#BdB-6

479 74 8
                                    

"Ape nih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ape nih?"

Calan mengernyitkan dahi ketika Tristan melemparkan sebuah amplop putih panjang di atas meja ruang tengah apartemennya. Oh, Calan baru saja keluar dari kamar mandi ketika Abangnya itu tau-tau sudah ngejogrok di atas sofanya dengan tungkai yang disilangkan seraya bermain ponsel. Dia datang sendiri, membuat Calan terheran-heran karena Tristan berkunjung ke apartemennya tidak dengan Tiffany.

"Buka dong, badan lo masih sehat, kan?" perintah Tristan dengan senyum tengil menghiasi wajahnya. "By the way, cewek lo mane?"

"Cewek gue siapa?!" Calan urung membuka amplop putih tersebut dan malah menjawab pertanyaan Tristan dengan nada keras lengkap dengan kedua bola matanya yang melotot.

"Adisa, elah. Dia kan secara tidak sengaja jadi cewek lo sekarang."

"Terserah," bola mata Calan berotasi. Dia lalu mengambil tempat di sebelah Tristan dengan tangan yang masih sibuk mengambil sesuatu dari dalam amplop. "Ke minimarket bawah, beli apaan tau dah."

Tristan tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, pura-pura paham. Padahal dia tau kalau Calan diberi satu pertanyaan lagi saja, laki-laki itu akan memelototi dan meneriakinya keras.

"Tiket konser lo?" tanya Calan tidak percaya. Dua tiket konser yang terlihat mewah itu sedang dibolak-balik oleh tangannya. "Lo ngapain ngasih ginian ke gue? Nggak guna tau."

Ouch! Begini rasanya ditolak oleh adik sendiri. Pura-pura marah, Tristan memukul punggung Calan dengan kencang membuat Calan mengaduh dan berusaha meraih punggungnya yang terasa panas akibat telapak tangan Tristan yang besar dan lebar.

Calan hendak protes dan memukul Tristan balik ketika pintu apartemennya terbuka. Sosok Adisa berdiri di pintu, dengan tangan yang menenteng sebuah kresek putih dengan logo minimarket yang ia datangi. Tubuh gadis itu kaku, menatap Tristan dengan pandangan ragu. Pasalnya, ini adalah pertama kali mereka bertemu.

Apa yang harus Adisa lakukan sekarang?

"Adisa?" bukan tidak mungkin bagi Tristan untuk tahu kalau Adisa merasa canggung dengan kehadirannya. Maka dari itu, sebisa mungkin laki-laki berusia kepala tiga itu menyapa dengan santai, tak lupa dengan senyum ramah—karena pada dasarnya memang wajah Tristan tidak ada seram-seramnya sama sekali, sih.

"Oh, hai... kak?" tangan kanan Adisa yang tidak memegang apapun terangkat. Kakinya masih diam di tempatnya semula, seakan enggan untuk bergerak barang satu senti pun. "Hng... kayaknya kalian lagi ngobrol, ya? Aku pergi lagi aja dulu supaya kalian nggak keganggu."

"No, it's okay. Gue juga sebenarnya ada perlu sama lo," jawab Tristan sambil mendekati Adisa. Senyum Tristan masih tertahan di wajahnya. Perlahan, Tristan menarik tangan Adisa dan membawa gadis itu ke ruang tengah untuk bergabung dengan Calan yang kini sibuk menatap tangan Tristan di pergelangan tangan Adisa dengan pandangan melotot. "Gue Tristan kalo lo belum tau."

Boulon du Bleu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang