13 : ticket

524 81 3
                                    

Masih inget dengan kejadian Yaxuan yang dibatalkan ikut lomba piano nasional?

Gue pernah bilang kalo gue bakal membela Yaxuan. Dan gue gak main-main sama ucapan gue kali ini. Terserah mau bilang bucin atau apa, tapi gue beneran mau ngelakuin sesuatu untuk Yaxuan.

Tadinya gue mau ngelapor ke kepala sekolah, tapi sayangnya Qilu udah duluan pergi ke Shanghai untuk lomba. Jadi ya sia-sia juga gue ngadu. Toh gak ada yang berubah. Eh tapi gue bisa laporin Laoshi yang disogok itu sih. Oke ide bagus.

Gue nekat ke ruang kepala sekolah sendirian. Pas sampai sana, cuma ada kepala sekolah doang. Dia sering dipanggil Master.

Gue membungkuk hormat sebentar, lalu Master mempersilahkan gue duduk di kursi depannya.

"Kenapa datang ke sini?" Tanya Master. Pasti dia bingung banget lihat seorang murid berani-beraninya datang ke ruang kepala sekolah.

"Master, saya mau melaporkan sesuatu." Ucap gue sedikit gugup.

"Apa itu?" Master terlihat tertarik melihat keseriusan gue.

"Saya mau lapor kalo guru musik menerima uang suap dari murid. Master tau lomba musik nasional yang sekolah kita ikut kan? Sebelumnya ada murid yang namanya Song Yaxuan, dia yang mewakilkan sekolah. Dia juga udah dipilih sejak sebulan lomba diadakan. Tapi, seminggu mau lomba Yaxuan malah dibatalkan untuk wakilin sekolah dan diganti sama Wang Qilu. Laoshi itu nerima uang suap dari keluarga Qilu untuk mendepak Yaxuan." Jelas gue dengan panjang lebar.

Master terdiam, terlihat sedang memikirkan ucapan gue. "Kok saya tidak tau ya?" Gumamnya bingung. Master memeriksa komputernya, entah buat apa.

Selang beberapa menit, Master bergumam, "Ah benar... sebelumnya ada yang namanya Song Yaxuan lalu diganti jadi Wang Qilu."

"Benar, Master."

"Hmm, baiklah karena saya gak suka kecurangan, saya akan mengintrogasi Laoshi itu dulu." Ucap Master yang membuat gue langsung tersenyum lebar. "Terima kasih atas laporannya, baru kali ini ada murid selain ketua osis yang berani datangi saya untuk melapor sesuatu."

Gue tersenyum canggung, "Maaf, Master sudah menganggu."

Master tertawa, "Tidak papa. Saya memang tidak suka kecurangan. Jadi saya akan bertindak tegas untuk ini. Lagian kasihan juga anak bernama Yaxuan tadi. Dia pasti udah berlatih keras selama sebulan ini."

"Benar, Master! Tiap hari dia selalu latihan sampe langit mau gelap!" Seru gue.

Master ketawa lagi, "Emang Yaxuan itu siapa kamu? Kok kamu kayaknya semangat sekali bahas dia?"

Gue langsung kicep pas ditanya gitu. "Y-ya temen saya..."

Master terkekeh, "Dasar anak muda. Ya sudah kamu kembali ke kelas. Udah mau bel masuk."

Gue mengangguk, "Xiexie, Master."

"Bukeqi."


Gue keluar dari ruang kepala sekolah dengan lega dan senang. Gue gak akan ngasih ampun ke orang-orang kayak Laoshi dan Qilu. Kalo mereka ngandelin uang, gue juga bisa. Selain bucin Yaxuan, kecurangan kayak mereka emang harus ditegaskan. Kalo gini terus yang ada mereka makin keenakan.

°°°

"YIHUA JIEEE!"

"YIRENKUU!"

Namanya Yihua, dia kakak sepupu gue. Udah kuliah dan kerja di Shanghai tapi sekarang dia lagi ada tugas kerjaan ke Chongqing. Ini udah setahun kita gak ketemu. Rasanya kangen banget sampe kita pelukan sampai jatuh terguling-guling di karpet.

"Kangen banget sama adekku ini!" Seru dia sambil cium-cium pipi gue. Gue cuma ketawa-ketawa aja.

Setelah kita capek kangen-kangenan versi barbar, kita pun tiduran di atas karpet dengan lengan Yihua Jie jadi bantalan kepala gue.

"Apa kabar kamu? Sekolah lancar?" Tanya dia membuka obrolan.

"Baik, sekolah lancar ya seperti biasa." Plus tambah menyenangkan setelah membucin Yaxuan.

"Bagus dehh. Jie mau nginep di sini sehari aja soalnya ada kerjaan lagi dan harus nginep di hotel dekat kantor."

"Yahh masa cuma sehari..."

"Ntar kita jalan-jalan kok. Nanti kalo ada waktu Jie langsung kesini deh."

"Okedeh." Jawab gue berusaha ngertiin dia yang sibuk ini. Walaupun Yihua Jie bukan kakak kandung gue, dia udah kayak saudara kandung gue saking deketnya sejak kecil. Apalagi kita sama-sama gak punya saudara kandung alias sama-sama anak tunggal.

Gue dan Yihua Jie pun ngobrolin apa aja. Sampai akhirnya Yihua Jie nanya gini.

"Eh Mei, kamu bisa main piano gak?" Tanya dia tiba-tiba.

"Enggak. Kenapa emangnya?"

"Yahh... Jie punya tiket lomba main piano di Korea. Punya temen sih, tapi dia gak jadi pergi karena ada urusan keluarga. Terus dia gak tau mau kasih siapa tiketnya. Jadilah Jie disuruh nyariin pengganti dia."

Gue terdiam. Mikirin ucapan Yihua Jie yang mendadak langsung bikin kepala gue inget Yaxuan.

"Lombanya di Korea?"

"Iya, tapi udah dibayarin sama pihak lomba buat ke sana kok. Temen Jie gak mau jual tiketnya, dia mau kasih ke orang yang bener-bener layak ikut soalnya ini lomba internasional. Gak boleh sembarang orang bisa ikut."

Gue langsung duduk tegak saat Jie bilang gitu. Bikin Jie kaget sama gerakan gue tiba-tiba.

"Kenapa sih? Kaget tau!"

"Jie! Aku tau harus kasih siapa!"





gak ada yaya dulu ya wkwk

𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang