"Anjir! Lo ngapain foto-foto pantat gue, hah?!" - Hanum Metawijaya
-
-
------oOo-----
Semilir angin menerpa sepasang orang yang sedang beromansa di perkebunan teh milik keluarga Adis.
"Aku minta maaf," kata Wira seraya memegang kedua telapak tangan yang putih milik Adis Yustika. "Aku takut nentang Papa. Maafin aku."
Adis menarik kembali tangan-tangannya dari tangan Wira dengan paksa. "Jangan minta maaf. Seenggaknya kamu hindarin orang kayak papa kamu."
Wira menghembuskan napas halus-halus. "Kasian Dirga sama Arga nanti. Aku nggak boleh egois."
"KAMU EGOIS, WIR! KAMU EGOIS! KAMU LEBIH MENTINGIN ADIK-ADIK KAMU KETIMBANG AKU?!"
Mata selegam bulu gagak itu menunduk ke tanah. Tanah yang tandus. Tiada kesempatan yang datang dua kali. Wira menangis.
"Kamu yang egois, Adis."
Wira tidak berani menatap Adis yang juga sudah memerah di kedua matanya. Adis lebih terisak. Dia sakit. Hatinya hancur di kala seseorang yang bisa menjerumuskannya ke dalam kehidupan nyata orang itu, dan kemudian juga lama kelamaan, Adis akan jatuh hati. Adis mencintai Wira, anak dari seorang mafia di desanya.
Hanum melihat-lihat situasinya kanan dan kiri, seperti kucing yang sedang mengincar beberapa ikan yang masih segar di dalam kulkas. Dia hanya sedang sembunyi-sembunyi, takut ada orang yang lihat.
"Kayaknya aman," bisik Hanum sendirian.
Gadis yang dikucir kuda dengan kaos bermotif garis-garis hitam dan putih ini menyipitkan matanya. Masih melihat kanan dan kirinya, berjalan mengendap-endap ke arah pintu kamarnya.
Ckit...
Hanum membuka pintu yang berwarna cokelat tua. Dia menarik napas sepanjang mungkin dan berjalan seperti tidak ada yang harus ditakutkan. Mantap lurus ke depan-
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Dictionary [Completed]
RomanceGenre: Romance/Angst [FOLLOW AUTHOR YA SEBELUM MEMBACA] ────────────────────────────── "Konflik percintaan sepanjang masa." Ketika yang dicari ada di hadapanmu... Sebuah tragedi percintaan sepasang kekasih yang tidak berujung bahagia di akhir cerita...