{Palee Pimedus}
Kalian tahu, kan? Tempat tergelap sedunia sihir? Ya, tepat berada di Hutan Pimedus.
Di Hutan Pimedus terdapat tempat tergelap menurut para penyihir. Tetapi sebenarnya tempat tersebut tidaklah semenyeramkan yang kalian bayangkan.
Disana bahkan ada istana yang tidak bisa dilihat semua makhluk, kecuali makhluk-makhluk terpilih.
Kerabat saya salah satunya, dia bisa melihat istana itu. Dia mengatakan bahwa disana memanglah gelap. Tetapi hanya pintu masuk nya saja yang gelap. Jadi bisa kita ketahui bahwa yang kita lihat diantara pohon itu adalah pintu masuk menuju istana kegelapan atau Palee Pimedus.
Kerabat saya, Fonso Limario, dia pernah bertemu dengan sosok wanita yang berpakaian seperti zaman Adam.
Tetapi kejadian mengerikan menimpa kerabat saya, sepulang dari istana kegelapan tersebut, ia terkena kutukan. Tidak lama kemudian ia wafat, sebelum itu ia menceritakan apa yang ia lakukan untuk masuk kedalam sana.
Berdasarkan namanya, Palee Pimedus, istana kegelapan, tentu saja untuk bisa melihatnya kalian harus datang pada malam hari.
•••
"Ini sih hampir sama dengan mimpiku, tapi apakah wanita itu benar-benar mengutuknya? Apakah aku harus kesana malam hari untuk memastikannya? Buku milik Scorpius kurang lengkap, menyebalkan sekali," gumam Cisia bermonolog.
"Bagaimana? Ketemu dengan apa yang kau butuhkan?" Tanya Quila yang sedari tadi setia menunggu adiknya.
"Sedikit, sepertinya aku harus buru-buru tidur," ucap Cisia dengan langkah gontai ia berjalan menuju kasur queen size itu.
"Cis, ini baru jam 6, kau bisa tidur setelah makan malam, kan?" Tanya Quila begitu mendekati Cisia yang sudah menyamankan dirinya di kasur.
"Ah iya, nanti Mum akan menanyaiku. Baiklah, Kita keruang duduk saja," Cisia memutuskannya sendiri.
Dengan semangat Quila menggandeng tangan adiknya, "Buat video baru lagi yaa!!" Cisia pun membalasnya dengan anggukan.
Memang kakaknya yang satu ini sangat narsis sekali.
•••
"Grandma lihat tadi ada yang menggunakan perapian, siapa?" Tanya Narcissa begitu semua orang disitu sudah memulai makan makanan penutupnya.
"Ah, itu tadi aku dengan Quila, Grandma," jawab Cisia dengan sopan.
"Ada apa?" Tanyanya lagi.
"Kerumah, mengambil buku milik Scorp," jawab Quila dengan nada riang.
Narcissa pun menganggukkan kepalanya.
"Dimana Dad?" Tanya Scorpius tiba-tiba.
Semua pun mendadak hening, Hermione tersenyum kearah Scorpius seraya berkata, "Tadi Dad memaksa untuk pergi bekerja setelah Mum pulang dari rumah Bibi Pansy," Suaranya sedikit bergetar.
Narcissa pun mendekat kearah Hermione dan memeluknya dengan lembut.
"Aku akan segera mencari tahu secepat mungkin apa yang terjadi dengannya," tegas Lucius, mereka tahu Lucius bekerja sangat keras tentang masalah keluarga.
•••
"Cis perasaanku tak enak, Dad saja belum pulang! Apa yang terjadi dengannya??" Tanya Quila sesenggukan.
"Tenanglah Quil, aku juga merasa tak enak dengan Dad, ini sangat mendadak bukan? Aku akan mengutuk siapapun yang menyakiti keluargaku," tegas Cisia walaupun dipelupuk matanya terdapat cairan asin yang mengumpul.
"A-aku ingin bertemu, Mum," cicit Quila, Cisia pun menyetujuinya.
Menurutnya Mum lah satu-satunya yang merasa terpukul dengan perubahan Dad.
Mereka berdua berjalan menuju kamar orang tuanya. Pintunya terbuka sedikit, Cisia pun mulai mengintip. Dia tahu ini merupakan hal memalukan yang pernah ia lakukan.
"Dad, sudah pulang ternyata," bisik Cisia pada Quila yang berada dibelakangnya.
Didalam sana, kondisi Draco acak-acakan sekali. Hermione pun terlihat begitu khawatir dengan keadaannya. Terlihat Hermione banyak mengatakan kata tetapi Draco hanya diam melihatnya tak melakukan apa-apa. Karena mungkin Hermione sedikit lelah, dia memutuskan untuk keluar kamar.
Cisia segera mendorong Quila untuk mundur dan pergi dari sana. Tetapi Cisia terlalu keras mendorong Quila sehingga mengakibatkan Quila terjatuh.
Cisia pun memegang tangan Quila, "Shit tidak bisa apparate!" Bisik Cisia kesal.
"Ka-kalian? Kenapa disini?" Tanya Hermione dengan suara pelan.
Cisia dan Quila pun langsung memeluk dan membawa Hermione kesuatu tempat, dimana kesukaan Hermione.
Ya, di perpustakaan.
"Mum? Kau ingin mengatakan sesuatu pada kita??" Tanya Quila yang sedang duduk berada di sebelah kanan Hermione. Sedangkan Cisia berada di depannya duduk di karpet bulu yang tebal.
"Bukankah seharusnya kalian tidur?" Tanya Hermione dengan nada yang kesal.
"Quila tidak bisa tidur, dia menangis dan ingin bertemu dengan Mum," jelas Cisia sembari memegang erat kedua tangan Hermione.
Hermione pun mulai merendahkan pundaknya sambil menghela napas, pandangan mata lurus mengarah rak rak buku didepannya.
"Keluarga tidak ada rahasia kan? Kita ini anakmu Mum, kau boleh mencurahkan semuanya pada kita, tidak harus bercerita pada Bibi Pansy ataupun Bibi Ginny dan Bibi Daphne, kita juga perlu mendengar kisahmu yang tidak kita ketahui, kita disini, bersama Mum juga, Mum m-merasakannya sendiri dan menyimpannya baik-baik, kita juga ingin merasakannya Mum, mari berbagi, okay?" Cisia berusaha menyamankan Hermione supaya bisa bercerita layaknya teman.
Ini pertama kalinya Hermione melihat Cisia sedewasa itu, yang sebenarnya Hermione tahu kalau Cisia sangat peduli, tetapi dia jarang memunculkan sikap kepeduliannya itu terang-terangan.
"Apa yang membuatmu resah, Mum?" Tanya Quila dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐨𝐮𝐫 𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲. | malfoy [✓]
FanfictionKekuatan tak terduga dari si bungsu Malfoy yang juga si penyelamat keluarganya, darimana asalnya?