"Kamu sayang banget sama aku, ya?" - Ibra Arsadan
-
-
------oOo-----
"Belum tidur?"
Semenjak Wira dan Adis pergi keluar kota dari Bandung dan menetap di Jakarta, mereka mendapat tempat tinggal yang bisa dibilang tidak terlalu layak dihuni. Bentuk luar dari penampilan latar rumahnya saja sangat kumuh dan kotor. Tetapi syukurlah, sekarang sudah bersih dan nyaman ditempati. Mereka sangat berterimakasih pada pria tua yang berbaik hati mengizinkan sepasang ini menghuni rumahnya.
Adis menggeleng-geleng lemah. Tubuhnya kian ringkih karena kelaparan belum makan sejak pagi tadi.
"Aku laper...," lirih Adis.
Wira merasa bersalah karena membiarkan kemauan Adis pergi keluar kota dipenuhi. Sekarang mereka sebatang kara dan tidak memiliki keluarga di sini. Mereka tidak kenal siapa pun yang bisa membantunya, terkecuali kakek tua pemilik rumah.
"Maafin aku, Dis... Kita seharusnya nggak ke sini. Aku takut kamu mati kelaparan karena aku." Wira mengambil tangan Adis, lalu meletakkannya di depan dada. "Aku janji, kita akan pulang."
Adis kagum. Mereka sudah sampai sejauh ini dan Wira masih memikirkan keselamatan Adis. Tentu saja Adis ingin masa-masa hidupnya bahagia sampai ajal menjemput. Sungguh pemikiran dangkal, tetapi Adis menyukai pemikiran yang sempit. Tidak peduli apapun tentang Wira, Adis lebih menyukai kehidupan sekarang dibanding yang lalu. Menurut Adis, kesedihan lika-liku kehidupan bisa mewarnai hari-harinya yang kosong.
"Aku mau berdua aja sama kamu. Maaf, aku egois," ujar Adis tampak lebih semangat mendapat perhatian Wira.
Di balik kaca mobil, Hanum bersandar ke jok mobil dengan perasaan campur aduk. Dari sudut pandang Hanum, Gibran itu penuh teka-teki. Seringaiannya, smirk yang aneh. Hanum bingung, dia bukan orang yang bisa tahu maksud seseorang saat melihat dari mimik wajah.
"Lu kenapa dah? Muka ditekuk mulu. Cantiknya ilang tau rasa ntar," kata Arlen membuyarkan lamunan Hanum. Tangannya berada di setir mobil, sedangkan pandangannya terus ke arah Hanum. Hanum menoleh sekilas pada Arlen, setelah itu kembali menatap jalanan bebas di balik kaca. "Lu kenapa sih, Han? Lu sakit? Gua belom liat kerempongan lu dari tadi, nih. Tumbenan amat diem-dieman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Circle Dictionary [Completed]
RomanceGenre: Romance/Angst [FOLLOW AUTHOR YA SEBELUM MEMBACA] ────────────────────────────── "Konflik percintaan sepanjang masa." Ketika yang dicari ada di hadapanmu... Sebuah tragedi percintaan sepasang kekasih yang tidak berujung bahagia di akhir cerita...