eps 6

635 14 0
                                    

"Test pack?.... test pack punya siapa ini Ziva? Kenapa ada dikamu?"tanya Mira yang terkejut bukan main

Ziva hanya melongo dengan airmata yang mengalir membasahi pipinya. Ziva tidak tau apa yang harus ia katakan. Apakah ia harus berbohong, atau mengatakan yang sebenarnya...

"Ayo jawab sayang, ini punya siapa!"sambung Mira sambil menggoyangkan tubuh Ziva

Bagas yang sudah cukup lama menunggu diruang makan pun tak sengaja mendengar suara Mira dikamar Ziva yang sedikit berteriak, Bagas memutuskan untuk menghampiri mereka karena tak kunjung datang juga.

"Ziva jawab mama nak. Ini punya siapa"ulang Mira sambil menyodorkan test pack kehadapan Ziva

"Ada apa ini ma, kok ribut ribut?"tanya Bagas yang baru nongol didepan pintu kamar Ziva, tentu saja itu semakin membuat Ziva ketakutan dan gugup.
Bagaimanapun papanya adalah orang yang paling Ziva takuti.

"Test pack?"lirih Bagas sambil memandang test pack yang dipegang Mira

"Mama hamil? Wah syukur sekali ma, anggota keluarga kita bakal bertambah lagi"ucap Bagas antusias sambil tersenyum lebar

"Bukan pa, ini bukan punya mama..."bantah Mira sambil menatap kearah Ziva dan Bagas bergantian

"Terus punya siapa?"tanya Bagas terkejut

"Mama liat ini... ini ditangan Ziva"ucap Mira, membuat Ziva aemakin menunduk takut.

"Ziva?, bagaimana bisa?"ucap Bagas tidak mengerti

Mira menggeleng, lalu kembali mendesak Ziva agar memberitahui soal test packnya.

"Ziva, ayo bilang sayang ini punya siapa?"lirih Mira

"Iya Ziva, ini punya siapa?"tambah Bagas

Ziva mendongak menatap kedua orangtuanya. Ziva sungguh takut untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia takut nasibnya akan seperti Jihan, kakaknya.

"Ziva, ayo bicara dong"desak Mira

"Itu.... itu punya... punya Ziva pa, ma"lirih Ziva dengan suara gugup dan gemetar

Duar.... seakan tersambar petir di pagi hari, seketika jantung dan dada kedua orangtua Ziva berdebar hebat dan sesak seketika mendengar pernyataan dari Ziva. Mira dan Bagas saling tatap dengan perasaannya masing masing, mereka belum percaya, pasti Ziva membohonginya, pasti Ziva sedang membuat prank untuk mereka.

"Jangan bercanda nak, mama yakin ini bukan punya kamu"bantah Mira

"Kamu bohongkan, ini pasti punya temen kamu atau kamu nemu di___"

"Nggak. Ziva gak bohong, itu punya Ziva. Maafin Ziva ma, pa"potong Ziva dengan isakannya

"Ngga mungkin sayang, gak mungkin kamu hamil"protes Mira seolah semuanya hanya sandiwara

"Maafin Ziva udah bikin mama sama papa kecewa"isak Ziva

Bagas masih menggeleng gelengkan kepalanya. Ia masih belum percaya, namun dari ucapan dan tatapan Ziva tidak ada kebohongan sama sekali.

"Gak mungkin... gak mungkin kamu hamil diusia dini nak"sanggah Mira sambil menangis

Plak... Bagas langsung melayangkan tangannya ke pipi putih Ziva tanpa sadar. Rasa sakit hatinya yang dulu seolah terbuka lagi setelah cukup lama tertutup rapat. Malahan ini lebih perih dari sebelumnya. Gadis yang ia besarkan dan jaga untuk harapannya nanti ternyata sama saja seperti yang dulu. Bagas benar benar merasa gagal menjadi orangtua bagi keturunannya.

"Siapa yang sudah menghamili kamu!"bentak Bagas

"Papa tahan emosi"titah Mira

"Apa kamu tau! Papa udah berusaha buat jaga kamu supaya kejadian dulu nggak terulang lagi! Tapi kenapa kamu malah lakuin ini hah! Selama ini papa berdoa buat kamu supaya jadi anak yang baik baik ternyata sama saja. Kamu sama seperti kakak kamu itu!"tambah Bagas dengan suara tak kalah keras

dibawah umur [✓, belum Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang