(finished)
"Yiren, ayo berjuang! Gue bakal bantuin lo. Lo gak boleh gini aja. Nanti kalo Yaxuan udah deket sama cewek lain, lo juga yang nyesel nanti. Oke?" Kata Junlin lagi sambil menepuk bahu gue.
Yaxuan itu cowok yang disukai semua orang. Anaknya...
Kegiatan belajar kelas itu berhenti saat mendengar suara bel berbunyi. Laoshi yang mengajar juga berhenti menulis dan langsung beringsut membereskan barang-barangnya.
"Baik, pelajaran hari ini sampai di sini. Terima kasih." Kata Laoshi.
"Xiexie, Laoshi!"
Laoshi pun meninggalkan kelas, diikuti murid-murid yang juga hendak keluar. Paling ya ke kantin. Tempat sejuta umat.
"Jajan gak cuy?" Tanya Junlin ke gue.
"Mager, Lin. Nitip lah." Kata gue.
"Mager mulu lo ah kayak ibu hamil." Ujar Junlin sinis.
"Sibuk amat lu!"
"Yaudah mau nitip apa."
"Biasaa. Roti sama susu."
"Pantes lu gemukan, jajannya roti sama susu sih."
"HE JUNLIN!"
Yang dipanggil langsung lari keluar kelas. Emang laknat dia tuh. Tapi iya juga sih, gue kayaknya makin berat soalnya jajan gue kayak gitu mulu. Kalo gak es krim, belum lagi makan gue banyak. Kayaknya gue udah mau mencapai 50 kg deh. Gatau ah, mau ngecek tapi takut.
Li Wei yang duduk di depan gue membalikkan badannya. Dia kelihatan lesu banget.
"Kenapa lo?" Tanya gue.
"Yirenn, kucing gue mati semalem. Sedih banget gue sampe nangis semaleman."
Oalah pantes mata dia sembab. Gue kira dia nangis karena nonton drama sampai pagi.
"Turut berduka ya, Wei." Ucap gue sambil menepuk bahunya.
Li Wei mengangguk. Dia meletakkan kepalanya di atas meja gue. Sedangkan gue cuma ngelus-ngelus kepala dia biar dia gak sedih. Anak ini emang pecinta kucing. Pasti kehilangan peliharaan yang selalu sama dia bikin dia sedih. Sama kayak kehilangan orang yang selalu sama kita.
"Kantin yuk?" Ajak gue karena gue ragu dia udah makan tadi pagi.
Tapi Li Wei langsung nurut, tumben-tumbenannya dia langsung nurut gini. Yaudah deh gue menghempaskan rasa mager gue demi nemenin Li Wei.
Saat jalan di koridor, banyak anak-anak yang ngumpul di sana dari berbagai kelas. Ada yang duduk-duduk di bangku, ada yang main-main di jalan, dan lain-lain. Bahkan ada yang buka konser gratis kayak si Zhenyuan yang kayaknya nyuri gitar dari klub musik buat dimainin sama dia. Di sana ada Yaxuan juga, tapi dia diem aja. Nah kalo Yaowen yang nyanyi-nyanyi, bikin gue eneg pengen nyumpel mulut dia pake pot karena dia nyanyi sambil teriak.
Namun sepertinya Li Wei beneran gak fokus jalan, soalnya dia gak sengaja nabrak seorang laki-laki dari kelas sebelah. Gue gak kenal dia, tapi dari wajahnya keliatan bukan orang yang baik.
"Woi kalo jalan lihat-lihat!" Bentaknya karena ketabrak sama Li Wei.
Li Wei kaget, dia juga dalam keadaan melamun. "M-maaf, gak sengaja..."
"Mata lo dimana?!" Bentaknya lagi.
"Kalem, Yi." Seorang laki-laki lagi tampak berusaha nenangin temennya.
Gue baca name tagnya, nama dia Zhang Hongyi. Gue takut sebenernya, tapi gue juga gak tega lihat Li Wei yang dibentak gini.
"Maaf, dia gak sengaja." Ucap gue berusaha tenang. Aslinya gue deg-degan parah.
Hongyi natap gue sinis, "Minum gue sampai jatuh. Mau apa lo?"
"Gue isiin lagi."
Hongyi berjalan maju mendekati gue dengan tatapan tajam. Tanpa sadar suasana koridor jadi sunyi karena kita.
Hongyi mencengkram dagu gue, "Berani ya lo lawan gue. Udah sok jadi pahlawan?"
"Njir apatuh ribut-ribut?" Zhenyuan berhenti mainin gitarnya saat melihat keributan yang tidak jauh darinya.
"Itu bukannya Yiren sama Li Wei?" Gumam Haoxiang.
"Iya bener!" Balas Zhenyuan. "Itu Zhang Hongyi yang bandel itu kan? Yang sempet ketahuan mabuk-mabukan?"
"Iya bener anjir. Itu kan preman anaknya."
Melihat Yiren dicengkram dagunya oleh Hongyi, membuat Yaowen bergerak untuk membelanya.
Namun, dia kalah cepat.
Karena sudah ada yang bergerak lebih cepat dari dia.
Gue menepis tangan Hongyi, tapi tangan gue malah dicengkram sama dia. Li Wei yang di samping gue juga memegang tangan gue takut.
"Liu Yiren." Gumam Hongyi saat membaca nametag gue.
Gue berusaha melepas tangan gue dari cengkeraman Hongyi. Tenaga dia gak main-main.
"Lepas."
Itu bukan suara gue.
Gue menoleh ke kanan, dan gue menemukan Yaxuan di samping gue. Mukanya dingin, dia menatap Hongyi tajam.
"Siapa lagi ini? Keren juga lo, banyak yang bela." Kata Hongyi ke Li Wei.
"Gue bilang lepas." Kata Yaxuan lagi.
"Kenapa? Pacar lo?" Tanya Hongyi dengan wajah menantang.
Dan kalian tau apa yang terjadi setelah itu?
Yaxuan menendang perut Hongyi, sampai bikin cowok itu terpental jauh.
Gue melotot kaget, bukan gue aja. Semua penghuni koridor dibuat kaget sama aksi Yaxuan barusan.
Yaxuan menarik gue untuk bersembunyi di belakang badan dia. Dan Yaxuan cuma diem melihat Hongyi yang kesakitan. Cowok itu berusaha bangun, tapi sepertinya tendangan Yaxuan terlalu kuat.
"Iya. Dia pacar gue. Mau apa lo?"
Kayaknya nyawa gue udah ditarik sama malaikat maut setelah Yaxuan mengatakan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf gais aku suka buat yaxuan jd badboy :)) but bayangin aja cuy yaxuan kaya gini apa tidak gila diri ini😭😭