17. Gazebo

30 2 0
                                    

Siang itu, seluruh anggota kelas IPA 4 pikirannya telah di buat rumit oleh fisika tentang materi baru, yaitu modulus elastisitas.

Sampai bel berbunyi, membuat mereka semua bernapas lega dan ada juga yang diam-diam berteriak senang dalam hati, lantaran bisa mengisi perut yang sudah berbunyi sejak tadi.

"Dip, mo makan geprek apa gimana?" Tanya Azzahra, pecinta geprek yang di jual di koperasi siswa.

"Ih, enggak lah. Pengen ke kantin, sekalian nongkrong." Ucap Nadhiva dengan cengiran khasnya, karena biasanya ia dan Azzahra menjadi partner pecinta geprek.

"Skuy lah kantin ae semuanya!" Ucap April yang masih memakai sepatu, ia memang mendapat julukan, 'Orang Terlama Pakai Sepatu' karena seperti di hayati oleh dirinya.

"Ih, gue pengen geprek." Ucap Azzahra dengan mencemberutkan bibirnya membuat Senja, Nadhiva dan April mendelik malas.

"Tinggal beli elah ya lo," ucap Senja yang sudah berjalan di depan.

Mereka berempat menuju ke kantin yang hanya beberapa langkah untuk menuju koperasi siswa di depan, dan beberapa langkah di belakang menuju kantin kejujuran.

"Sisain bangku, sama pesenin gue es teh. Gue kopsis dulu," ucap Azzahra sembari memberikan ponselnya kepada Senja.

"Gue nitip nabati keju, Ra!" Ucap Nadhiva yang mendapat anggukan dari Azzahra.

Selanjutnya, mereka duduk di tempat biasa mereka.

Dengan empat kursi yang berada di paling ujung, dua kursi menghadap kantin kejujuran dan dua kursi lagi menghadap koperasi siswa.

Nadhiva dan Senja memilih kursi yang menghadap kepada kantin kejujuran karena Senja ingin modus kepada Sinan yang kelasnya berada di sebelah kantin kejujuran.

Sedangkan April dan Azzahra, berada di kursi yang menghadap ke koperasi siswa.

April dan Senja sama-sama membeli nasi di Mas Adam, nasi biasa dengan berbagai menu makanan yang enak.

Sedangkan Nadhiva, ia memesan mie instan.

Setelahnya, Azzahra datang dan menaruh gepreknya di atas meja, lalu menggeser kursi untuk nya duduk.

"Ih itu bukannya kelas IPS 4 ya?" Tanya April ketika ia menoleh ke arah samping, melihat anak laki-laki IPS 4 yang berada di gazebo, seperti yang sedang berkumpul-kumpul.

Senja mengikuti arah pandang April ke arah gazebo yang berada di sebelah kirinya.

Ia melihat hampir semua anak laki-laki kelas IPS 4 berada disana dan terlihat tengah berbincang sembari tertawa.

"Liat Sinan gak?" Tanya Azzahra membuat Senja menoleh sebentar ke arah perempuan itu dan kembali melihat ke arah gazebo.

Senja menganggukkan kepalanya pelan dan mulai kembali kepada aktivitasnya, yaitu mencerna makanan.

"Tertutupi semak-semak," ucap Senja sembari terkekeh pelan membuat Nadhiva tertawa sumbang.

"Dah bener-bener kek secret admirer anjir lo." Ucapnya yang kembali mengunyah mie instannya.

Senja melengos peran, "secret admirer pala lo!" Ucapnya.

"Kagak heh, bukan secret admirer. Si ini tu suka nya terang-terangan, cuma di depan doi nya kayak gak ada apa-apa. Emang dasar!" Ucap Azzahra membuat April dan Nadhiva mengangguk setuju.

Sedangkan Senja hanya terdiam sembari dengan tatapan datarnya, ia tetap melanjutkan aktivitas makannya.

"Dm coba sama elo gih," ucap April membuat Senja melotot kaget.

"Ngaco anjir! Ogah gue, malu." Ucap Senja sembari sedikit menunduk, menutupi wajahnya yang memerah.

"Et dah, waktu itu aja dah nge dm berapa kali, di unsent mulu. Herman aing mah!" Ucap Azzahra sembari marah-marah karena waktu itu Azzahra yang mengirim pesan nya atas dasar perkataan Senja, namun Senja kembali menarik pesannya selagi lelaki itu masih belum aktif Instagram.

Setelah mereka selesai, mereka langsung ke menuju ke kelas.

Senja dan Nadhiva berjalan di belakang April dan Azzahra, Senja sengaja menoleh ke gazebo, untuk sekedar melihat Sinan dari jarak jauh.

Bahkan menurutnya, melihat lelaki itu tersenyum ataupun tertawa dari jarak jauh membuatnya ikutan senang sendiri.

Ah, begitu rumitnya ya menyukai dalam diam.

Di sela-sela pager yang membatasi antara RTH dengan wilayah mushola, ia melihat Sinan tengah menggosokkan leher dan bagian belakang telinga nya dengan bulu ayam yang terlihat bersih, bahkan seperti bulu dari shuttle cock, tetapi lebih panjang.

Sinan tertawa dengan yang lainnya hanya karena sebatas bulu ayam.

Senja tersenyum senang melihatnya, ia benar-benar sangat senang.

Bahkan ia bisa melihat Sinan tertawa lepas dengan tulus hanya karena sebuah bulu ayam.

Ah, menarik sekali memang lelaki model seperti dia itu.

"Woi! Liatinnya biasa aja dong ah!" Ucap Nadhiva sembari tertawa membuat Senja melengos pelan dan berjalan terlebih dahulu.

"Manis ya, ambyar gak lo?" Tanya Nadhiva dengan di iringi dengan tawanya.

Senja hanya memandang perempuan di sampingnya itu dengan malas, tidak ingin merespon banyak, dan ia juga tidak ingin melihat ke arah anak kelas IPS 4, takut terciduk tengah memperhatikan salah satunya.

Padahal dalam dirinya sendiri sudah ingin sekali tertawa karena menurutnya Sinan terlihat lebih manis jika tertawa seperti tadi.

Apalagi suara tawanya terdengar renyah, membuat ia semakin jatuh cinta.

+×÷

Euphoria; | END ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang