Part 7

1.3K 95 2
                                    

"Mas Danish!" gumamku lirih.

"Kamu mengenalnya, Naura!" bisik CEO muda aneh itu.

"Ti.tidak!" jawabku berbohong.

"Baiklah, kita mulai meeting hari ini! Pak Danish silakan persiapkan proposalmu!"

Netraku tak henti-hentinya menatap wajah pria yang kini berada tepat di depanku. Proposal yang ia ajukan juga sangat bagus, dan menarik. Sesekali lelaki itu menyeka keringat yang bercucuran di wajah dan lehernya. Tak jarang pula kedua netra kami saling bertemu.

"Bagaimana menurutmu, Nona Naura?"

Aku berdeham singkat, lalu menatap kembali sosok Mas Danish yang tengah menunduk pasrah. Mengapa lelaki itu menyembunyikan masalah sebesar ini dariku? Walaupun Mas Danish belum bisa menerimaku sebagai seorang istri, setidaknya ia bisa mempercayaiku sebagai seorag sahabat.

"Nona Naura!" ucap CEO aneh itu sedikit membentak.

"Maaf, Pak!"

"Sekarang katakan pendapatmu tentang proposal itu! Semua keputusan ada di tanganmu, Nona Naura. Akan tetapi, jika gagal, kau harus siap menikah denganku!"

"Hah, apa, Pak?"

Semua orang yang berada di sana menatapku dengan penuh selidik. Termasuk Mas Danish! Lewat tatapan matanya, ia seakan meminta penjelasan atas apa yang diucapkan CEO aneh itu kepadaku.

"Jangan dianggap serius, tadi saya hanya bercanda! Saya sengaja berkata seperti itu, biar sekertaris saya ini tidak kaku dan lebih rileks mengeluarkan pendapat tentang pengajuan proposal Pak Danish."

Mendengar penjelasan CEO aneh itu, semua yang ada di sana-sana manggut-manggut mengerti. Kuembuskan napas perlahan, lalu mulai menyampaikan pendapatku tentang proposal Mas Danish.

Proposal yang diajukan Mas Danish memang luar biasa keren. Cara penyampaiannya pun apik dan sangat menarik. Tidak heran, bila CEO aneh itu menyetujui pendapatku, dan langsung menandatangi kontrak kerja sama dengan Mas Danish.

"Baiklah meeting hari ini selesai. Semoga kerja sama kita ini akan berjalan dengan lancar. Amiin."

Setelah mengatakan itu satu per satu dari mereka mulai keluar dari ruangan meeting. Detak jantung ini tak dapat lagi diajak kompromi, saat Mas Danish mulai mendekat ke arah kami.

"Terima kasih, Marcell. Atas kerelaannya bekerja sama dengan perusahaanku. Kalau tidak, mungkin perusahaanku akan segera gulung tikar."

"Sama-sama, semoga berhasil! Jangan mengecewakanku!" ucap Marcell, yang tak lain CEO aneh itu.

"Naura, ikut saya!"

"Baik, Pak."

Aku menoleh singkat pada Mas Danish, lalu segera menyusul CEO aneh itu menuju ruangannya.

"Ada apa, Pak?"

"Kamu sudah membuat kesalahan saat meeting tadi, jadi aku akan memberikan hukuman padamu!"

"Apa salah saya, Pak?"

"Kamu banyak melamun, tidak fokus pada apa yang sedang dibahas, dan tidak sigap dalam menerima intruksi dari saya!"

Tasbih Cinta NauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang