"Rey kita harus gimana? Aku gak mau bikin mama sama papa kecewa"lirih Ziva dengan mata yang berkaca kaca
"Aku juga sama Ziv, papa larang aku pacaran, dia mau aku fokus belajar, tapi kenyataannya aku malah langgar itu, dan lebih parah lagi aku udah hamilin kamu"ucap Rey prustasi
"Rey, kalo papa aku tau soal ini, nasib aku mungkin akan sama kayak kak Jihan..."gumam Ziva sambil terisak
"Kak Jihan?"ulang Rey bingung
"Kak Jihan, kakak aku. Dia hamil duluan dan papa usir kak Jihan, papa juga gak anggap kak Jihan anaknya lagi, kalau papa tau soal kehamilan aku pasti papa juga bakal usir aku..."ucap Ziva dengan airmata yang mengalir dikedua pipinya
Disisi lain, ternyata ada yang menguping dan juga mengintip Ziva dan Rey, bahkan mereka mendengar semua obrolan Ziva dan Rey termasuk kehamilannya.
"Ziva hamil....?"ucap Imey tak percaya
"Kita salah denger kali ya"ucap Iyan yang juga tidak percaya
"Gak mungkin Ziva hamil, dia kan masih kecil"protes Oliv
"Wah ada yang gak bener nih..."lirih Putra
"Samperin yuk, kita butuh penjelasan"ajak Iyan yang diangguki mereka bertiga
Mereka segera berlari menghampiri Ziva dan Rey.
"Woi..."teriak Iyan
Ziva dan Rey menatap ke 4 temannya dengan bareng. Mereka terkejut atas kehadiran mereka, apakah mereka menguntit atau hanya kebetulan saja.
"Apa yang kami denger barusan gak salah?"tanya Putra to the point
Rey menatap Ziva sekilas, lalu menatap Putra kembali. Rey tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan putra tersebut.
"Maksud lo apaan?"tanya Rey bingung
"Apa bener Ziva hamil?"ucap Putra dengan keras
Rey melotot tak percaya, bagaimana putra bisa tau soal kehamilan Ziva, apa dia mendengar obrolan mereka?
"Putra! Gak usah keras keras!"bentak Rey sambil melirik sekitar, dan untungnya tidak ada yang memperhatikan mereka
"Sorry sorry, gue refleks. Tapi bener kan ucapan gue"ucap Putra setengah berbisik
Rey melirik kepada teman temannya satu persatu, lalu melirik kearah Ziva yang tertunduk karena malu sambil menangis.
"Tolong rahasiain ini, jangan sampe bocor"pinta Rey memohon
"Gue gak nyangka kalian bisa sejauh itu"lirih Imey sambil menatap Ziva kecewa
"Mey, jangan bilang kesiapa siapa ya"pinta Rey
Imey hanya diam, lalu menghampiri Ziva dan mengelus punggungnya dengan pelan.
"Apa yang harus gue lakuin setelah ini..."lirih Ziva
Imey mengalihkan pandangannya kearah Rey, ia sendiri tidak tau apa yang akan mereka lakukan kedepannya. Secara hamil diluar nikah itu sangat menyulitkan nasib keduanya, apalagi diusia mereka yang muda dan masih seorang pelajar.
"Ziva... kamu tenang ya, kita cari jalan keluarnya bareng-bareng"ucap Rey menenangkan
"Soal ini, orang tua kalian udah tau?"tanya Iyan, usai menjatuhka bokongnya diatas kursi
"Belum..."lirih Rey
"Terus kalian bakal apa setelah ini? Gugurin kandungan Ziva?"ucap Iyan yang langsung mendapat tatapan horor dari teman temannya
KAMU SEDANG MEMBACA
dibawah umur [✓, belum Direvisi]
Short Story[jadilah pembaca yang bijak] dia perusak, penghancur dan malapetaka bagi orang yang ceroboh. dia menghancurkan masa depanku, dia menghancurkan impianku, dia membuat orangtuaku kecewa, dia membuatku dibenci dan dihindari banyak orang! hinaan, cemooha...