41. After One Day

218 34 2
                                    

"Persis di kamar nomor 47." - Gibran Arsadan

-
-
-

-----oOo-----

Sudah dua hari sejak kejadian itu, sayangnya Arlen gagal karena kehilangan jejak Ibra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari sejak kejadian itu, sayangnya Arlen gagal karena kehilangan jejak Ibra. Saat itu dia tidak fokus, pandangannya hanya tertuju pada Bu Aurin dan Natya, setelah turun dari lift Arlen baru sadar kalau dia dibawa kembali ke lobby. Bodoh sekali.

Sudah terlanjur juga, Hanum pasti tahu yang sebenarnya dari Gibran dan sekarang masalahnya ada di Ibra.

"Kak Arlen tolong ngertiin Natya, ya ... Natya cintanya sama Ibra, bukan Gibran."

Awalnya Arlen khawatir Gibran akan menjadi saingannya untuk mendapatkan cinta Hanum, bagaimana bisa dia melupakan Gibran yang masih memiliki status sebagai kekasih adiknya?

Arlen ada rencana jahat, ini juga demi adiknya.

"Iya. Kakak bakalan bantu kamu deket sama Ibra." Dengan begitu, Arlen hanya perlu menjauhkan Gibran saja karena pesaingnya berkurang satu. Arlen masih punya senjata yaitu Giffa.

"Sekarang kamu turun, jangan lupa sarapan di kantin," sambung Arlen sambil membukakan pintu mobil untuk adiknya, mengantarkan Natya ke sekolah.

Natya mengangguk, terlihat bahagia sekali karena kakaknya sangat baik padanya. Lantas dia mulai turun dan keluar dari mobil sang kakak sambil membenarkan posisi tasnya dan kacamata minusnya yang baru.

Keduanya terus mengobrol, hingga akhirnya hubungan adik dan kakak itu terjalin kembali dengan baik. Meskipun Natya tidak tahu mengapa kakaknya bisa sedekat itu dengan Giffa, kakaknya tidak memberi alasan yang jelas.

Sedikit kecupan pada rambut Natya tanda kakaknya akan meninggalkan sekolah, kemudian ada Giffa yang tiba-tiba menghampiri mobil sedan Arlen, berdiri di samping Arlen.

"Natya!" teriaknya sambil berayun di bahu kiri Arlen, berusaha terlihat akrab pada kakaknya. "Masuk bareng, yuk! Gue baru nyampe nih!"

Arlen yang ditatap sinis dari Natya cukup canggung. Mengapa Giffa bersikap seperti itu padanya? Arlen khawatir Natya semakin bertanya-tanya tentang hubungan mereka yang terbilang cukup akrab.

"Len, adek lo gue ajakin ke kelas masa nggak mau?" kata Giffa cemberut, tatapannya seperti memohon supaya Natya mau ikut padanya.

"Nat-"

Natya berjalan lebih dulu, meninggalkan Giffa yang masih berayun-ayun di bahu Arlen. Tidak peduli Giffa yang merengek atau kesal pada Arlen. Itu bukan urusannya.

"Adek lo sinis banget sama gue!"

"Ngaca. Kesalahan lo kagak satu atau dua kali." Arlen jadi ilfeel, dia masuk ke dalam mobilnya dan bergegas menuju kampus.

Circle Dictionary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang