eps 16

189 12 1
                                    

"Heran, Rey gak bisa dihubungi terus! Kemana dia ya" Ziva bergumam sambil menatap ponsel yang ada digenggamannya

Jihan masuk kedalam kamar Ziva dengan bayi yang ada digendongannya. Jihan duduk disebelah adiknya yang tengah kebingungan itu.

"Kamu kenapa kok sedih gitu mukanya" tanya Jihan sambil mengusap rambut Ziva

Ziva menggeleng sambil tersenyum semu pada Jihan.

"Harus seneng dong. Kan papa bakalan nikahin kamu sama Rey" tambah Jihan membujuk

"Rey gak bisa dihubungi kak" Lirih Ziva sedih

"Kok bisa? Kamu udah coba tanya sama temen-temennya?"

Lagi lagi Ziva menggeleng. Ia memang belum sempat menanyakan kabar Rey pada Iyan ataupun Putra. Mungkin karna Ziva terlalu stres memikirkan masalah yang sedang menimpanya sehingga ia tidak ada waktu untuk mencari tau.

"Coba tanya mereka. Siapa tau mereka tau" Ucap Jihan menyarankan

"Kayanya nanti aja deh kak. Kan hari ini mau kerumah Rey" Ucap Ziva sambil tersenyum

"Nah. Yaudah jangan sedih lagi. Mending dandan yang cantik biar pas ketemu, Rey makin cinta sama kamu"

"Iiiiihh apaan sih kak Jihan" Ziva langsung tersipu malu dengan ucapan kakaknya itu

"Yaudah siap-siap ya. Kakak keluar dulu" Ucap Jihan lalu bangkit dan keluar dari kamar Ziva

"Iya kak"

/////

"Kasian Ziva, sekarang dia pasti sedih banget" Ucap Putra sambil menatap teman-temannya

"Iya, semuanya hancur, apalagi sekarang Rey juga gak ada kabar pasti Ziva sangat sedih. Dia udah gak punya penyemangat lagi" tambah Imey

"Ini semua gara-gara si Rey. Udah bikin anak orang hamil dia malah hilang kabar. Pengecut tau cowo kaya gitu" Geram Reno sambil mengepalkan tangannya

"Heh Reno ini semua gak sepenuhnya salah Rey. Kalau aja om Bagas mau nikahin Ziva sama Rey pasti semuanya gak bakal kaya gini" Ucap Oliv sinis

"Jelas ini salah Rey lah. Kalau dia gak macem-macem sama Ziva jelas ini gak akan terjadi. Dianya aja yang mesum" ucap Reno membela diri

"Bener tuh, Si Rey nya aja yang mesum. Padahal Ziva polos banget. Pasti dipaksa tuh sama si Rey" tambah Nugi

"Lo jangan salahin Rey aja ya! Gak sepenuhnya salah Rey!" Bentak Imey

"Udah udah! Apaan sih kalian. Dalam keadaan gini malah ribut. harusnya kita support Ziva sama Rey. Bukan malah saling menyalahkan!" Ucap Iyan tegas

"Nah bener kata Iyan. Kita gak boleh pojokin mereka. Ini udah terjadi. Kita cuma bisa support mereka biar kedepannya baik. Bukan malah begini" Sambung Putra

Semuanya diam. Mereka membenarkan ucapan Iyan dan Putra. ya dalam keadaan begini harusnya mereka memberi support untuk Ziva dan Rey bukan malah nyalahin salah satu pihak dari mereka. Lagipula semua sudah terjadi, dan tentu itu keinginan mereka, bukan keinginan salah satu pihak.

"Gimana kalau nanti pulang sekolah kita bagi tugas. Imey sama Oliv kalian kerumah Ziva buat support dia, dan Kita anak cowok kerumah Rey buat cari kabar tentang dia" Ucap Iyan memberi saran

"Boleh tuh. Ide bagus" Ucap Imey setuju

"Gue ikut aja" gumam Reno

"Yaudah nanti pulang sekolah kita langsung kerumah mereka" Ucap Iyan

Teman-temannya hanya mengangguk mengiyakan ucapan Iyan. Ya ada baiknya mereka mendatangi Ziva dan Rey agar mereka tidak terlalu sedih.

/////

dibawah umur [✓, belum Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang