3 jam pelajaran olahraga pada hari rabu, namun yang dipakai hanya 2 jam saja membuat sisa 1 jam setelahnya menjadi freeclass.
"Ra, kantin yok nyusun naskah." Ucap Senja membuat Azzahra menoleh dan mengangguk sembari menunjuk tote bag nya dengan dagunya.
"Tuh laptop gue bawa," ujar Azzahra yang tengah sibuk memainkan Home Scapes nya tiada henti.
Senja berjalan ke arah tote bag Azzahra untuk mengambil laptop perempuan itu, kemudian mengambilnya dan membawanya dengan kedua tangan.
Senja keluar dari kelas dengan Azzahra yang mengekor di belakangnya masih terfokus pada Home Scapes miliknya.
Senja mengernyit seolah ada sesuatu yang ia tinggalkan, "eh Ra, si Didip sama Bulan mana?" Tanya Senja yang baru saja ingat dan melihat di pintu kelas tidak ada dua orang itu.
Azzahra menoleh sebentar, "di kantin kan mereka mah daritadi." Ujar Azzahra membuat Senja mengangguk pelan kemudian jalan duluan menuju ke kantin.
Suasana kantin tentu saja sepi karena sudah dipastikan sedang ada mata pelajaran di kelas-kelas.
Ya, jam pelajaran olahraga terpotong istirahat membuat 1 jam sisa dijadikan freeclass oleh gurunya.
Senja menuju ke kursi yang di duduki oleh Nadhiva dan April disana.
Nadhiva tengah memakan mie nya sedangkan April tengah memakan nasinya.
"Gak ngajak-ngajak, bloon!" Ucap Senja sembari mendengus dan duduk di samping April lalu menaruh laptop milik Azzahra di depannya.
Nadhiva mendengus pelan, "udah di ajakin, bego. Makanya gak usah galau aja." Ucap Nadhiva membuat Senja mencibir pelan.
Senja pergi menuju ke bapak penjual es, sedangkan Azzahra pergi menuju ke koperasi siswa.
Senja kembali dengan membawa es capuccino di tangannya, lalu mulai membuka laptop untuk mulai menyusun naskah novel untuk di pertunjukkan sebagai drama nantinya.
Senja terdiam memandang layar laptop yang masih kosong belum ia ketik apapun.
Terdengar bising dari belakang Nadhiva membuat Senja sedikitnya menengadahkan kepalanya dan terdiam kemudian kembali mengalihkan matanya ke layar laptop.
Suara bising itu terjadi karena sebagian besar lelaki kelas IPS 4 keluar dari kelas dan menuju ke kantin.
Senja sudah cukup malu dibuatnya karena lelaki IPS 4 sepertinya sudah mulai mengenal wajahnya.
Senja terdiam sampai gerombolan lelaki itu menuju ke bapak penjual es dan ibu penjual mie.
Senja menghela napas pelan karena lelaki itu bukan salah satu diantara mereka.
Senja mulai mengetikkan sesuatu disana dan kata-kata itu mengalir begitu saja hingga menjadi sebuah paragraf.
Azzahra baru saja datang dengan pisang cokelat di tangannya dan susu kedelai dingin favoritnya.
Azzahra jadi duduk di samping Senja untuk melihat perkembangan naskah yang Senja buat.
Lebih tepatnya, melihat Senja membuat naskah novel kelas mereka untuk pertama kalinya.
Suasana hening kantin jadi sedikit bising karena gerombolan itu.
Sampai April dan Azzahra tiba-tiba menyikut Senja yang berada di tengah secara bersamaan, membuat Senja kaget dan memekik pelan hampir saja mengumpat.
Senja menoleh kepada Azzahra karena menyikutnya dengan keras dan membuat pekerjaan nya terhambat.
Azzahra tersenyum miring, lalu menggerakkan bola matanya ke arah depan membuat Senja mengikuti arah mata perempuan itu.
Senja melihat Sinan sendirian yang baru saja keluar dari kelas, dengan seragam batik yang sudah di keluarkan itu.
"Sapa Met! Sapa!" Ucap Azzahra dengan heboh mrmbuat Senja menggeleng pelan.
"Gak! Gila aja temennya ada disana semua." Ujar Senja pelan.
Senja langsung kembali memfokuskan arah pandangannya ke layar laptop dan mulai kembali menulis.
Senja tahu, Sinan akan menuju ke kantin menyusul teman-temannya. Maka dari itu, Senja sedang tidak ingin eye-contact dengan lelaki itu.
Sinan yang baru saja memasuki kantin langsung mendapat sorakan dari dua orang temannya membuat lelaki itu nyengir lebar.
Azzahra mendekat ke arah Senja seolah tengah mengoreksi apa yang Senja ketik, padahal perempuan itu tengah berbisik kepada mereka.
"Si itu tu pas masuk tuh ngeliatin lo tau, kek kenal sama lo terus pengen ngomong sesuatu tapi gimanaaaaaaaa gitu." Ujar Azzahra membuat Senja memutar bola matanya malas.
"Beneran njir! Tadi aja senyum," lanjut Azzahra.
Senja menggidikkan bahunya pelan, "ya senyum gara-gara temennya." Jawab Senja.
"Lah sok gak peduli, padahal muka dah merah." Celetuk April dengan spontan membuat Senja mengalihkan wajahnya.
"Tuh tuh, lirik-lirik elo." Ucap Nadhiva yang sudah menghabiskan mie ayamnya dan melihat Sinan yang tengah berada di bapak penjual es.
Senja terdiam lalu menghela napas pelan, "udah lah biarin aja." Ucap Senja yang terdengar lelah sendiri dan kembali merangkai kata-kata di sana.
+×÷
Adegan bonus:
Setelah pulang sekolah, April harus kumpulan osis sedangkan Nadhiva yang pulang ke kost an harus menunggu Senja dan Azzahra yang tengah menyusun draft naskah novel.
Senja dan Azzahra pulang bersama, sedangkan Nadhiva pulang ke kost an nya.
Ketika sampai depan gang sekolah, terlihat halte yang menampilkan dua siluet lelaki yang tengah duduk sembari menunduk melihat ke arah ponselnya.
Ketika motor Azzahra sudah bergerak maju, baru saja terlihat bahwa siluet lelaki itu adalah Sinan, yang tengah memiringkan ponselnya.
Azzahra yang juga melihat lelaki itu jadi berhenti di dekat halte dengan jarak kisaran 5 meter.
"Met, lo mau pulang naek apa? Naek bis aja?" Tanya Azzahra yang membuat Senja tersentak diam lalu menggeleng keras.
"Gak bisa, kalo dianya sendiri mah gak papa. Ada temennya malu, keki nantinya soalnya gue kan gak ada temen di bis nya." Ucap Senja.
"Beneran? Nanti dia temenin." Ucap Azzahra sembari tertawa pelan.
"Enggak ih, ngaco lo." Ucap Senja dengan memutar bola matanya malas.
Akhirnya Azzahra kembali melajukan motornya.
+×÷
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria; | END ✓
Cerita Pendek[adj]; A Feeling Or State Of Excitement And Happiness. #1 on trueshortstory 04/07/2021