Ziva mengutuk dirinya. Takdir yang tidak pernah bersahabat dengannya membuat Ziva selalu tersiksa.
Rey, masa depannya, harapannya, sekolah, semua hilang. Bahkan dunia pun akan mengacuhkan kehadiran Ziva.
Tidak ada lagi yang perlu dipertahankan oleh Ziva. Semua sudah selesai, perjalanan hidupnya yang rumit sudah harus berakhir.
Malam itu sedang hujan, membasahi tubuh Ziva yang terasa dingin dan mulai menggigil.
Ziva menoleh ke arah belakang yang terdapat mobil hendak kearah tujuannya.
Pikiran untuk mengakhiri hidupnya tiba-tiba terlintas. Mungkin dengan meninggal Ziva akan selesai menderita didunia.
Langkah Ziva sudah menuju pertengahan jalan. Badannya berdiri tegak menunggu mobil menghantamnya hingga hancur.
Klakson mobil tersebut sudah berbunyi memberi peringatan kepada Ziva, namun apa daya, tekad Ziva untuk mengakhiri hidupnya benar-benar bulan.
Mobil mendekat, siap menghantam Ziva. Namun nihil, Ziva sudah dirangkul oleh seseorang yang membawanya ke pinggiran hingga mereka terjatuh.
Mobil yang akan menabrak Ziva sudah melesat kearah tujuannya.
"Lo gila?" Bentak Reno sambil menatap Ziva tajam
"Kenapa lo selamatin gue Ren! Gue pengen mati!" Bentak Ziva sambil memukul Reno
"Lo pikir dengan lo mati semua kelar?"
"Ya! Penderitaan gue bisa selesai disini!" Balas Ziva tegas
"Ayo ikut gue!" Reno langsung menarik Ziva menuju motornya yang ia parkirkan dipinggir jalan
"Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Ziva dengan suara gemetar
Reno tidak menjawab, melainkan hanya mmasangkan Helm dikepala Ziva dan ia segera menaiki motornya.
"Naik" perintah Reno
Ziva pun segera naik, dan menurut kepada Reno mau kemana pun laki-laki itu membawanya.
/////
Mira terus mundar mandir didepan pintu dengan menggigit jarinya. Ia terus menunggu anak bungsunya itu pulang. Rasa khawatirnya semakin menjadi saat hujan dan petir terus menghiasi malam itu.
"Pa! Ziva kemana? Kenapa dia belum pulang"
"Sabar Ma. Ziva pasti dirumah temennya. Jangan bikin papa makin cemas"
"Mama khawatir pa! Mama takut Ziva kenapa-kenapa diluar!"
"Ma. Tenang ya. Ziva pasti lagi bermalam dirumah Imey atau Oliv. Dia mungkin butuh teman curhat" ucap Jihan sambil mengusap bahu Mira
"Bener itu ma. Mungkin Ziva butuh waktu dengan teman-temannya." Tambah Bagas
/////
Reno memberikan secangkir teh hangat kepada Ziva, dan juga memberikan handuk kering untuknya.
"Thanks ya Ren" ucap Ziva sambil memakai handuk ke bahunya, dan menerima secangkirbteh hangat
"Sama-sama" balas Reno lalu duduk disamping Ziva
"Apa yang buat lo mau bunuh diri kayak tadi?"
"Orang tua gue udah setuju gue nikah sama Rey. Tapi masalahnya Rey udah dipindahkan ke Surabaya" Ucap Ziva sedih
"Surabaya?" Ulang Reno terkejut
Ziva mengangguk, mengiyakan ucapan Reno.
"Gara-gara ini lo mau bunuh diri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
dibawah umur [✓, belum Direvisi]
Historia Corta[jadilah pembaca yang bijak] dia perusak, penghancur dan malapetaka bagi orang yang ceroboh. dia menghancurkan masa depanku, dia menghancurkan impianku, dia membuat orangtuaku kecewa, dia membuatku dibenci dan dihindari banyak orang! hinaan, cemooha...