38. Can I Talk To You In Private?

233 31 6
                                    

"Kalo gitu gue bener dong, kita satuin kekuatan buat misahin mereka." - Giffany Faleri

-
-
-

-----oOo-----

"Sorry, atas perlakuan gue ke adek lo waktu lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sorry, atas perlakuan gue ke adek lo waktu lalu." Permintaan maaf Giffa, menyesal.

Arlen tak berkutik barang sejengkal. Mana mungkin dia bisa dengan semudah itu melupakan kejadian yang memengaruhi mental sang adik. Arlen tidak bisa percaya omongan perempuan licik ini.

"Gua kagak butuh."

Giffa menanggapi jawaban Arlen dengan ketawa yang meremehkan. "Gibran saingan yang kuat, jangan salah dulu."

Menatap gadis di hadapannya dengan serius, Arlen memegang masing-masing pundak Giffa kuat. "Eh bocil, dengerin gua nih ya. Lu tuh udah punya banyak kasus, kagak usah macem-macem apalagi nyeret gua segala ke masalah lu. Gua anak polisi, catet noh."

Giffa tak tergoyah, dia tetap pada pendiriannya. Percaya bahwa Arlen senjata yang kuat untuk menghancurkan masalah selanjutnya.

"Nggak apa-apa. Pikirin mateng-mateng deh, ya. Gue permisi," pamit Giffa dengan sopan meninggalkan Arlen seorang diri di sekat-sekat minimarket.

xxx

Keesokan harinya, Arlen berlari menuruni anak tangga apartement-nya dengan tubuh yang gelisah karena terburu-buru, dia berpapasan dan hampir saja bertabrakan dengan tentangganya.

"Kak? Mau ke mana pagi-pagi banget?" tanya Hanum tersenyum ramah pada kakak laki-laki sahabatnya.

Arlen semakin gugup di kala harus menjawab pertanyaan Hanum yang sama sekali tidak sempat dia jawab sekarang juga.

"Gua buru-buru, Han. Duluan ya." Arlen kembali fokus pada anak tangga selanjutnya.

xxx

"Gimana?" tanya gadis yang memakai kacamata hitamnya.

"Tadi gua papasan sama Gibran di depan kamar gua, dan beneran aja, dia nantangin gua," jawab Arlen sambil melempar kaleng soda yang telah diminumnya sedikit, dia emosi dan kehausan.

Giffa mengeluarkan smirk, lantas mengangguk. "Saingan lo berat, kan? Gibran nggak main-main."

"Lu bilang kayak begitu karena lu terobsesi sama dia. Makanya jangan keras jadi cewek."

'Keras' yang Arlen maksud ialah kasar. Giffa terlalu kasar sehingga Gibran muak dan menghindar terus menerus dari dia.

"Lo nya aja yang terlalu baik jadi orang. Udah tau temen lo penghianat."

Circle Dictionary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang