"Tega anda ya laporin anak kami ke polisi, apa anda tau Rey juga menghilang hah!?"bentak Dona sambil menunjuk wajah Bagas
"Anak kalian menghilang karena dia sudah merencanakan ini, anak itu sudah menyembunyikan Ziva!"balas Bagas tak kalah keras
"Anda jangan asal ngomong, anak saya menghilang karena mencari anak anda! Paham!"bentak Akbar
"Jadi anda pikir semua salah anak saya?"tukas Bagas sambil menegakkan wajahnya
"Sudah sudah, percuma kita bertengkar, tidak akan menyelesaikan masalah, sebaiknya kita cari anak anak kita, itu yang terpenting"lerai Mira, ia sudah tidak kuat lagi mendengar perdseteruan suaminnya dengan orangtua Reynal.
Tiba tiba, sebuah mobil berwarna hitam masuk kehalaman rumah Bagas, mobil itu berhenti tak jauh dari kerumunan kedua keluarga tersebut. Tak lama juga Rey memasuki halaman rumah itu dengan motor kesayangannya.
"Rey, itu Rey pah"ucap Dona sambil menunjuk Reynal
Ziva, Jihan dan juga Yoga keluar dari mobil tersebut, membuat Bagas, Akbar Dona dan Mira terkejut. Ke4 orangtua itu langsung menghampiri mereka.
"Mama"ucap Ziva
"Ziva, astaga nak kamu kemana aja sayang?"ucap Mira sambil memeluk tubuh mungil Ziva
"Jihan, Yoga jadi kalian yang sudah menyembunyikan Ziva?"tuduh Bagas
"Bukan pah, kami__
"Kalian benar benar tidak tau diri!"potong Bagas
"Papa sudah, biarkan mereka jelaskan dulu"ucap Mira geram
"Semua sudah ketemu, ayo Rey kita pulang papa harus bicara sama kamu"ucap Akbar menatap Rey
"Tapi pa_
"Rey ayo nak"potong Dona
"Kalian mau kemana? Saya belum kasih pelajaran sama bocah ini!"tegas Bagas sambil menunjuk kearah Reynal
"Maksud om?"tanya Rey tidak paham
"Kemana kamu bawa anak saya selama ini hah? Kenapa kamu lakuin ini sama keluarga saya?"ucap Bagas penuh emosi
"Om, ini salah paham, saya__
"Kamu mencoba membela diri?"potong Bagas
"Cukup! Saya sudah muak dengan segala ucapan kamu! Jangan pernah kamu menuduh anak saya yang tidak tidak lagi!"protes Akbar dengan wajah sudah memerah
"Ayo Rey kita pulang"ajak Akbar
"Jangan pernah lari dari masalah kamu!"teriak Bagas saat melihat mobil Akbar sudah meluncur meninggalkan halaman rumahnya
"Ziva, aku pulang dulu, nanti aku kesini lagi"ucap Rey
"Siapa yang izinin kamu kesini? Saya gak sudi! Pergi kamu!"bentak Bagas
"Papa!"protes Ziva
"Permisi"ucap Rey, lalu menaiki motornya, dan dia melajukannya meninggalkan rumah Ziva yang terasa panas dan sesak itu.
[...]
"Kalian merencanakan ini semua? Kalian menyembunyikan Ziva, lalu berpura pura membawa Ziva kesini agar papa dan mama mau menerima kalian lagi?"tuduh Bagas, suaranya menggelegar mengisi ruang keluarga
"Nggak pa, papa salah, kami gak seperti itu"protes Jihan dengan suara gemetar sambil menangis
"Halah, papa tau ini akal akalan kalian!"ucap Bagas masih tak percaya
"Pa, kami awalnya gak tau masalah ini, tetapi tiba tiba Ziva datang, dan menceritakan semuanya, kami gak punya niat buat cari muka sama papa dan mama"ucap Yoga menjelaskan
KAMU SEDANG MEMBACA
dibawah umur [✓, belum Direvisi]
Short Story[jadilah pembaca yang bijak] dia perusak, penghancur dan malapetaka bagi orang yang ceroboh. dia menghancurkan masa depanku, dia menghancurkan impianku, dia membuat orangtuaku kecewa, dia membuatku dibenci dan dihindari banyak orang! hinaan, cemooha...