"Hei Malfoys, bolehkah aku bergabung?"
"Tentu saja, Nick." Jawab Scorpius yang kebetulan duduk sendirian.
Sedangkan para saudarinya duduk berhadapan dengannya.
"Bagaimana kabar orang tua mu, Nick?" Tanya Quila untuk memecahkan keheningan.
"Mereka baik, sangat baik. Liburan ini kami pergi ke Norwegia, kalian tahu? Kami disana makan salmon setiap hari, banyak sekali varian masakan salmon disana." Nick menceritakan kisah makan salmonnya dengan mata berbinar.
"Itu karena Norwegia merupakan negara pengekspor ikan salmon terbesar di dunia, kau baru saja kuberi ilmu gratis, mana hadiahku?" Semua mata memandang kearah Cisia yang masih berkutat dengan buku novelnya.
"Hoho sis, tentu saja aku tidak bermaksud melupakan kepandaianmu itu-" Nick masih tersenyum melihat Cisia yang kelihatannya sudah tidak tertarik.
"-dan tentu saja aku membawakanmu hadiah! Taraaa!! Pisau asli Norwegia, kau tahu? Pisau ini diberikan cuma cuma oleh pedagang disana, aku sendiri saat melihatnya langsung teringat dirimu,"
Nick menyerahkan kotak dengan panjang 15 cm kearah Cisia.
Cisia pun membuka kotak itu dan mengamati pisau yang ada dihadapannya.
"Nick, kau memberikannya pisau gratis dari orang lain? Sungguh Zabini sekali," ucap Scorpius dengan pandangan jengahnya.
Dihadapan Scorpius, Quila menatapnya dengan tajam dan mengatakan 'jaga ucapanmu' tanpa suara.
"Tidak, i-ini sangat menarik, bagaimana bisa pedagang itu memberikanmu dengan gratis? Lihatlah, ukiran pembungkus pisau ini sangat indah bukan?" Tanya Cisia yang sedari tadi masih mengamati pisau itu.
"Oh yeah, tentu saja. Bagaimana kau suka?" Nick sangat antusias menunggu jawaban Cisia yang ia anggap sebagai adik nya sendiri.
"Sangat-sangat suka, terima kasih Nick." Cisia tersenyum kearah Nick dengan tulus.
Nick pun menyeringai sambil menatap remeh kearah Scorpius.
•••
"Quila!! Cisiaa!" Saat mulai memasuki aula, kedua gadis itu membalikkan badan dan menghadap kearah sumber suara.
Dihadapan mereka sudah ada James, Albus, dan tentu saja Lily yang memanggil mereka berdua.
Quila dan Cisia langsung memeluk erat Lily. Saking lamanya liburan, dan mereka lebih sering berbagi kabar melalui surat. Teknologi muggle masih belum berkembang di dunia penyihir, hanya beberapa keluarga saja yang memilikinya.
"Dilanjutkan nanti saja berpelukannya, kalian menghalangi jalan," sindir James dan langsung dihadiahi tatapan membunuh oleh Lily dan Quila.
"Aw, tatapan kalian menusuk kepalaku," cibir James setelah melewati mereka bertiga. Albus langsung saja memasuki aula dan duduk di area Slytherin.
Setelah acara silaturahmi didepan pintu aula, akhirnya mereka bertiga berjalan memasuki aula dan duduk di tempatnya masing-masing.
Scorpius, Nick, Albus, dan Cisia duduk secara berkelompok. Sudah kebiasaan mereka bersama sejak tahun pertama, dan tentu saja kedekatan mereka sulit sekali dipisahkan.
Albus dan Nick sedang bersenda gurau menceritakan kisah liburan mereka, sesekali mereka tertawa keras.
Sedangkan seberang mereka, Cisia dan Scorpius taruhan siapa yang akan datang memasuki aula dengan tepat.
"Aku yakin setelah ini yang masuk Ravenclaw," bisik Scorpius.
"Menurutku sih, Hufflepuff, Scorp," Jawab Cisia.
Dan tiba-tiba saja, seorang gadis cantik itu memasuki aula dengan gaya anggunnya.
"Yaahh, jawaban kita tidak ada yang benar," kata Scorpius sengan nada kecewa.
"Kita tidak harus membayarkan? Kita kan sama-sama kalah,"
"Benar sekali! Apabila keduanya sama-sama kalah tidak ada yang harus membayar, istilahnya kita impas,"
Cisia hanya terkikik melihat tingkah kakaknya itu.
Sedangkan gadis yang menggagalkan taruhan mereka berdua mendatangi meja yang diisi oleh kelompok Scorpius.
"Kalian kenapa sih, sepertinya seru sekali," Val langsung duduk disebelah Cisia dan menatapnya penasaran.
"Val! Senang bertemu denganmu, aku dan kakakku sedang bertaruh siapa yang akan memasuki aula dengan menyebutkan asrama mereka, tetapi malah kau yang memasukinya," Cisia menceritakan kejadian sebelum Val datang ke aula.
"Oh, jadi kalian harus membayar satu sama lain, bukan?"
"Tidak! Kesepakatan kita berdua, tidak ada yang membayar apabila keduanya sama sama salah memilih," Scorpius menyangkal ucapan Val.
"Ugh! Mana ada permainan seperti itu," Val pun hanya memutar matanya dengan malas.
Mereka berempat pun saling menyapa Val yang baru datang untuk melengkapi kelompok Scorpius.
Sedangkan disisi lain, kelompok Gryffindor, yang juga sama sama terkenalnya dengan kelompok Slytherin.
James, Lily, Quila, dan Rose. Mereka asyik sekali membicarakan tentang liburan musim panas kali ini.
Walaupun James lelaki sendiri dikelompoknya, dia pun tidak terlalu mempermasalahkannya, justru menurutnya sangat menyenangkan bisa menjaga saudari dan sahabat perempuannya yang lain.
Dengan berbatas 2 orang saja, Eve bisa mendengar percakapan kelompok besar itu.
"Hahaha, kalian hanya berlibur ke festival perayaan tiga trio emas saja dibanggakan, bisa dilihat liburan kalian tidak menarik sama sekali," ucap Eve dengan nada meremehkan.
"Ha ha ha, tentu saja tidak menarik bagimu, karena keluarga mu tidak dapat menghadirinya bukan?" jawab Lily dengan lantang.
"Upsie Lily, bukannya hanya keluarga kita saja yang berhak menghadirinya?" Quila ikutan menyindir Eve yang tidak jauh dengannya.
Tentu saja sindir menyindir adalah kesukaan Quila. Sedangkan James dan Rose hanya mengamati kedua adik-adiknya itu dengan pandangan 'sudah bertengkarnya?'.
Hingga makanan pun muncul dihadapan mereka, dan mereka langsung melahap makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐨𝐮𝐫 𝐟𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲. | malfoy [✓]
FanficKekuatan tak terduga dari si bungsu Malfoy yang juga si penyelamat keluarganya, darimana asalnya?