37. Something Wrong

350 75 17
                                    

"Salah orang kayaknya dah. Orang gua kagak kenal sama lu." - Arlen Ignecio

-
-
-

-----oOo-----

Hanum segera menundukkan kepalanya, menarik napas dan tersenyum lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanum segera menundukkan kepalanya, menarik napas dan tersenyum lagi. Menolak tawaran mamanya Natya. "Saya dianter sama Gibran, Tante... Hehe."

Mamamya Natya atau yang kerap kali disapa 'tante' mengangguk setuju. "Bagus kalo ada yang nganterin. Anak gadis nggak baik malem-malem di luar sendirian. Kamu harus jaga diri. Kalo nggak, nanti digandeng om-om, loh...," ujar mamanya Natya berlebihan.

"Ah Tante, bisa aja. Gibran om-omnya ya, Tan."

Gibran tersedak tehnya sendiri. Hampir saja airnya masuk ke hidung Gibran. Dia batuk sebentar, lalu berdecak kesal. "Emang aku keliatan tua ya, Tan?"

Ibra menyahut. "Emang Hanum sama Gibran selisih berapa tahun? Lima?"

Mamanya Natya terkekeh pelan. Ada-ada saja kelakuan anak muda zaman sekarang.

"Gibran itu umur sama otak nggak sinkron," lirih Ibra. "Mukanya juga tua, sih. Cakepan aku malahan. Aku kan awet muda, gantengnya mirip Justin Bieber."

"Gibran cepetan anterin Hanum ya, si Ibra udah ngantuk kayaknya. Masa belom merem udah mimpi duluan." Mamanya Natya terkekeh lagi, kali ini lebih menggelitik.

"Siap Tante. Saya pulang dulu, ya. Titip salam buat Natya. Kalo gitu, saya pamit dulu." Hanum mencium punggung tangan mamanya Natya, bergantian dengan Gibran di belakang.

Sesudah berpamitan, berbondong-bondong Hanum, Gibran, dan Ibra berjalan keluar, Ibra yang memimpin.

×××

Tanpa pikir panjang, Gibran serius mengantarkan Hanum sampai di depan apartement-nya.

Sebelum pulang, Gibran dan Ibra sempat ada cekcok siapa yang akan mengantar Hanum, Gibran atau Ibra. Ibra bersikukuh mengantar Hanum dengan mobil sedannya, sedangkan Gibran dengan motornya. Pada akhirnya Hanum memilih diboncengi Gibran yang bisa sambil berangin-anginan.

Hanum turun dari motor Gibran, tersenyum tanda terimakasih.

"Dah ya, gue ngantuk. Sampe ketemu di sekolah," ujarnya.

Gibran membalas senyuman manis gadis di hadapannya. "Awas aja kalo besok nyontek PR gue lagi."

"Idih! Geer banget lo! Siapa juga yang nyontek? Orang gue dapet operan dari Ibra, wlee!" Hanum menjulurkan lidahnya lucu.

Memang benar. Setiap pagi—saat bel masuk berbunyi lebih tepatnya, Ibra selalu mencuri tugas sekolahnya Gibran entah yang ada di laci meja atau di dalam tas, yang setelah itu langsung diestafet pada Hanum.

Circle Dictionary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang