✧ 1:5 ✧

545 61 1
                                    

"Jangan bodoh, Cis! Aku tahu tempat lahirmu disitu, tetapi bisakah kau tidak...UGH! Jangan kesana, Ok?" Cegah Rose.

"Aku harus, Rose! Please, kau bisa pulang duluan kalau tak mau menungguku," Cisia menolak perkataan Rose.

Rose pun tidak akan bertindak bodoh dengan meninggalkan sahabatnya didalam tempat tergelap sedunia sihir. Rose memutuskan menunggunya di depan kedua pohon yang ditengahnya merupakan tempat kegelapan itu.

"Jangan coba-coba melewatinya, Cis! Please! Walaupun ini masih siang," perintah Rose mengingatkan Cisia. Cisia pun tetap berjalan menuju tengah-tengah kedua pohon itu.

"Cis..."

"Hei, disini tidak ada apa-apa," ucap Cisia yang berada ditengah-tengah pohon kegelapan itu.

"O-oke, oke, sekarang lebih baik kita pulang, ok?" Rose dengan cepat menarik lengan Cisia untuk keluar dari area itu.

Mereka berdua berjalan cepat menuju rumah Rose.

"Dari mana saja kalian?" Tanya Hermione yang sudah berada di depan rumah milik Ron.

"Tentu saja berjalan-jalan di sana," jawab Cisia sambil tersenyum. "Apa sudah mau pulang, Mum?" Lanjutnya.

"Iya, sebentar lagi kakak-kakakmu itu akan merindukanmu, ayo kita pulang," ajak Hermione sambil mendekati Cisia.

Cisia pun mulai berpamitan dengan Rose dan ibunya.

Lalu mereka berdua mengendarai mobilnya dan pergi meninggalkan rumah Rose.

•••

Sesampainya dirumah, Cisia langsung memasuki manor dan berjalan terburu-buru menuju perpustakaan.

"Hai Sis, darimana saja kau?" Cisia pun mengabaikan Scorpius yang sedang berada di ruang makan.

"SISYY!! AKU BUAT VIDEO BARU TAU!!" Bahkan saudarinya saja ia abaikan.

Quila kebingungan melihat Cisia yang terburu-buru itu. Lalu ia mengikutinya dari belakang.

Di perpustakaan Cisia langsung mendatangi rak tentang tempat-tempat fenomenal di dunia sihir.

"Kau mencari apa, Sis?" Quila berjalan mendekati Cisia yang terlihat sangat sibuk dengan rak buku itu.

"Aku sedang mencari sesuatu, duh dimana sih, argh, OH INI!" Cisia mengambil buku tebal dengan hardcover bewarna coklat yang berjudul 'The Scariest Places in the Wizarding World'.

Quila pun mengikuti Cisia kekamar.

"Tolong kunci pintunya, Quil!" Perintah Cisia. Quila pun langsung saja menguncinya.

"Ada apasih? Tell me," Cisia pun langsung mengajak Quila untuk mendekat.

Cisia membuka daftar isinya terlebih dahulu. "Apasih namanya! Kenapa coba tidak kutanyakan sekalian pada Rose," gerutu Cisia sambil membolak-balikan setiap halaman buku itu.

"Apa yang kau cari Lyncisia Nyxa Malfoy? Kau sudah mengabaikanku terus-terusan kali ini!" Quila mulai menaikkan nadanya dan terlihat wajahnya memerah karena menahan amarah.

"Maaf, Quil. Jadi aku diajak ke hutan dekat rumah Rose, nah disana ada tempat paling gelap sedunia sihir, katanya. Makanya aku mencarinya dari buku ini," jelas Cisia yang dibalas senyuman oleh Quila.

Hell, tadi menahan amarah sekarang sudah tersenyum lembut begitu.

"Kau mencari tempat kegelapan itu? Ututu adikku belum tahu rupanya,"

"K-kau mengetahuinya? Tentang Mum yang melahirkanku disana?"

"Apa mum melahirkanmu disana?! Sungguh, aku tidak tahu tentang itu, aku hanya tahu namanya dan mitos-mitos disana," jawab Quila jujur.

Cisia pun mengangguk dan melanjutkan mengamati halaman yang selalu dibalik-balikan oleh Quila.

"Nah, ini. Bacalah, aku ingin melanjutkan membuat video lagi, hehe..." Quila akhirnya pergi kekasur dengan iPad ditangannya dan Cisia masih duduk di sofa sebelah tempat tidurnya.

Cisia pun mulai mengamati kata tiap kata yang tertulis disana.

"Palee Pimedus...berasal dari bahasa Estonia yang berarti Istana Kegelapan," gumam Cisia. "Tempat ini adalah tempat paling tergelap sepanjang masa di dunia sihir. Karena didalamnya terdapat sosok penyihir jahat yang tinggal diantara pohon itu. Dia adalah seorang wanita yang berwajah hitam legam dan kulitnya mengelupas, setiap kukunya selalu tajam untuk membunuh mangsanya? Lah, ini kenapa malah seperti ini sih, terlihat sangat dibuat-buat." Cisia mulai kesal dengan yang dibacanya.

"Quil! Apakah tidak ada bacaan lain? Ini sangat tidak masuk akal, seperti cerita dongeng tau!" Gerutu Cisia sambil membalikan halamannya.

"Ah, tunggu, biar kutanyakan Scorpius," Quila pun beranjak dari tempat tidur dan meninggalkan iPad nya.

"Tunggu! Jangan beritahu dia tentang kelahiranku disana, ok?" Quila pun mengangguk mendengar kata-kata Cisia.

•••

"Scorpiee, buka pintunya!! Urgent!!" Teriak Quila dari luar kamar Scorpius. Tidak tahu kenapa dia suka sekali mebgunci kamar.

Ceklek!

"Kenapasih lama sekali," gerutu Quila yang langsung saja menerobos masuk.

"Kau sendiri kenapa kesini? Tumben sekali," cibir Scorpius. Quila pun duduk anggun dengan penuh gayanya.

"Jadi begini, apakah kau punya buku tempat tempat yang, um, aneh gitu didunia sihir, punya?" Tanya Quila dengan nada yang sok manis nya, tetapi memang manis sih. Kalau Quila tidak bertingkah seperti ini, Scorpius akan bertanya banyak sekali dan itu sangat menyebalkan.

"Oh, ada dirumah, dikamarku, ambil sendiri, aku punya lima seri," Quila pun langsung berlari cepat menuju kekamar yang ditempati dirinya dan Cisia.

"Bagaimana? Dapat?" Tanya Cisia langsung begitu Quila sampai dikamar.

"Ada dirumah, dikamarnya, dia punya lima seri katanya, mau kutemani?" Tawar Quila, Cisia pun mengangguk semangat.

Lalu mereka berdua pun berjalan menuju perapian tanpa sepengetahuan siapapun, kecuali Scorpius tentu saja.

Mereka langsung tiba diperapian rumah mereka.

"Ugh sudah lama tidak kesini," ucap Quila begitu keluar dari perapian.

"Ayo cepat kekamar Scorpius," ajak Cisia terburu-buru.

Mereka berdua langsung berlari menuju kamar Scorpius dan membukanya.

Cisia langsung mengamati rak buku milik Scorpius yang lima seri itu.

"Cis, seri ketiga tuh, pas sekali," kata Quila sambil menunjuk kearah buku berwarna hitam legam.

"Akhirnya! Ayo cepat kembali ke manor, sebelum Mum melihat," Quila dan Cisia pun langsung berlari menuju perapian dan kembali ke manor.

𝐨𝐮𝐫 𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲. | malfoy [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang