Bab 31

1 0 0
                                    

PERKEMBANGAN.

“Bagaimana dengan perkembangannya? “

Aku menoleh dengan tangan menopang dagu. “Bagus, aku rasa begitu ...,”
Lisa, menarik selimut dan kembali tidur.

Napasku sedikit susah belakangan ini.
“Ya, baiklah, untuk sementara kita tahu bagaimana mengatasinya. “

Lisa segera bangun, dan membiarkan rambut acakannya menutup sebagian mata kanan. 

“Kamu serius? “ tanyanya, “kamu tidak pikirkan kita bukan mahluk di tempat seperti ini? “

“Berhenti berbicara aneh, kita hanya melihat saja, “ jawabku.

“Kamu akan menyesal setelah menemui cinta, kau tahu itu. “

Lisa menjawab dengan muka yang menggerutu. Rambutnya sudah beterbangan seperti sekumpulan bulu tertiup angin.

“Hai, cinta itu berbahaya, tidak semua orang bisa kau _”

Aku langsung menggebrak meja penuh tumpukan buku. Membuat Lisa berhenti berbicara padaku dengan mulutnya yang masih setengah terbuka.

Aku menatap dan berkata, “Setidaknya dia tidak datang untuk membunuhku. “

#Bagian ini kayaknya bagus deh..  Hoa hmm..  Lupakan saja.. Latihan dulu.ah..
DiaryDyan

#Kemarin, 09 April 2020

Aku melihat seorang pria datang dengan motornya. Menemui seorang bapak yang tinggal di samping rumahku, aku tidak sengaja mendengarnya.

Mendengar wabah virus yang terjadi dan menggemparkan dunia. Bapak itu terpaksa mendengarkan pria itu selama berjam-jam.
Sembari menyandarkan tubuhnya di tembok dekat pintu. Pria itu masih berdiri berhadapan dengan bapak tadi, tangan kanannya membawa bawaan seperti obat.

Kurasa, dia adalah dokter dan mungkin juga orang yang bersebelahan dengan rumah ku itu adalah orang penting yang begitu diingatkan tentang masalah virus covid19.

Aku pikir dia RT atau RW, tpi entahlah..
Fokus saja pada pekerjaan yang penting..
Aku selalu lupa meletakan kuncir rambut yang sering aku gunakan. Lama sekali aku tidak pernah berdandan. Terakhir kali sewaktu kecil, itupun ibu yang memaksanya.

Atau mungkin juga anaknya sedang ingin mendaftar kuliah. Jadi cara masuknya juga susah, harus di periksa dulu keadaannya  mampu di Terima atau di tolak.

Aku mengangkat karung satu persatu dan memasukkannya ke dalam rumah.
Banyak barang hari ini, tetapi sepertinya semua orang tidak bisa diam di rumah. Virus ini menguras banyak hal,  dan ekonomi seolah berhenti berjalan.

Walau ada teknologi... Masih ada yang tidak tahu bagaimana cara bermain teknologi.
Meskipun kamu menyuruh mereka diam di rumah. Hidup mereka tidak sejalan, meski kamu memberi mereka makanan, hati anaknya masih ingin banyak hal.

Seperti mereka, yang ingin sekolah.
Sekolah itu adalah jembatan, ibu selalu bilang seperti itu. Tetapi setelah jembatan di bangun tidak banyak orang juga akan menemui jalan buntu.

Hm, aku hanya selalu melihat keindahan dari gambar saja. Hanya dari gambar aku menemukan hal yang bagiku sangat nyata, tetapi aku menyadari aku tidak mengharapkan banyak hal dari yang aku lihat.

Menatap hari kemarin rasanya biasa saja.
Dengan perut lapar, naik sepeda dan panas yang terik.
Melakukan banyak hal, menginvestasikan banyak hal, tetapi nanti jika sudah. Aku tidak tahu harus apa..
Berjalan dengan siapa, jika nanti jalanan rusak, siapa yang akan membangunnya..?

Karena itu, aku butuh orang lain.
Hidup itu tidak seegois perkataanmu padaku..

Error

Moodku hilang karena laptopku yang eror. Dia marah karena lama tidak aku sentuh dan aku manjain. Habisnya, gk ada kegiatan lain yang bisa dilakukan selagi orang ribut masalah nikahan.

Terlalu ragu dan bingung, sebenarnya apakah ini dapat menjadi hal terbaik.
Beberapa kali dia mati hidup sampai hujan datang pun belum cukup menghancurkan semangatku.

Lagu lagu aku ganti, tetapi belum mampu menggairahkan jiwaku.
Telah banyak buku merayuku. Tetapi mengingat gambar aneh di laptop ku..
Sepertinya dia juga terkena dampak virus.

Ah virus..   Kenapa harus datang disaat aku ingin menuliskan tentang gadis berkekuatan virus
Apa yang kupikirkan malam ini? Terasa kian menggelisahkan hatiku pada detik-detik waktu. Aku bingung pada banyak hal, atau memang sebaiknya aku tidak memikirkan hal itu.

“Kesehatan, hmm iya benar..  Kesehatan.. “

Oh iya kesehatan, aku lupa.

Oh iya, sebenarnya semenjak ayam di rumah sakit. Seseorang memberikan sesuatu pada ayam itu terus menerus. Aku pikiran itu obat, atau sesuatu yang lain.

Semenjak itu setiap malam aku tidak bisa tidur. Mendengar suara-suara aneh seperti gorokan leher manusia.
Suaranya begitu jelas terdengar di balik balik jendela. Aku pikir ada apa dengan ayam itu? Mungkinkah sakit tenggorokan?

Aku tidak berani mengintipnya.
Yang jelas aku tidak bisa tidur karena bau dan suara gorokan leher yang masih mengganggu.

Hidup adalah ketika kamu menjadi pemberani. Memimpin banyak kebaikan untuk membahagiakan seseorang yang kamu cintai. aku cinta pada ayah.
Hmm aku lupa kata-kata apa yang dulu sering aku ucapkan padanya.

“Pak bapak, sok lek gedhi aku pengen sekolah. Pean seng ngeterne yo? “

Ayah hanya tersenyum tidak menjawab.

“Pak, gandeng tanganku yo? “

Aku menggenggam tangan ayah, dan tersenyum. Kelak tangan inilah yang tidak aku jumpai lagi, tangan seorang pria yang penuh kehangatan pasti. Aku tidak tahu, jika diriku tidak pernah menjadi seseorang yang hebat saat itu.

Hanya bisa bingung, dan bertanya..

“Ma, bapak kenapa? Bapak kok diam? Ma.. “

Hal yang penting dalam hidupku. Adalah memiliki seseorang yang bisa membelaku seperti sosok ayah.

Hanya bisa berteriak memanggil namanya ketika orang membawa jasadnya. Hanya bisa diam mematung dengan pertanyaan ketika orang menguburnya.

Our Story is PausedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang