Bab 25

0 0 0
                                    

Lanjut baca buku lagi Ah..
Hmm ini hanya belajar. Uhmm  aku gugup sekali, banyak sekali ketakutanku.. gak ada yang di peluk. Hh... kapan kmu mengerti, perasaanku padamu yang mengambang ini, sampai kapan diriku lenyap di makan hari, karena rasa yang entah untuk siapa ini.
Teramat gelap atau terang, aku masih wanita...

Berterus terang pada diriku sendiri dan orang lain. Aku terus terang aku tidak mengerti apa perasaanmu padaku, kmu juga tidak mengerti perasaan ku padamu.
Lalu bagaimana gelap kamu jadikan terang
Sementara terang kmu jadikan gelap

kek mati lampu kau tau? apa bahasa ini terlalu sulit untuk kamu tau apa perasaan ku?
Selain kamus KBBI, JEPANG, JERMAN DAN PRANCIS. Kamu ingin aku pakai bahasa apa lagi?! harus mengucapkan berapa bahasa lagi untukmu mengerti perasaanku.
Jika bahasa Indonesia kurang untukmu?
Mau aku bercakap denganmu pakai  Bahasa Sunda, Jawa, dan Kalimantan?

ada yang jualan kamus bahasa hati gak? Katanya bahasaku terlalu sulit untuk dia mengerti. Hingga gak ada orang yang tau aku ngomong apa? Penulis yang tidak di ketahui perasaannya. Hmm... teramat gelap.

Masa aku harus bilang pada kmu..
aku mau buang air mata...
“Cepatlah sembuh, aku akan datang kumohon bertahanlah untuk menungguku.”

Aku mendengar suara pria di dekat telingaku. Dia belum pergi, jariku bergerak sedikit. Berusaha ku cari di manakah tangannya.

“Hm, kmu menungguku yah?” tanyaku, “aku akan kuat kok, cepatlah datang secara nyata padaku.”

Suara itu menghilang dan aku bangun dari tidurku. Menyadari satu hal, ini hanyalah mimpiku. Mimpi yang panjang, kepalaku juga pusing. Karena bingung harus bagaimana dengan hari ini, hari ini harusnya bagaimana?
Aku jarang menulis, ahh bunda akan mengamuk jika aku terus menghabiskan tinta.

Seorang penulis yang tidak pandai menulis.
menulis pakai tangan maksudku. Hehehe..

Kalau saja, aku lebih lama. Mempertahankan dirimu untuk bertahan bersamaku, mungkin aku tidak akan seperti ini. Terus merindukan dirimu untuk tahu apa yang aku rasakan...
Aku tidak kuat, lembut seperti salju tetapi aku benar-benar tajam.

Begini, apa sangat sulit untuk mengerti perasaan seseorang? Tetapi terkadang aku melihat seseorang sangat mudah mengetahui perasaan orang lain. Perasaanku hampa  kepadamu, apa aku harus bicara seperti itu di depan diriku sendiri?

Pria itu bahkan mulai mengatakan kata iya dan sudahlah. Mungkinkah dia tidak tau? Perasaan kekasihnya? Atau memang aku yang terlalu berharap. Terus terang saja...

Kmu pikir terang itu terus terusan?
Kadang gelap kadang terang..

Seseorang itu tidak bisa terus terang, karena mereka punya hati dan pikiran.
Kamu tidak harus tahu hal ini dan itu. Tetapi sudahlah... Aku akan mengganti sisa ini dengan fokus pada tujuan.

Ide-ide yang datang dan aku menyimpannya sebisaku. Meski selama ini aku menyimpannya untuk suatu alasan. Pada akhirnya aku mulai merasakan hal berbeda dariku setelah Nizan mengungkap sesuatu.

Hal yang sulit aku duga dan itu membuat jantung rasanya ingin  melayang tetapi sungguh tidak ada niat untuk hal itu menjadi lebih buruk. Suatu perasaan yang harusnya bukan untukku, tapi apa aku juga punya perasaan itu? Sebelum aku menemukannya aku mulai sadar akan kebenaran setelah dia hempaskan perasaan ku. Begitulah.... 

Aku akan menceritakannya tetapi bukan sekarang di suatu rangkuman singkat yang pelan tetapi akan lebih mudah di pahami.

Our Story is PausedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang