(finished)
"Yiren, ayo berjuang! Gue bakal bantuin lo. Lo gak boleh gini aja. Nanti kalo Yaxuan udah deket sama cewek lain, lo juga yang nyesel nanti. Oke?" Kata Junlin lagi sambil menepuk bahu gue.
Yaxuan itu cowok yang disukai semua orang. Anaknya...
"Mau kemana, Lin?" Tanya gue ke Junlin yang kelihatan buru-buru mau keluar setelah bel istirahat berbunyi.
"Main bola, tanding sama anak kelas sebelah." Jawabnya sambil melepas jas sekolahnya.
Gue mengangguk tidak peduli, namun setelah itu gue langsung kembali menatap Junlin semangat. "Yaxuan main juga?"
Junlin natap gue sengit, "Iye."
"Asik! Gue nonton ah!" Gue berseru sambil menutup buku catatan gue, memilih berhenti nulis materi di depan dan pergi mengikuti Junlin ke lapangan bola outdoor. Ini pasti seru banget, kapan lagi lihat Yaxuan main bola kaki? Soalnya gue sering lihat Yaxuan main basket bareng Yaowen dan Chengxin Ge, kakak kelas yang menjabat sebagai kapten basket sekolah. Ya mereka deket sih karena Yaxuan dan Yaowen adalah anggota klub basket.
"Beliin gue minum dong, Ren." Kata Junlin saat kami berjalan menuju lapangan outdoor.
"Males ah."
"Ish lu mah parah banget jadi temen! Beli dong, ntar gue kalo kecapekan minumnya apa?" Bujuk Junlin sambil merayu-rayu gue dengan muka diimut-imutin.
"Minum lo kan ada!"
"Males ah, gue kan maunya yang seger-seger."
"Yaudah ntar gue beliin!"
"Oke, makasih, Yirenku!"
Niat gue yang tadinya mau ke lapangan outdoor diurungkan dan gue berganti arah ke kantin. Sedangkan Junlin ke lapangan outdoor. Jangan heran kenapa gue mau-mau aja nurutin si Junlin. Ini juga karena dia banyak berperan membantu gue deketin Yaxuan. Ya walaupun hasilnya masih 10% ya yaudalah gak papa, yang penting ada perkembangan.
Gue membeli dua susu kotak. Yang satu rasa vanila buat Junlin dan satunya lagi rasa stroberi buat gue. Tapi, saat gue mau membayar, tiba-tiba terpikir di otak gue buat ngasih ke Yaxuan. Idenya boleh juga, gue pun mengambil susu kotak lagi rasa cokelat buat Yaxuan. Namun, pas udah bayar, gue mikir lagi.
Gak mungkin kan gue kasih ke Yaxuan langsung?
Itu bukan gue banget, gue baru inget kalo gue adalah orang yang sangat pemalu dan gak berani deketin Yaxuan duluan. Ngajak dia ngomong aja gak berani, apalagi ngasih susu kotak gini? Bukan gue banget.
Tapi, gue teringet sama cara pertama gue yang disarankan Junlin. Yaitu meletakkan surat dan makanan di laci mejanya Yaxuan. Gue tersenyum cerah, karena Yaxuan pasti udah di lapangan, pasti dia gak akan tau gue letakin susu kotaknya di lacinya. Gue langsung berlari ke kelas, dan beruntungnya kelas itu sepi, gak ada orang. Dengan cepat gue memasukkan susu kotak itu di laci Yaxuan dan berlari keluar menuju lapangan outdoor.
Pas sampe lapangan outdoor, gue duduk di barisan paling atas. Di sana sepi, gak banyak anak cewek yang nontonin. Rata-rata yang nonton itu cewek. Mereka duduk di barisan paling bawah biar deket sama lapangan outdoor. Tapi karena gue gak suka keramaian, gue lebih baik menjauh. Toh dari sini gue bisa lihat Yaxuan di sana.
Yaxuan terlihat lincah banget membawa bola, gue baru tau kalo Yaxuan jago banget main bola kaki. Karena seperti yang gue udah bilang, Yaxuan lebih sering main basket.
Setelah beberapa menit gue fokus nontonin Yaxuan, sampai akhirnya gue melihat Yaxuan berhasil membawa bola ke gawang, namun naasnya dia malah menabrak orang lain dan Yaxuan terjatuh. Gue melotot sampai berdiri, menatap Yaxuan panik. Soalnya dia kelihatan kesakitan, dan temen-temennya langsung menghampiri dia.
Terlihat Haoxiang yang menanyakan Yaxuan dengan khawatir, Yaxuan terlihat meringis terus sambil memegang kaki kanannya. Kayaknya dia cedera. Gue melihatnya khawatir dan cemas.
Lalu Yaxuan digendong oleh Yaowen, Haoxiang, dan Zhenyuan ke uks. Permainan bola kaki diberhentikan karena cederanya Yaxuan. Pasti ini hal yang serius.
Gue melihat Junlin yang berjalan ke pinggir lapangan. Gue menghampiri dia dengan buru-buru.
"Junlin! Yaxuan kenapa?!"
Junlin mengacak rambutnya, "Gatau dah, tadi gak sengaja kena kaki si Zhixin. Terus katanya kakinya sakit banget, paling terkilir."
Gue menggigit jari, "Gak parah kan? Lo cek dong!"
"Duh, gue mau ke toilet dulu. Mules nih, lu aja sana. dadah!"
Tanpa menunggu balasan gue, Junlin langsung berlari ninggalin gue. Gue mendengus.
Gue gak mungkin lah ke uks, malu. Apalagi di sana pasti banyak yang lihat Yaxuan. Gue pun memutuskan untuk kembali ke kelas.
-
Jam makan siang pun datang. Gue gak selera makan karena kepikiran Yaxuan mulu. Soalnya setelah insiden dia jatuh, Yaxuan gak balik ke kelas. Haoxiang bilang ke wali kelas kalo Yaxuan izin istirahat di uks karena kakinya sakit.
Gue melihat anak-anak kelas gue tampak semangat ke kantin untuk makan siang. Sampai gue terpikir sesuatu.
Sekarang udah dua jam lebih dari insiden Yaxuan jatuh, gue yakin Yaxuan lagi tidur di uks.
Kenapa gue gak lihat dia aja ya sekarang. Mumpung jam-jam segini sepi, soalnya semuanya pada memburu makan siang di kantin.
Dan pada akhirnya kaki gue beneran melangkah ke uks. Entahlah, mungkin gue bakal lihat Yaxuan diem-diem aja dari luar.
Sesampainya di uks, gue berhenti sebentar. Mengintip isi uks yang ternyata sepi banget. Bahkan dokter uks juga gak ada. Gue masuk ke uks dengan ragu. Soalnya uks kelihatan sepi, tapi gue dapat lihat ada tirai yang terbuka di ujung. Gue melangkah dengan pelan ke sana.
Disana, ada Yaxuan yang berbaring dengan celana kanannya di gulung sampai lutut. Kaki Yaxuan terlihat membiru, disana ada diolesi minyak urut kayaknya. Yaxuan terlihat tertidur, gue melihat matanya memejam dengan tenang. Nafasnya juga teratur. Gue pun mendekatinya dengan pelan agar Yaxuan tidak terbangun.
Gue memandangi kaki Yaxuan yang membiru itu, pasti dia terkilir dan itu sakit banget. Gue menatapnya sedih, kasihan Yaxuan. Abis ini jalannya jadi gak bebas.
"Yiren?"
Gue terlonjak kaget saat mendapati Yaxuan yang ternyata udah bangun dan menatap gue bingung. Gue langsung salah tingkah dan panik karena keciduk lihatin dia.
"Ngapain kesini?" Tanya Yaxuan sambil bangun dari tidurnya, dia duduk sambil bersandar di ranjang uks.
Gue gugup banget, bener-bener gak tau harus jawab apa. Tapi akhirnya gue nemu alibi yang cukup masuk akal, "O-ooh itu... mau ngambil obat pusing hehe, terus gak sengaja liat lo..."
Yaxuan memanggut, "Gak makan siang?"
Gue menggeleng, "E-enggak."
"Kenapa?"
"G-gak laper..."
"Ohh..."
Gue menatap Yaxuan. "Lo mau makan? Mau gue ambil makanan? Biar gue ambil-"
"Eh eh gak usah!" Tolak Yaxuan sambil menahan tangan gue. "Lo disini aja, gue bosen gak ada temen."
Oke, ini antara gue yang beruntung atau sial. Beruntung bisa ngobrol sama Yaxuan berdua atau sial karena jantung gue bakal gak sehat lagi abis ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.