author point of view"Lo kok bisa demam, Wen?"
Yiren membuka percakapan setelah beberapa menit ini dia dan Yaowen sama-sama diam. Setelah Yaowen yang secara random megang tangan Yiren, Yiren langsung menarik tangannya dan duduk di bangku samping kasur.
Tadinya Yiren gak mau ngomong duluan. Tapi karena Yaowen cuma diam aja dan beberapa kali lihatin dia terus, Yiren pun berusaha mencairkan suasana agar tidak canggung.
"Keseringan begadang kali." Balas Yaowen pendek. Sekarang dia lagi di posisi duduk sambil bersandar di dinding.
"Gue juga suka begadang, tapi gak sampe demam tuh." Balas Yiren.
Oke, Yaowen kalah telak. Jelas dia gak sekedar begadang aja sampe demam gini.
"Semalem gue cuma makan sekali."
"Kok gitu?"
"Lupa."
"Emang lo ngapain aja?"
"Push rank."
Yiren mencibir, "Pantes."
Dan Yaowen cuma tersenyum tipis melihat Yiren yang mencibirnya.
Lalu tak lama Zuo Hang datang sambil membawa dua makanan berbeda di kedua tangannya. Dia tersenyum canggung ke Yaowen, karena ya Yaowen adalah senior terkenal di sekolahnya. Walaupun dia gak jahat, tetep aja Hang takut deket dia, soalnya muka Yaowen ini muka-muka tukang bully, padahal si Yaowen gak pernah bully anak orang. Ngeledek aja sih yang sering.
"Nih, Ge, buburnya." Hang memberikan kotak sterofom putih itu ke Yaowen.
"Xiexie." Balas Yaowen sambil menerimanya.
Hang mengangguk, kemudian dia berdiri dengan wajah kebingungan menatap sandwich yang tersisa di tangannya. Hang bingung karena Yaxuan gak ada sebut siapa yang harus dia kasih sandwich nya. Pas mau ditanya, seniornya yang gak kalah famous itu udah pergi duluan dengan muka kusut. Mana berani Hang tanya-tanya lagi.
Tapi sesuai dengan feeling dan logikanya aja, Hang memutuskan memberikan sandwich itu ke Yiren. Karena ya masa si Yaxuan ngasih sandwich ke Yaowen, ya walaupun dia orang sakit, tapi kan kenapa gak kasih langsung aja? Pasti dia mau kasih ke Yiren tapi malu, ya kan ya kan. Hang emang pinter dah.
"Jie, ini ada yang nitip ke aku buat kasih ke Jie."
Yiren menatapnya bingung, "Siapa yang ngasih?"
"Yaxuan Ge."
Yiren tersenyum canggung, dia menerimanya, "O-oh, makasih, Hang."
"Sama-sama, Jie. Kalo gitu Hang lanjut belajar ya."
"Ohh iya, maaf ngerepotin."
"Gak papa, Jie." Hang tersenyum manis lalu kembali ke meja khusus penjaga uks dan melanjutkan belajarnya yang tertunda.
Yiren melirik Yaowen yang tidak bersuara tadi, dan dia mendapati Yaowen dengan wajah kusutnya sambil makan buburnya dengan malas.
"Yiren."
"Ya?"
"Nanti pulang sama gue, ya?"
"Gue pulang sendiri aja."
"Sama gue intinya, gue kan mau bales budi karena lo udah rawat gue disini."
Dan Yiren pun hanya mengangguk pasrah setelah dipaksa Yaowen untuk pulang bersamanya.
°°°
Sepulang sekolah, Yaowen udah kelihatan lebih mendingan. Dia gak lemes dan pucat lagi. Walaupun badannya masih hangat, Yaowen bilang dia udah gak merasa pusing dan badannya jauh lebih fit setelah istirahat seharian di uks.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮
Fanfiction(finished) "Yiren, ayo berjuang! Gue bakal bantuin lo. Lo gak boleh gini aja. Nanti kalo Yaxuan udah deket sama cewek lain, lo juga yang nyesel nanti. Oke?" Kata Junlin lagi sambil menepuk bahu gue. Yaxuan itu cowok yang disukai semua orang. Anaknya...