Ziva berjalan guntai dari toilet menuju Rey yang sedang duduk menunggunya. Raut wajah Ziva berubah, nampak genangan airmata dikelopak matanya mampu membuat Rey khawatir.
"Ada apa Ziv?"tanya Rey cemas
Ziva memberikan tast pack ditangannya kepada Rey, lalu ia menunduk lemah dengan airmata yang tidak bisa dibendung lagi. Rey memperhatikan test pack yang diberikan Ziva tertera disana dua garis biru, namun Rey tidak mengerti sama sekali apa maksudnya itu.
"Ini maksudnya gimana Ziv, aku gak ngerti"tanya Rey dengan tampang polosnya
"Kamu gak liat itu garis birunya 2, itu artinya aku hamil"isak Ziva, tentu saja membuat Rey terkejut
"Ha...hamil?"ulang Rey
Ziva menjatuhkan bokongnya keatas kursi, hatinya benar benar sesak, ternyata ketakutannya terjadi, apa yang ia khawatirkan benar benar kejadian.
"Loh... kok belum pada pulang"tanya Satpam yang tidak tau darimana datangnya. Segera Ziva menghapus airmatanya dan berdiri mensejajarkan posisinya dengan Rey.
"Kalian mau pacaran disini ya"tuduh satpam tsb
"Gak lah pak, ngawur nih kita ada pelajaran tambahan tadi, ini baru selesai"ucap Rey bohong
"Oh gitu toh, yasudah sekarang cepat pulang"
"Iya pak, permisi"ucap Rey lalu segera menarik tangan Ziva meninggalkan satpam itu agar tidak berpikir yang aneh lagi
[...]
"Assalamualaikum..."
Tuk tuk tuk...
Jihan, putri sulung Bagas dan Mira terus mengucapkan salam dan mengetuk pintu berkali kali dengan bayi yang ada didalam gendongannya.
Pintu terbuka, menapilkan sosok Bagas dan Mira yang terkejut melihat kehadiran putri sulungnya.
"Jihan..."ucap Mira sambil menghampiri Jihan dan memeluknya sekilas
"Mau apa kamu kesini?"tanya Bagas dengan tegas
"Aku mau jenguk papa, mama dan juga Ziva. Aku kangen sama kalian"jelas Jihan dengan berkaca kaca
"Aku tidak sudi dijenguk olehmu, pergi dari sini, kamu bukan anakku!"titah Bagas sinis
"Papa ngomong apa!"ucap Mira cepat
"Dia sudah mempermalukan kita, biarkan dia hidup dengan bayi haram dan suaminya itu!"
Tentu saja ucapan Bagas membuat perih hati Jihan, terlebih lagi saat Bagas mengatakan bayinya itu anak haram. Jihan tidak percaya orangtuanya sendiri akan mengatakan hal demikian.
"Pergi! Dan jangan pernah kesini lagi"bentak Bagas sambil mendorong Jihan
"Papa....."teriak Ziva sambil berlari menghampiri Jihan dan membantu membangunkannya
"Kak Jihan gpp-kan...?tanya Ziva sambil mengusap lengan Jihan
"Kakak gpp kok..."ucap Jihan tersenyum
"Papa gak boleh gitu sama kak Jihan , biar gimanapun kak Jihan tetap anak papa, papa gak kasian sama bayi yang lagi digendong sama kak Jihan?!"protes Ziva
"Kamu jangan ikut campur! Cepat masuk"bentak Bagas
"Tapi pa___"
"Masuk!"potong Bagas dengan membentak
"Papa cukup, jangan teriak teriak!"protes Mira
Ziva langsung berlari masuk kedalam rumahnya, ia menangis melihat perlakuan papanya kepada Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dibawah umur [✓, belum Direvisi]
Короткий рассказ[jadilah pembaca yang bijak] dia perusak, penghancur dan malapetaka bagi orang yang ceroboh. dia menghancurkan masa depanku, dia menghancurkan impianku, dia membuat orangtuaku kecewa, dia membuatku dibenci dan dihindari banyak orang! hinaan, cemooha...