Setelah menerima tiket lomba piano internasional dari gue, Yaxuan jadi lebih sibuk. Dia lebih sering ngabisin waktu luangnya di ruang musik untuk latihan. Dia juga beberapa kali izin pulang lebih cepat untuk ngurus paspornya dan tiket penerbangannya ke Korea seminggu lagi. Kadang gue selalu diem-diem lihatin Yaxuan latihan di ruang musik.
Kali ini gue pulang terlambat karena baru kelar nyusun buku di perpus. Oh iya, mengenai hukuman Yaxuan, gue dan Yaxuan sepakat buat bagi-bagi tugas. Yaxuan akan menyapu perpustakaan pas pagi, nah gue yang bagian rapihin buku pas pulang sekolah. Karena kesibukan Yaxuan lah yang bikin gue dan Yaxuan gak pernah bekerja sama di perpustakaan. Tapi gak papa, gue enjoy aja ngerjain hukuman itu. Walaupun perpus sepi gak ada orang selain petugas, gue tetep masang lagu di earphone gue. Jadi gak sepi deh.
Suasana sekolah udah sepi. Gue melewati lapangan outdoor, tepatnya di lapangan basket. Di sana ada anak-anak cowok yang main basket. Ya mereka doang sih sisa di sekolah ini. Gak heran sekolah sepi karena ini udah dua jam lebih dari jam pulang.
Gue masih belum melepas earphone di telinga gue, kali ini gue menyetel lagu tenang karena cuaca mendung dan sunyi. Lagu ini berjudul Pluto, menceritakan seseorang yang hidupnya gak jauh beda kayak planet Pluto, si planet yang terlupakan. Lagu yang diiringi oleh gitar dan dinyanyikan oleh seorang perempuan dengan menggunakan bahasa Korea, gue merasa tenang banget dengernya. Cocok sama suasana.
Kali ini gue pulang dengan bus. Karena biasanya kalo udah jam 6 sore, supir rumah gue udah pulang. Gue juga udah nyuruh dia gak usah nunggu, jadilah gue naik bus. Gue pun nunggu di halte yang gak jauh dari gerbang sekolah.
Di halte cuma ada satu orang perempuan kantoran yang kayaknya baru pulang kerja. Dia duduk di ujung yang berseberangan sama gue. Bahkan suasana halte dan jalanan pun sepi. Mungkin karena udah mau hujan. Gue duduk di samping tiang, menyenderkan badan sambil melamun menunggu bus datang.
Tin! Tin!
"Woi kok belum pulang?"
Gue duduk tegak saat melihat cowok yang baru aja menghentikan motor besarnya di pinggir jalan, dia gak buka helm full facenya, tapi gue bisa kenal kalo dia adalah,
"Yaowen?"
"Iya, lo nunggu bus?"
Gue mengangguk.
"Mau gue anterin pulang gak?"
Gue melongo. "Hah?"
"Mau gue anterin pulang gak? Keburu hujan nih, cepet."
Gue mikir dulu. Masalahnya ini gue gak deket sama Yaowen cuy, pasti canggung banget lah. Mau nolak tapi Yaowen bener bentar lagi hujan soalnya langit bener-bener udah gelap.
"Lama bener mikirnya. Dah ayo naik!"
"I-iya." Dan gue pun pada akhirnya beneran berjalan mendekati motor Yaowen.
Tapi, baru aja mau naik, tiba-tiba ada motor yang berhenti di samping motor Yaowen. Si pengemudi juga menekan klaksonnya.
"Loh Yaxuan?" Gumam Yaowen.
Yaxuan membuka setengah kaca helm full facenya, gue masih ngeblank di samping motor Yaowen.
"Yiren pulang sama gue aja."
Oke ini lebih parah daripada diajak pulang sama Yaowen.
"Kenapa gitu?" Tanya Yaowen.
"Gue ada urusan sama dia. Lo pulang duluan aja, Wen." Balas Yaxuan.
"Ohh," Yaowen... terdengar menjawab dengan tidak suka(?). Gue bisa merasakan nada yang beda dari ucapannya. Yaowen pun menegakkan motornya lagi, bersiap untuk pergi. Sebelum dia pergi, dia mengatakan, "Gue duluan."
"Yo, hati-hati." Balas Yaxuan.
Sekarang gue berdiri mematung tidak jauh dari motor Yaxuan. Yaxuan yang masih di atas motornya menatap gue dengan alis terpaut.
"Nunggu apalagi? Ayo naik." Ucapnya.
Semoga gue gak jatuh di tengah jalan karena terlalu lemas di dekat Yaxuan.
°°°
Yaxuan membawa gue pulang. Bikin gue sedikit bingung. Karena gue kira dia bakal ngajak gue berhenti di suatu tempat untuk membahas urusan yang dia bilang. Tapi gue gak protes dan tetep turun dari motor gede Yaxuan yang gak beda jauh sama motornya Yaowen tadi. Cuma beda warna kayaknya.
Gue melepas helm yang dikasih Yaxuan tadi, lalu memberikannya kepada Yaxuan.
"Makasih, Yaxuan." Ucap gue.
Yaxuan tersenyum, "Sama-sama."
Gue tersenyum kecil, dan keheningan datang menghampiri kita.
"Gak diajak masuk nih?" Kata Yaxuan sambil senyum-senyum lagi.
"Hah?"
Yaxuan ketawa, "Gak, canda kok. Panik banget."
Gue menyengir malu, "Gak maksud kok. M-mau mampir?"
"Enggak, udah mau hujan. Gue langsung pulang aja."
Gue memanggut. "Eh tapi..."
"Kenapa?"
"Katanya... ada urusan sama gue?"
Yaxuan ketawa kecil, "Ohh itu bohong."
Gue menatapnya bingung. "Loh jadi?"
"Gue cuma mau nganterin lo pulang, Yiren."
aku kalo jd yiren udh meninggal di tempat kayanya 😭😭btw buat lagu Pluto, itu beneran ada. Nih lagunya silahkan denger sendiri, lagunya enak bangett.
🎵 Eyol (이욜) : Pluto (명왕성)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐭𝐡𝐞 𝐰𝐚𝐲 𝐢 𝐥𝐨𝐯𝐞 𝐲𝐨𝐮
Fanfiction(finished) "Yiren, ayo berjuang! Gue bakal bantuin lo. Lo gak boleh gini aja. Nanti kalo Yaxuan udah deket sama cewek lain, lo juga yang nyesel nanti. Oke?" Kata Junlin lagi sambil menepuk bahu gue. Yaxuan itu cowok yang disukai semua orang. Anaknya...