Ziva sedang memeluk lututnya didepan pintu sambil menangis, ia tidak tau apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Kemarahan orangtuanya pasti akan berpengaruh buruk pada Ziva, terlebih lagi kasus ini sudah pernah menimpa keluarga Ziva dan al hasil pengusiran secara paksalah yang menjadi akhir dari masalah itu. Ziva yang masih berusia muda harus kemana jika diusir oleh papanya, ia bahkan tidak tau rumah saudara saudaranya.
Kring...
Kring...Ponsel Ziva berbunyi diatas nakas Ziva segera mengambilnya, dan melihat nama si penelepon itu dilayar ponselnya. Ziva menghapus airmatanya saat nama Oliv tertera disana.
"Halo..."
"Ziva lo dimana kok belum keliatan, lo bolos ya?"
Ziva terdiam. Bagaimana ini, ia bingung harus berkata apa pada temannya. Ziva berusaha tenang namun airmatanya seakan ingin terus mengalir dikelopak mata Ziva hingga ia sesegukan.
"Ziv, lo nangis? Lo kenapa?"
"Liv... orangtua gue udah tau kalo gue hamil...."
"What! Terus?"
Imey yang berada disamping Oliv pun ikut terkejut karena teriakan Oliv.
"Lo apa apaan sih. Kenapa sih?"
"Tolong bilang sm guru yang masuk kalo gue izin dulu. Gue mau ngurusin masaiah dulu"
"Yaampun, yang sabar ya Ziv, gue yakin lo bisa hadapi ini. Lo gak sendirian ko, gue sama yang lain bakal bantu lo, ok, lo jangan sedih"
"Iya Liv, thanks ya. Gue tutup dulu"
Imey yang penasaran akan pembicaraan Oliv dan Ziva segera memaksa Oliv untuk menceritakan yang terjadi.
"Liv Ziva kenapa?"tanya Imey sambil menyenggol lengan Oliv
"Gawat Mey, ini gawet...!"ucap Oliv dengan ekspresi panik
"Gawat? Gawat kenapa? Coba lo cerita"titah Imey penasaran
"Mey, orangtua Ziva udah tau kalo Ziva hamil"bisik Oliv
Imey melotot dengan besar, dengan mulut menganga. "Lo jangan becanda"ucap Imey tak percaya
"Gue serius Mey"tekan Oliv
Imey mengingat saat papa Ziva menelponnya tadi pagi yang menanyakan alamat rumah Rey. Apakah ini ada hubungannya dengan terbongkarnya rahasia Ziva?
"Lo kenapa? Kok bengong"ucap Oliv
"Liv, tadi pagi itu om Bagas minta alamat rumah Rey, apa mereka kesana buat minta pertanggung jawaban Rey...?"
Sementara itu...
Rey terkejut dengan kedatangan orangtua Ziva, terlebih lagi mereka datang dengan tujuan yang tak terduga. Mengapa harus secepat ini kehamilan Ziva terbongkar?...
"JAWAB REY!"bentak Akbar membuat Rey merinding
"Papa, gak mungkin Rey hamilin anak orang, dia masih polos, belum tau apa apa pa. Jadi jangan percaya sama mereka"bela Dona sambil memeluk Rey
"Untuk apa saya berbohong? Jelas jelas anak anda yang telah membuat putri saya hamil, dia banyak kehilangan sebagaian hidupnya, terutama dia telah membuat saya kecewa!"ucap Bagas penuh kekesalan
"Rey ayo bilang kalo kamu gak tau apa apa soal ini kan nak. Ayo bilang sayang"ucap dona dengan lirih
Rey menatap mata Akbar, lalu bergantian menatap mata Bagas, semuanya sudah jelas, bahwa kedua lelaki dewasa didekatnya ini tengah memendam kekecewaan yang luar biasa besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dibawah umur [✓, belum Direvisi]
Short Story[jadilah pembaca yang bijak] dia perusak, penghancur dan malapetaka bagi orang yang ceroboh. dia menghancurkan masa depanku, dia menghancurkan impianku, dia membuat orangtuaku kecewa, dia membuatku dibenci dan dihindari banyak orang! hinaan, cemooha...