eps 15

203 8 3
                                    

hallo guys gimana kabarnya?
Maaf sebelumnya aku lama banget gak up hehe:)

Happy Reading

Ziva memasuki ruangan Kepsek. Disana ia dibuat terkejut dengan kehadiran Mama dan Papanya. Ziva sendiri tidak tau sejak kapan orangtuanya ada disana.

Dengan langkah yang pelan dan lemah, Ziva akhirnya tiba disamping orangtuanya. Lalu ia duduk tepat disamping Mira, Ziva tidak sanggup memandang wajah orangtuanya. Ia akan semakin menangis melihat raut kekecewaan dari wajah mereka.

"Maaf sebelumnya mengganggu Pak, Bu. Tapi ini sangat penting mengenai Ziva. Apa benar, rumor yang terdengar disekolahan ini bahwa Ziva hamil itu memang fakta?"

Sebuah pertanyaan dan pernyataan yang begitu hebat dilontarkan oleh sang kepsek. Bahkan kini detak jantung Ziva berdebar hebat tak karuan saat mendengar penuturan Pak Anwar.

Ziva tidak mengerti mengapa kabar tentangnya bisa secepat itu tersebar. Padahal selama ini Ziva terus berusaha menutupnya dengan rapat.

Bagaimana nasib Bagas dan Mira? Orangtua Ziva yang tengah duduk disampingnya. Mereka nampak sangat terkejut dan malu mendengar ucapan Kepsek. lagipula orangtua mana yang biasa saja mendengar anaknya hamil diluar nikah?

"Dengan berat hati dan sangat menyesali, kami pihak sekolah sudah memutuskan untuk mengeluarkan Ziva dari sekolah ini. Kami tidak mau ada hal yang semakin buruk terjadi disekolahan lagi pak. Apalagi jika berdampak pada murid lain. Kami sangat menolak hal itu" Sambung Pak Anwar tegas

Ziva semakin tak berdaya dan lemas. Ziva fikir semua akan baik baik saja. Tapi ternyata tidak, berawal dari satu kesalahan ternyata bisa menimbulkan masalah yang banyak. Bahkan bertumpuk tumpuk layaknya cucian.

Masalah satu belum selesai, datang lagi masalah lain. Bukankah sangat nikmat?

"Pak, apa tidak bisa diberi kesempatan lagi?" Itu suara Mira, ia meminta banding untuk keadilan Ziva

"Kesempatan apa bu? Kami tidak bisa membiarkan murid yang hamil diluar nikah kelayapan disekolah ini. Dampaknya sangat patal sekali. Nama baik sekolah akan tercemar" Jelas Pak Anwar

"Baik pak. Terimakasih!" Bagas yang sudah terlanjur muak dan malu langsung keluar dari ruangan itu. Ia sudah tidak peduli lagi dengan Ziva yang dikeluarkan ataupun tidak.

Harga dirinya sudah benar benar ada dibawah. Bagas sudah dibuat malu oleh anak bungsunya. Lagipula apa lagi yang bisa diharapkan?

Ziva sudah mrnghancurkan harapan Bagas, Ziva juga menghancurkan masa depannya sendiri. Lalu apa yang harus Bagas lakukan?

Ya, kembali lagi pada Rey, menikahkannya!

Baiklah, Bagas sudah lelah, ia akan menikahkan Ziva dengan Rey secepatnya.

/////

Ziva berjalan melewati jalan trotoar dengan kakinya yang sudah tidak memiliki tenaga lagi. Matanya terus menangis membasahi pipinya.

Ziva sudah benar benar hancur. Impian, harapan dan masa depannya sudah menjadi bubur yang tidak akan bisa ia pulihkan menjadi nasi.

"Rey... kenapa sih lo susah dihubungi!!! Gue butuh lo!" Bentak Ziva pada ponselnya yang sedari tadi menghubungi Rey tapi tidak bisa.

dibawah umur [✓, belum Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang