#BdB-1

1.4K 110 6
                                    

CALAN NOVARYA

Hidup menjadi seperti yang orang lain minta itu nggak enak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup menjadi seperti yang orang lain minta itu nggak enak. Lo nggak bisa menjadi diri lo sendiri karena lo sibuk berpura-pura sepanjang lo hidup hanya karena lo nggak mau mengecewakan orang lain. It's good to think others' happiness, tapi jangan sampai lo lupa untuk mencari kebahagiaan untuk diri lo sendiri.

Halah, sok-sokan ngasih saran, padahal gue sendiri masih begini-begini aja.

Selama dua puluh delapan tahun gue hidup, rasanya gue nggak pernah tuh menjalani sesuatu atas dasar kemauan gue sendiri. Mungkin pernah, tapi itu sudah terjadi berbelas-belas tahun yang lalu, dan gue sudah nggak ingat lagi. Bertahun-tahun hidup di bawah kendali Papa sebenarnya membuat gue muak. Tapi lama-kelamaan gue menjadi terbiasa, mungkin karena sudah terjadi dalam kurun waktu yang lama. Bukan terbiasa sih, tapi lebih ke pasrah dan mencoba menerima, walaupun rasanya berat banget.

Kenapa gue nggak pernah bisa dapet kebebasan seperti Abang gue?

Dari kecil, Abang gue sudah senang bermain alat musik. Cita-citanya adalah menjadi seorang gitaris terkenal dan mengadakan tur ke berbagai kota di Indonesia. Gue pikir itu hanya cita-cita asal dari bocah berusia sebelas tahun—waktu itu gue delapan tahun—dan akan berubah seiring dengan berjalannya waktu. Kalian tau lah, waktu SD ingin jadi Dokter, pas SMP mau jadi Astronot, ketika SMA mau jadi apa aja terserah yang penting nggak remed Fisika dan Kimia. Namun, gue salah. Cita-cita Abang nggak pernah berubah, malah semakin hari dia semakin menggebu-gebu dengan keinginannya itu.

Papa jelas menolak cita-cita Abang karena Papa pikir menjadi pemusik itu sama sekali nggak berguna dan hanya membuang-buang waktu. Oh, sebuah alasan yang menurut sudah basi. Waktu itu gue ingat Papa dan Abang bertengkar yang berakhir Papa melayangkan tamparannya pada Abang. Nggak berhenti sampai di situ, Papa juga mengusir Abang dari rumah. Satu hal yang gue kagetkan adalah karena Abang sama sekali nggak keberatan waktu dia diusir. Dia bahkan langsung bergerak cepat mengambil baju-bajunya dan saat itu juga keluar dari rumah.

Awalnya, gue pikir Abang akan menyesal dengan keputusannya itu. Keluar dari rumah berarti berhenti mendapat sokongan materi dari Papa. Tapi ternyata lagi-lagi gue salah. Abang menjadi semakin bertekad untuk meneruskan cita-citanya menjadi gitaris. Dan sekarang, ketika abang berumur tiga puluh satu tahun, dia berhasil menjadi gitaris terkenal yang penggemarnya tersebar se-Indonesia Raya. Abang bahkan dijuluki sebagai 'Gitaris Terpanas' saat ini.

Kenapa gue nggak pernah bisa dapet kebebasan seperti Abang?

"Karena lo nggak mau memperjuangkan apa yang lo suka."

Begitu kata Abang gue beberapa tahun yang lalu. Ketika dia mulai merintis bandnya, sementara gue masih berkutat dan berusaha keras mempelajari bisnis perhotelan milik Papa.

"Karena lo nggak mau berontak."

Gue pikir berontak itu adalah sebuah hal negatif? Apa gue yang terlalu kolot?

Boulon du Bleu [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang