ikut tertawa.

Senja tahu, bahwa Sinan tengah memperhatikannya. Bukan geer atau bagaimana, hanya saja sudah terlihat jelas dari ekor matanya.

Terlebih, doi yang memperhatikan dengan intens malah membuat Senja sedikit keki sendiri.

Senja ingin sekali bertanya kenapa terus memandanginya dengan intens, namun halnya, Senja bukanlah seseorang yang se-frontal itu, apalagi kepada crush nya sendiri.

Dari lubuk hati yang paling dalam, Senja sudah ambyar di perhatikan dengan intens. Namun ia jadi keki karena berpikiran negatif atas perhatian Sinan yang terpaku padanya.

Apakah ada yang salah dari dirinya? Apakah ia terlalu ekspresif? Apakah ia agresif di sosial media? Apakah ia terlihat aneh? Banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam otaknya dan tak kunjung terjawab, dan mungkin tidak akan.

Sudah sangat jelas sepertinya bahwa Sinan mengetahui Senja menyukai lelaki itu. Berawal dari dm an Puji dan teriakan April di koridor kala itu.

Belum berangkat ke jogja, Senja sudah ambyar. Semoga, banyak hal baik yang terjadi disana membuat Senja tak ingin pulang dari Jogja.

+×÷

Euphoria; | END ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang